Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3
Efesus 1:3 mengatakan, “Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan
kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.” Dalam pujian yang tinggi
kepada Allah ini, Paulus tidak berkata, “Terpujilah Allah, bahwasanya untuk
se-lama-lamanya kasih setia-Nya.” Banyak orang muda yang suka menyanyikan
mazmur, khususnya Mazmur 136 yang mengatakan “Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.” Pujian terhadap Allah semacam ini sedikit pun tidak setinggi
yang diucapkan oleh Paulus dalam Efesus 1:3 ini. Walaupun kita sulit memahami
Efesus 1:3, tetapi kita mudah sekali mengerti apa artinya kata bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia Allah, sebab ini cocok dengan konsepsi alamiah kita.
Dalam Efesus 1:3 Paulus berkata,
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.” Jika Yesus Kristus itu
Allah, mengapa Paulus mengatakan Allah (dari) Yesus Kristus? Bagaimana mungkin
Allah menjadi Allah-Nya? Tidak hanya demikian, Paulus juga mengatakan Bapa
(dari) Yesus Kristus. Bagaimana mungkin Allah mempunyai seorang Bapa? Ditinjau
dari Tuhan Yesus Kristus, kita sebagai Anak Manusia, Allah adalah Allah Tuhan
kita Yesus Kristus; ditinjau dari Dia sebagai Anak Allah, Allah adalah Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus. Menurut keinsanian Tuhan, Allah adalah Allah-Nya;
menurut keilahian Tuhan, Allah adalah Bapa-Nya.
Dalam ayat 3 Paulus juga
membicarakan tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Karena Tuhan Yesus Kristus
adalah milik kita, maka hakiki Allah terhadap Dia juga merupakan milik kita. “Tuhan
kita” mengacu kepada ketuhanan (Lordship) Juruselamat kita (Kis. 2:36); Yesus
mengacu kepada Dia sebagai seorang manusia (1 Tim. 2:5); dan Kristus mengacu
kepada Dia sebagai Yang diurapi Allah (Yoh. 20:31).
Adalah mutlak benar jika kita
mengatakan Allah penuh rahmat dan kasih setia-Nya kekal. Memang ini suatu
ungkapan yang indah untuk menyanjung Allah. Namun, ungkapan sedemikian adalah
menurut konsepsi alamiah kita semata. Hari ini kita berada di surga, di dalam
kekekalan, di dalam kehendak hati Allah, dan di dalam tujuan Allah. Karena itu,
kita tidak seharusnya memujimuji Allah menurut konsepsi alamiah kita, melainkan
menurut wahyu-Nya tentang diri-Nya sendiri. Pujian atas kasih setia dan
keagungan Allah itu bertaraf sekolah dasar, sedang pujian dalam Efesus 1:3
bertaraf pasca sarjana. Dalam sidang kita perlu lebih banyak pujian tingkat
tinggi.
Pujian Efesus dalam 1:3 sungguh
dalam dan rahasia, karena mencakup seluruh ekonomi Perjanjian Baru. Di sini
tidak saja ada penciptaan yang dinyatakan oleh sebutan “Allah”, tetapi juga ada
inkarnasi yang ditunjukkan oleh sebutan “Allah Tuhan kita Yesus Kristus”. Wahyu
pertama tentang Allah dalam Alkitab terdapat dalam penciptaan, sebab Alkitab
dimulai dengan kalimat, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Setelah penciptaan ada inkarnasi. Pada suatu hari, Allah Pencipta berinkarnasi
menjadi seorang manusia. Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah
Allah itu, telah menjadi daging (manusia) (Yoh. 1:1, 14). Ketika Allah sendiri
menjadi manusia, maka Allah yang menciptakan segala sesuatu itu menjadi
Allah-Nya. Inilah inkarnasi, bukan hanya keagungan atau kasih setia Allah.
Karena itu, Allah Tuhan kita Yesus Kristus dalam Efesus 1:3 mengacu kepada
inkarnasi; Bapa Tuhan kita Yesus Kristus mengacu kepada penyaluran hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment