Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3
Karena pujian Paulus dalam Efesus
1:3 sulit dimengerti, maka di tempat lain dalam Efesus 1, Paulus berdoa meminta
Allah memberikan roh hikmat dan wahyu. Hari ini kita benar-benar memerlukan roh
yang sedemikian. Kita perlu wahyu untuk melihat, kita pun perlu hikmat untuk
mengerti, menyadari, dan memahami. Namun kebanyakan kita tidak mempunyai wahyu
dan hikmat. Kita hanya mempunyai konsepsi alamiah. Karena itulah kita hanya
bisa memuji, “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Kita tidak
seharusnya memuji sedangkal itu, melainkan perlu memuji-muji Allah menurut
puji-pujian Efesus 1:3 ini. Kita harus memuji Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus, memuji Dia atas penciptaan-Nya, inkarnasi-Nya, dan penyaluran
hayat-Nya.
Apa adanya Allah bagi Kristus
telah ditransmisikan kepada kita. Allah itu milik-Nya, dan Dia milik kita.
Allah itu Allah dan Bapa-Nya, dan Dia adalah Tuhan kita. Nanti akan kita lihat
dalam Efesus 1:22 bahwa Allah memberikan Kristus kepada gereja sebagai Kepala
atas segala sesuatu. Istilah “kepada” yang kecil ini menyiratkan suatu
transmisi, yang menunjukkan bahwa apa yang telah dicapai dan diperoleh Kristus
telah ditransmisikan kepada gereja.
Sebutan “Tuhan kita Yesus Kristus”
mengandung arti yang kaya. “Tuhan” berarti ke-Tuhanan (Lordship) Kristus,
“Yesus” berarti keinsanan-Nya menjadi Penebus dan Juruselamat kita, dan
“Kristus” berarti Dialah yang diurapi Allah. Ini merupakan keterangan lebih
lanjut yang membuktikan bahwa Efesus 1:3 adalah puji-pujian yang top, dan
penyanjungan tertinggi terhadap Allah. Kita semua perlu memuji-muji Allah dalam
aspek-aspek sedemikian: Allah itu Allah yang menciptakan, berinkarnasi, yang
menyalurkan hayat, dan yang mentransmisikan dengan penebusan; sebagai Penebus,
Juruselamat, dan Persona yang diurapi untuk menggenapkan kehendak Allah yang
kekal.
Bila kita hanya mengerti memuji
Allah karena kasih setia-Nya, kita tetap berada dalam kondisi yang kasihan.
Puji-pujian macam itu tidak menunjukkan ada sesuatu dari diri-Nya telah masuk
ke dalam kita. Karena itu, kita perlu nampak bahwa Pencipta, Allah Yesus
Kristus, telah berinkarnasi menjadi manusia, Dia pun Bapa Penyalur hayat yang
menyalurkan diri-Nya sendiri sebagai hayat ke dalam kita, sehingga kita dapat
menjadi anak-anak-Nya. Berdasarkan Yohanes 20:17, setelah kebangkitan-Nya,
Tuhan Yesus memberi tahu Maria Magdalena, “Pergilah kepada saudara-saudara-Ku
dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan
Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Karena Kristus telah menjadi milik kita,
maka segala apa adanya Allah bagi Kristus telah disalurkan ke dalam kita. Hal
ini jauh lebih besar daripada kasih setia. Allah tidak lagi hanya memberikan kasih
setia kepada kita. Dialah Allah dan Bapa kita, dan kita adalah anak-anak- Nya;
bukan hanya makhluk ciptaan-Nya. Kita bukan hanya makhluk ciptaan Allah yang
telah diciptakan, jatuh, dan ditebus, tetapi juga anak-anak-Nya, yang memiliki
hayat dan sifat-Nya dalam batin kita. Jadi, kita bersatu dengan Dia. Oh, semoga
Tuhan mencelikkan mata kita, agar kita nampak hal ini! Kita wajib memuji-muji
Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru. Dalam puji-pujian kita harus terkandung
pikiran inkarnasi, penyaluran hayat, dan transmisi yang surgawi dan rohani.
Kita pun harus merangkum pikiran Kristus sebagai Tuhan, sebagai Kepala, dan
Yesus sebagai Yehova, Juruselamat kita, yang merampungkan penebusan dan
keselamatan bagi kita. Kita pun harus ingat bahwa Kristus adalah Persona yang
diurapi Allah, yang telah menggenapkan kehendak Allah sepenuhnya. Puji-pujian
kita yang tinggi kepada Allah tidak seharusnya alamiahnya, tetapi harus
dipenuhi oleh wahyu tentang setiap aspek yang indah dari ekonomi Perjanjian
Baru Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment