Hitstat

07 September 2012

Galatia - Minggu 21 Jumat


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:15-16


Dalam ketiga pasal pertama Kitab Galatia kita nampak Kristus diwahyukan di dalam kita (1:15-16), Kristus hidup di dalam kita (2:20), dan Kristus dikenakan di atas kita (3:27). Jadi, Kristus adalah isi batin kita dan juga ekspresi lahir kita. Selain itu, kita semua adalah “anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus” (3:26), dan Roh Anak Allah telah diutus ke dalam hati kita (4:6). Terpujilah Tuhan karena kita sekarang adalah anak-anak Allah! Selaku anak-anak Allah kita perlu suatu kehidupan dan perilaku oleh Roh itu untuk mengekspresikan segala pekerti-Nya. Kita juga perlu kehidupan dan perilaku oleh Roh jenis yang lain, yakni kehidupan menurut kaidah atau prinsip tertentu, yang membawa kita kepada sasaran penggenapan kehendak Allah. Jika kita memiliki kehidupan oleh Roh jenis kedua ini, kita akan tidak hanya menjadi anak-anak Allah, tetapi juga menjadi satu ciptaan baru dan Israel milik Allah. Kita perlu memperhidupkan ciptaan baru dan menjadi Israel milik Allah yang baru. Untuk memperhidupkan suatu ciptaan baru dan hidup sebagai Israel Allah, kita perlu memiliki kehidupan jenis kedua. Kita perlu hidup secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip mendasar dari ekonomi Allah.

Menurut 6:15-16, kehidupan oleh Roh jenis kedua sangat erat hubungannya dengan ciptaan baru. Ayat 15 menyatakan, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Ayat 16 selanjutnya membicarakan tentang hidup oleh “patokan ini”. Di sini, patokan adalah kaidah ciptaan baru. Ciptaan baru ini sama dengan Israel milik Allah yang juga disebut dalam ayat 16.

Perbedaan antara ciptaan lama dengan ciptaan baru ialah: dalam ciptaan lama Allah tidak ditambahkan ke dalam manusia, tetapi dalam ciptaan baru Allah telah disalurkan ke dalam umat pilihan-Nya. Tidak peduli bagaimana baiknya Adam sebelum kejatuhan, Allah belum ditambahkan ke dalamnya. Memang Adam itu baik, namun ia tidak memiliki unsur ilahi dalam batinnya. Ia hanya ciptaan lama, yaitu ciptaan yang tanpa unsur Allah.

Kita boleh mengibaratkan ciptaan lama ini seperti segelas air putih dan ciptaan baru seperti segelas air teh. Air teh terbuat dari campuran daun teh dengan air putih. Memang air dalam gelas itu mungkin saja air yang murni, tetapi di dalamnya tidak ada unsur teh. Ini mengilustrasikan fakta bahwa sekalipun ciptaan lama itu murni, di dalamnya tetap tidak ada unsur Allah. Hanya setelah unsur Allah tertambah ke dalam ciptaan-Nya dan berbaur dengannya, barulah ciptaan ini menjadi ciptaan baru. Karena Allah, “teh” surgawi, telah ditambahkan ke dalam kita, maka kita bukan lagi air putih ciptaan lama, melainkan “air teh” ciptaan baru. Boleh dikatakan, kita telah “diubah menjadi teh”. Dengan ungkapan lain, kita boleh mengatakan bahwa kita telah “diubah menjadi Allah”. Allah telah tertambah ke dalam kita untuk berbaur dengan kita dan meresapi kita, dan karenanya menjadikan kita manusia-Allah. Kedambaan Allah bukan hanya memiliki seorang manusia yang baik atau yang murni, kehendak-Nya adalah memiliki seorang manusia-Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 42

No comments: