Hitstat

26 September 2012

Efesus - Minggu 1 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3; 4:13


Sekarang kita perlu melihat penulis Kitab Efesus. Kita tahu penulisnya ialah Rasul Paulus. Efesus 1:1 mengatakan, “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah.” Paulus dijadikan seorang rasul Kristus bukan oleh manusia, tetapi melalui kehendak Allah, sesuai dengan ekonomi Allah. Kedudukan ini memberinya otoritas untuk menjabarkan wahyu tujuan kekal Allah mengenai gereja dalam surat ini. Gereja dibangun di atas wahyu ini (2:20). Paulus sebagai rasul Kristus ditujukan kepada kedudukannya, sedang ia sebagai rasul oleh kehendak Allah ditujukan kepada kekuasaannya. Sebagai seorang rasul yang demikian, Paulus menjadi penulis kitab ini.

Bagian akhir dari Efesus 1:1-2 menerangkan, “Kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Penerima surat ini ialah orang-orang kudus di Efesus. Ini ditujukan kepada posisi mereka. Orang-orang kudus adalah orang-orang yang dijadikan kudus, yang dikuduskan, dipisahkan bagi Allah dari segala sesuatu yang umum.

Para penerimanya juga adalah orang-orang “yang setia” (Tl.) dalam Kristus Yesus. Orang-orang yang setia ialah mereka yang setia dalam iman, yang disebutkan dalam Efesus 4:13, 2 Timotius 4:7 dan Yudas 3. Para penerima ini, orang-orang yang setia dalam Kristus Yesus, tidak saja memiliki kedudukan yang dikuduskan, juga memiliki kehidupan yang setia. Mereka hidup dengan setia dalam iman mereka. Untuk memenuhi syarat dan berkedudukan menjadi penerima surat ini, kita perlu menjadi orang yang sedemikian. Kita harus menjadi orang-orang yang kudus dan menjadi orang-orang yang setia dalam Kristus Yesus. Kita harus mempunyai posisi yang dikuduskan dan kehidupan yang setia.

Anugerah berarti Allah menjadi kenikmatan kita (Yoh. 1:17, 1 Kor. 15:10). Ketika Allah menjadi bagian kita, untuk kita nikmati, itulah anugerah. Jangan mengira anugerah sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada Allah. Anugerah tidak lain ialah Allah yang kita nikmati menjadi bagian kita secara riil.

Damai sejahtera ialah suatu keadaan yang dihasilkan dari anugerah, berasal dari kenikmatan kita terhadap Allah Bapa. Tatkala kita menikmati Allah sebagai anugerah, berarti kita berada dalam suatu keadaan yang penuh perhentian, kepuasan, dan sukacita. Inilah damai sejahtera. Anugerah ialah suatu substansi, sedang damai sejahtera adalah suatu keadaan. Substansi anugerah ialah Allah sendiri, dan keadaan damai sejahtera ialah hasil dari kenikmatan kita terhadap Allah sebagai anugerah. Kita semua dapat bersaksi, ketika kita menikmati Allah sebagai anugerah, kita pun memiliki damai sejahtera. Pada baris pertama kidung No: 378 tercantum, “Hayat dan alangkah teduh (damai).” Hayat adalah anugerah. Ketika kita benar-benar menikmati Kristus sebagai hayat kita, kita pun beroleh bagian dalam anugerah. Kemudian kita akan memiliki damai sejahtera. Alangkah hayat! Alangkah damai! Sekarang kita pun dapat berkata: Alangkah substansi! Alangkah keadaan! Kita memiliki substansi ilahi menjadi kenikmatan kita, dan kita memiliki keadaan surgawi. Inilah damai sejahtera yang kita nikmati.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 1

No comments: