Hitstat

04 September 2012

Galatia - Minggu 21 Selasa


Pembacaan Alkitab: Gal. 2:19-20


Kitab Galatia membahas dua ekonomi Allah. Ekonomi-Nya yang pertama, ekonomi dalam Perjanjian Lama, berhubungan dengan hukum Taurat, mencakup aturan atau hukum-hukum etika kita dan hukum Taurat pemberian Allah. Setelah seseorang dilahirkan kembali, ia masih hidup menurut hukum-hukum etika yang telah ia serap dari kebudayaannya. Sungguh sangat sedikit (itu pun kalau ada) orang yang memperhidupkan Kristus. Sekalipun kita menuntut Tuhan, kita masih saja memperhidupkan hukum-hukum kebudayaan kita, dan dengan demikian dalam pengalaman kita yang sesungguhnya, kita mempertahankan diri kita di dalam ekonomi Allah yang pertama.

Ekonomi Allah yang kedua, yakni ekonomi Perjanjian Baru-Nya sepenuhnya berhubungan dengan Kristus. Sebelum Paulus bertobat dan percaya Tuhan, ia sepenuhnya berada di dalam ekonomi Allah yang pertama. Dalam Galatia 1:14 Paulus memberi tahu kita bahwa di dalam agama Yahudi “aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.” Ia begitu giat untuk agama Yahudi, sehingga ia memutuskan untuk menganiaya semua orang yang hidup dalam ekonomi Allah yang kedua. Karena alasan inilah, ia “tanpa batas menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya” (1:13). Kita semua hafal dengan fakta kisah ketika Paulus berada dalam perjalanan ke Damsyik, Tuhan turun tangan dan mewahyukan diri-Nya kepada Paulus, membuatnya tersungkur di tanah. Paulus mengalami suatu perubahan sejati, suatu peralihan yang riil dari ekonomi Allah yang lama, dari hukum Taurat, kepada ekonomi-Nya yang baru, Kristus. Dalam Galatia 1:15-16, ia mengisahkan peralihan itu, ia memberi tahu kita bahwa Allah berkenan “menyatakan Anak-Nya di dalam aku.”

Apa yang kita nampak dalam Kitab Galatia 1 adalah suatu peralihan ekonomi, suatu perpindahan dari ekonomi yang lama kepada ekonomi yang baru, yaitu ekonomi Perjanjian Lama digantikan oleh ekonomi Perjanjian Baru. Peralihan ini bukanlah satu masalah teori, filsafat, atau kebudayaan, melainkan satu peralihan yang nyata yang berhubungan dengan ekonomi Allah. Dahulu Paulus mutlak hidup untuk ekonomi Perjanjian Lama Allah. Tetapi, setelah Kristus diwahyukan ke dalamnya, ia seluruhnya berada dalam ekonomi Allah yang baru.

Dalam 2:19b-20 Paulus berkata lebih lanjut, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Tl.). Di sini kita nampak bahwa Kristus yang telah diwahyukan ke dalam Paulus sekarang hidup di dalamnya. Keduanya, Kristus dan Paulus, mempunyai satu hayat dan satu kehidupan.

Keesaan hayat dan kehidupan ini dapat diilustrasikan dengan okulasi ranting sebuah pohon ke pohon lain. Pohon itu dan ranting yang telah diokulasikan ke pohon itu bersama-sama menikmati satu hayat dan satu kehidupan. Paulus dan Kristus menempuh kehidupan okulasi yang menakjubkan seperti itu. Yang kita bicarakan di sini bukanlah suatu pergantian hayat, pergantian hayat insani dengan hayat ilahi, melainkan suatu hayat okulasi, okulasi hayat insani ke dalam hayat ilahi. Di dalam hayat okulasi ini kita dan Kristus adalah satu. Alangkah menakjubkan! Tidak ada kata-kata yang memadai untuk menggambarkannya. Hayat okulasi ini adalah hayat dan kehidupan yang sesuai dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 41

No comments: