Pembacaan Alkitab: Gal. 2:19-20
Kitab Galatia membahas dua ekonomi Allah. Ekonomi-Nya yang pertama, ekonomi dalam
Perjanjian Lama, berhubungan dengan hukum Taurat, mencakup aturan atau
hukum-hukum etika kita dan hukum Taurat pemberian Allah. Setelah seseorang
dilahirkan kembali, ia masih hidup menurut hukum-hukum etika yang telah ia
serap dari kebudayaannya. Sungguh sangat sedikit (itu pun kalau ada) orang yang
memperhidupkan Kristus. Sekalipun kita menuntut Tuhan, kita masih saja
memperhidupkan hukum-hukum kebudayaan kita, dan dengan demikian dalam
pengalaman kita yang sesungguhnya, kita mempertahankan diri kita di dalam
ekonomi Allah yang pertama.
Ekonomi Allah yang kedua, yakni ekonomi Perjanjian Baru-Nya
sepenuhnya berhubungan dengan Kristus. Sebelum Paulus bertobat dan percaya
Tuhan, ia sepenuhnya berada di dalam ekonomi Allah yang pertama. Dalam Galatia
1:14 Paulus memberi tahu kita bahwa di dalam agama Yahudi “aku jauh lebih
maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang
yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.” Ia begitu giat
untuk agama Yahudi, sehingga ia memutuskan untuk menganiaya semua orang yang
hidup dalam ekonomi Allah yang kedua. Karena alasan inilah, ia “tanpa batas
menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya” (1:13). Kita semua
hafal dengan fakta kisah ketika Paulus berada dalam perjalanan ke Damsyik,
Tuhan turun tangan dan mewahyukan diri-Nya kepada Paulus, membuatnya tersungkur
di tanah. Paulus mengalami suatu perubahan sejati, suatu peralihan yang riil
dari ekonomi Allah yang lama, dari hukum Taurat, kepada ekonomi-Nya yang baru, Kristus. Dalam
Galatia 1:15-16, ia mengisahkan peralihan itu, ia memberi tahu kita bahwa Allah
berkenan “menyatakan Anak-Nya di dalam aku.”
Apa yang kita nampak dalam Kitab Galatia 1 adalah suatu
peralihan ekonomi, suatu perpindahan dari ekonomi yang lama kepada ekonomi yang
baru, yaitu ekonomi Perjanjian Lama digantikan oleh ekonomi Perjanjian Baru.
Peralihan ini bukanlah satu masalah teori, filsafat, atau kebudayaan, melainkan
satu peralihan yang nyata yang berhubungan dengan ekonomi Allah. Dahulu Paulus
mutlak hidup untuk ekonomi Perjanjian Lama Allah. Tetapi,
setelah Kristus diwahyukan ke dalamnya, ia seluruhnya berada dalam ekonomi
Allah yang baru.
Dalam 2:19b-20 Paulus berkata lebih lanjut, “Aku telah
disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi
sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Tl.). Di sini kita
nampak bahwa Kristus yang telah diwahyukan ke dalam Paulus sekarang hidup di
dalamnya. Keduanya, Kristus dan Paulus, mempunyai satu hayat dan satu
kehidupan.
Keesaan hayat dan kehidupan ini dapat diilustrasikan dengan
okulasi ranting sebuah pohon ke pohon lain. Pohon itu dan ranting yang telah
diokulasikan ke pohon itu bersama-sama menikmati satu hayat dan satu kehidupan. Paulus dan
Kristus menempuh kehidupan okulasi yang menakjubkan seperti itu. Yang kita
bicarakan di sini bukanlah suatu pergantian hayat, pergantian hayat insani
dengan hayat ilahi, melainkan suatu hayat okulasi, okulasi hayat insani ke
dalam hayat ilahi. Di dalam hayat okulasi ini kita dan Kristus adalah satu.
Alangkah menakjubkan! Tidak ada kata-kata yang memadai untuk menggambarkannya.
Hayat okulasi ini adalah hayat dan kehidupan yang sesuai dengan ekonomi
Perjanjian Baru Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 41
No comments:
Post a Comment