Hitstat

31 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Why. 22:17


Kita tahu dari Kitab Filipi bahwa Paulus ingin ditemukan di dalam Kristus. Dalam Filipi 3:9 Paulus mengumumkan, "Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan." Menurut ayat ini, Kristus yang di dalam-Nya Paulus ingin ditemukan adalah kebenaran Allah. Paulus ingin ditemukan di dalam Kristus, bukan dengan kebenarannya sendiri, melainkan dengan memiliki Kristus sebagai kebenaran Allah.

Sasaran ministri dari perjanjian yang baru ini tidak lain meministrikan Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang di dalam dan sebagai kebenaran yang hidup yang di luar. Sekalipun pengalaman kita mungkin agak terbatas, saya percaya bahwa di dalam pemulihan Tuhan, Roh itu dan kebenaran yang hidup ini sedikitnya dalam skala yang kecil telah diministrikan kepada kita melalui ministri dari perjanjian yang baru.

Sebelum saya masuk ke dalam kehidupan gereja, saya sering meministrikan perkara-perkara seperti sepuluh tanduk, sepuluh jari kaki, dan tujuh puluh minggu. Saya sepenuhnya diduduki oleh perkara-perkara itu. Boleh dikatakan, saya mabuk secara rohani. Saya benar-benar perlu "sadar kembali demi kebenaran", seperti yang dipesankan oleh Paulus kepada orang-orang Korintus dalam 1 Korintus 15:34. Dulu, ketika saya bertemu dengan orang Kristen lainnya, saya akan bertanya kepada mereka apakah mereka tahu apa yang diajarkan Alkitab mengenai tujuh puluh minggu. Jika mereka tidak tahu hal itu, saya akan memegang kesempatan itu untuk menjelaskannya kepada mereka. Saya juga mengatakan sejumlah hal tentang keterangkatan. Tetapi terima kasih kepada Tuhan, pada suatu hari saya sadar demi kebenaran dari kemabukan saya, dari keadaan saya yang terbius. Saya tidak lagi menekankan hal-hal seperti sepuluh tanduk, tujuh puluh minggu, dan metode baptisan, melainkan saya mulai hanya memperhatikan Kristus dengan gereja. Sekarang kamus Alkitab saya hanya terdiri atas satu kata, "Kristus". Selain kata yang unik ini, ada satu catatan kaki yang berbunyi "dan gereja". Karena itu kamus Alkitab saya adalah kamus Kristus dan gereja. Saya dapat bersaksi bahwa selama saya berada di Amerika Serikat, saya tidak mengajarkan sesuatu selain Kristus dan gereja. Inilah ministri Perjanjian Baru.

Ministri dari perjanjian yang baru adalah ministri Kristus. Sebaliknya, ministri perjanjian yang lama adalah ministri hukum Taurat. Imam-imam, raja-raja, dan nabi-nabi semuanya meministrikan hukum Taurat kepada umat Allah. Karena hukum Taurat itu membunuh, maka ministrinya adalah ministri kematian. Selain itu, ministrinya juga adalah ministri penghukuman, karena yang mati juga dihukum. Jadi, ministri perjanjian lama yang unik ini adalah ministri kematian dan penghukuman. Tetapi hari ini juga ada satu ministri yang unik, yaitu ministri dari perjanjian yang baru. Ministri ini adalah ministri Roh itu dan kebenaran. Penting sekali kita semua nampak hal ini. Ministri kita tidak difokuskan kepada hal-hal seperti baptisan atau bahasa lidah. Ministri kita, yaitu ministri dari perjanjian yang baru, meministrikan satu hal, satu perkara, dan satu Persona, yaitu Kristus yang almuhit sebagai Roh pemberi-hayat menjadi suplai hayat yang di dalam dan menjadi kebenaran yang di luar. Ketika Kristus hidup di dalam kita, Dia adalah hayat dan suplai hayat kita; ketika kita memperhidupkan Kristus, Dia menjadi kebenaran kita. Dia dijadikan dosa bagi kita, dan sekarang kita menjadi kebenaran Allah di dalam Dia. Inilah ministri dari perjanjian yang baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 28

30 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:8-9, 18; Kol. 3:10


Kristus, Penebus mustika kita, sekarang tinggal di dalam kita sebagai Roh pemberi-hayat untuk menjadi hayat dan suplai hayat kita. Sekarang kita memiliki satu motivasi dan suplai yang ajaib di dalam kita. Sebagai Roh itu, Kristus menyuplai kita, memotivasi kita, dan bahkan memimpin kita sepanjang hari. Jika kita hidup oleh Dia dan memperhidupkan Dia, kehidupan kita akan menjadi kebenaran yang sejati. Kebenaran ini adalah gambar Allah yang hidup, ekspresi Allah yang hidup. Inilah sebabnya kita mengatakan bahwa Roh itu sebagai hayat di dalam kita dan kebenaran adalah ekspresi di luar kita.

Tujuan ministri dari perjanjian yang baru adalah meministrikan Roh pemberi-hayat dan kebenaran ke dalam kaum saleh. Roh dan kebenaran itu sebenarnya adalah Kristus sendiri. Kristus yang hidup di dalam kita adalah Roh pemberi-hayat, dan Kristus yang diekspresikan melalui kita adalah kebenaran sebagai gambar Allah. Betapa ajaib!

Bagaimana kita dapat memiliki gambar ini? Bagaimana kita dapat memiliki satu kebenaran yang hidup yang adalah gambar Tuhan? Kita dapat memiliki gambar ini, kebenaran ini, hanya oleh Roh itu. Menurut ayat 18, kita ditransformasi menjadi serupa dengan gambar Tuhan dari kemuliaan ke kemuliaan, bahkan seperti dari Tuhan Roh. Ini berarti sumber dan substansi dari gambar ini, kebenaran ini adalah Roh itu. Roh itu di dalam kita adalah faktor yang menghasilkan gambar Allah (kebenaran Allah sebagai ekspresi-Nya).

Pemahaman terhadap kebenaran sebagai gambar Allah ini ditegaskan oleh Efesus 4:24 dan Kolose 3:10. Efesus 4:24 mengatakan, "Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." Di sini Paulus membicarakan tentang kebenaran dalam hubungannya dengan manusia baru. Dalam Kolose 3:10 ia berkata, "Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya." Jika kita menjajarkan ayat-ayat ini, kita akan nampak bahwa manusia baru diciptakan di dalam gambar Allah dan bahwa pada gambar ini ada kebenaran. Oleh ayat-ayat ini kita nampak bahwa kebenaran yang hidup ini adalah gambar Allah, ekspresi Allah. Gambar ini, ekspresi ini, adalah Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang diperhidupkan dari kita.

Tahukah Anda apakah ministri dari perjanjian yang baru ini? Apakah ministri ini mengajar orang lain untuk berbahasa lidah atau menyuruh mereka untuk dibaptis dengan cara tertentu? Tidak, di dalam setiap aspek dan di dalam setiap hal, ministri dari perjanjian yang baru ini menyalurkan Kristus sebagai Roh pemberi-hayat ke dalam kita. Roh pemberi-hayat ini kemudian menjadi suplai yang limpah lengkap di dalam kita. Secara bersamaan, ministri dari perjanjian yang baru ini menyajikan Kristus kepada kita sebagai kebenaran, sebagai gambar Allah yang hidup untuk menjadi ekspresi-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 28

29 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Kamis

Pembacaan Alkitab: Kel. 25:16; 38:21


Kita memerlukan definisi yang tepat tentang kebenaran. Orang-orang yang tidak percaya, tentunya tidak mengenal kebenaran dalam Alkitab. Tetapi banyak orang beriman di dalam Kristus juga tidak memiliki pemahaman yang penuh tentang makna kebenaran. Tegasnya, dalam Alkitab kebenaran mengacu kepada ekspresi gambar Allah. Ini berarti, menurut Alkitab, kebenaran adalah Allah diekspresikan.

Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa kebenaran dalam Alkitab adalah ekspresi Allah? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu nampak bahwa dalam firman Tuhan, kebenaran pertama-tama ditujukan kepada menggenapkan hukum Taurat. Jika kita memelihara hukum Taurat dan menggenapkannya, kita adalah benar; kita memiliki kebenaran. Tetapi jika kita melanggar hukum Taurat, atau jika kita bersalah kepada orang lain dengan melanggar hukum Taurat, kita tidak benar; kita tidak memiliki kebenaran. Jadi, makna yang pertama dari kebenaran dalam Alkitab adalah menggenapkan hukum Taurat.

Hukum Taurat menekankan Sepuluh Perintah. Tetapi apakah makna dari Sepuluh Perintah itu? Perjanjian Lama dengan jelas menunjukkan bahwa Sepuluh Perintah itu adalah kesaksian Allah. Tabut perjanjian disebut tabut kesaksian (Kel. 25:16), dan kemah, disebut kemah kesaksian (Kel. 38:21). Kesaksian di sini mengacu kepada hukum Taurat. Karena itu, hukum Taurat adalah kesaksian Allah.

Jika Anda mempelajari Sepuluh Perintah, Anda akan melihat bahwa Allah kita adalah kudus, Dia tidak umum. Dia itu terpisah, berbeda dengan segala sesuatu di luar diri-Nya. Karena itu salah satu dari perintah-perintah itu menyatakan bahwa kita hanya boleh memiliki satu Allah dan tidak boleh membuat patung-patung atau menyembah berhala. Selain itu, kita tidak boleh menyebut nama Tuhan dengan sia-sia, dan kita harus mengenal bahwa hari Sabat adalah hari peringatan terhadap Allah sebagai Pencipta satu-satunya.

Jika kita memelihara Sepuluh Perintah, kita memiliki kebenaran. Kebenaran ini adalah ekspresi Allah, yaitu gambar Allah. Karena itu, menurut makna yang alkitabiah, kebenaran adalah memelihara hukum Taurat untuk menampilkan gambar Allah, ekspresi Allah, kepada orang lain. Dengan demikian kita tahu Allah yang bagaimanakah yang kita sembah. Jika kita benar, penuh dengan kebenaran, kebenaran ini menjadilah ekspresi Allah yang kita sembah dan yang kita layani.

Misalnya seseorang mengaku bahwa dirinya milik Allah, juga mengatakan bahwa ia menyembah Allah dan melayani Allah. Namun, orang ini mencuri, berdusta, dan tamak. Ini akan membuat orang lain mengatakan bahwa mereka tidak mungkin mau percaya kepada Allah orang itu. Orang yang demikian akan memberikan kesan yang salah tentang Allah kepada orang lain. Tetapi jika kita yang menyembah Allah, melayani Allah, dan menyatakan bahwa kita milik Allah, menempuh satu kehidupan yang kudus, terpisah bagi Allah, menempuh satu kehidupan yang benar dan penuh kasih dan terang, bersimpati kepada orang lain; kita menghormati orang tua kita, tidak mencuri, tidak menjadi saksi dusta, dan tidak tamak. Dengan kata lain, kita melayani Allah, menyembah Allah, dan juga benar. Hasilnya, kita memiliki ekspresi, gambar Allah. Maka orang lain akan nampak bahwa Allah kita benar-benar Allah yang sejati. Mereka akan mau menerima Allah ini sebagai Allah mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 28

28 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:34


Jika kita tidak memiliki ministri dari perjanjian yang baru, kita tidak akan memiliki Roh itu dan tidak akan memiliki kebenaran. Sebelum Anda masuk ke dalam kehidupan gereja dan menerima ministri dalam pemulihan Tuhan, berapa banyak Anda mengalami Roh itu sebagai suplai hayat di dalam Anda? Tentunya, sebagai orang yang telah diselamatkan, Anda memiliki Roh itu yang berhuni di dalam Anda. Tetapi Anda mungkin tidak terlalu menyadari bahwa Roh itu hidup, aktif, riil, dan sejati di dalam Anda. Banyak dari antara kita yang dapat bersaksi bahwa setelah masuk ke dalam kehidupan gereja, kita mulai menyadari bahwa ada sesuatu di dalam kita yang hidup, riil, dan sejati. Ini adalah Roh itu di dalam kita yang bekerja dan membuat kita penuh dengan sukacita, damai sejahtera, dan perhentian. Ini adalah Roh hayat yang diministrikan ke dalam kita sebagai suplai hayat oleh ministri di dalam pemulihan Tuhan.

Karena saya menerima suplai dari Roh pemberi-hayat di dalam sidang-sidang gereja, saya jarang sekali melewatkan sidang-sidang. Kedambaan saya satu-satunya adalah berada di dalam sidang itu dan menerima suplai. Selama sidang itu, saya diinfus dan dijenuhi dengan Roh itu. Setelah itu, kelihatannya segala sesuatu adalah emas dan bahwa di dalam saya pohon hayat sedang bertumbuh dan sungai hayat sedang mengalir. Meskipun tidak ada berita dan bahkan tidak ada perkataan dorongan, tetapi Roh pemberi-hayat itu diministrikan ke dalam diri saya. Banyak di antara kita yang dapat bersaksi tentang pengalaman semacam ini.

Hasil dari mengalami Roh itu yang hidup dan bekerja di dalam kita ini, kita menjadi benar. Dengan spontan batin kita menjadi transparan, jernih seperti kristal, dan kita dapat mengenal hati Allah. Dengan segera, tanpa harus giat berusaha, kita dapat mengenal pikiran Tuhan dan memiliki pemahaman yang jelas terhadap kehendak dan pekerjaan-Nya. Kemudian apa yang kita lakukan akan menurut pikiran dan kehendak Tuhan. Inilah kebenaran.

Banyak orang Kristen memiliki konsepsi bahwa bila kita melakukan sesuatu yang salah, maka kita tidak benar terhadap Allah. Konsepsi terhadap kebenaran semacam ini terlalu dangkal. Sekalipun kita tidak melakukan sesuatu yang salah, kita mungkin tetap tidak benar terhadap Allah, karena diri kita tidak berada di dalam pikiran dan kehendak Tuhan. Selama kita tidak melakukan kehendak Allah, maka kita tidak benar. Malahan kita menghamburkan hidup kita dan menghamburkan segala sesuatu yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Jika Anda diinfus dan dijenuhi oleh Roh pemberi-hayat, batin Anda akan menjadi transparan. Kemudian Anda akan tahu apakah pikiran Tuhan. Anda juga akan mengerti apakah kehendak Tuhan. Dengan spontan, Anda akan berada di dalam kehendak-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Hasilnya, Anda menjadi benar terhadap Dia. Selain itu, Anda akan menyadari bagaimana seharusnya Anda berperilaku terhadap orang lain dan bagaimana seharusnya Anda menanggulangi harta benda Anda. Anda akan menjadi seorang yang benar, seorang yang benar di dalam hal yang kecil dan juga di dalam hal yang besar, seorang yang benar terhadap Allah, terhadap orang lain, dan terhadap diri sendiri. Ini adalah seorang yang mengekspresikan Allah, karena kebenarannya adalah gambar Allah, yaitu Allah yang diekspresikan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 27

27 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:6, 8-9


Ada orang Kristen yang memandang ministri Roh itu terutama sebagai ministri Roh kekuatan. Mereka berharap ketika mereka berbicara dalam kekuatan Roh itu, akan ada sejumlah besar orang yang didapatkan bagi Tuhan. Tetapi ministri Roh itu dalam 2 Korintus 3 ini adalah ministri Roh itu sebagai hayat dan suplai hayat. Dasar saya dalam mengatakan hal ini ada dalam ayat 6, di mana Paulus mengatakan bahwa Allah "membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan." Di sini Paulus tidak mengatakan bahwa Roh itu memberi kekuatan, mengadakan mujizat-mujizat, atau membagikan karunia-karunia. Ia mengatakan bahwa Roh itu memberi hayat. Di tempat lainnya dalam pasal ini Roh itu juga berhubungan dengan hayat, bukan dengan kekuatan, karunia-karunia, atau mujizat-mujizat.

Dalam 2 Korintus Paulus tidak membicarakan tentang karunia-karunia atau mujizat-mujizat, melainkan ia mengatakan bahwa Roh itu memberi hayat. Misalnya, dalam 1 Korintus Paulus menyinggung tentang berbahasa lidah, dengan maksud untuk membatasi praktek ini di dalam sidang-sidang gereja. Tetapi dalam 2 Korintus ia tidak mengatakan tentang berbahasa lidah. Penekanan dalam kitab ini adalah tentang Roh itu sebagai suplai hayat. Ministri dari perjanjian yang baru adalah perkara Roh itu sebagai suplai secara batiniah dan perkara kebenaran sebagai ekspresi Allah secara lahiriah.

Dalam 2 Korintus 3:8 Paulus menyinggung tentang ministri Roh, dan dalam ayat 9 menyinggung tentang ministri kebenaran. Kita mungkin memahami apa ministri Roh itu, tetapi apa ministri kebenaran itu? Tahukah Anda apakah yang dimaksud Paulus dengan hal ini? Bertahun-tahun, saya tidak dapat memahami apa yang dimaksud Paulus dengan ministri kebenaran. Saya mengira ministri kebenaran yang dimaksudkannya adalah ministri pembenaran, karena dalam pasal ini kelihatannya ada satu perbandingan antara penghukuman dengan pembenaran, yang adalah lawan dari penghukuman. Tetapi di sini Paulus membicarakan tentang kebenaran, bukan pembenaran. Jika ia mengatakan bahwa ministri dari perjanjian yang baru adalah ministri pembenaran, kita akan mudah memahami maksudnya. Kita akan segera melihat bahwa ministri hukum Taurat adalah menghukum: yaitu ministri penghukuman. Tetapi ministri dari perjanjian yang baru adalah membenarkan orang: ini adalah ministri pembenaran. Karena dalam 2 Korintus 3 Paulus mengatakan bahwa ministri dari perjanjian yang baru adalah ministri kebenaran, bukan ministri pembenaran, maka kita harus berusaha memahami maksudnya. Sungguh bermakna bahwa ministri dari perjanjian yang baru adalah ministri Roh dan kebenaran.

Jika kita ingin memahami apa ministri kebenaran itu, terlebih dulu kita harus mempunyai pemahaman yang tepat tentang kebenaran ini. Kebenaran adalah perkara yang benar. Ketika Roh itu dengan riil dan sejati hidup, bergerak, dan bertindak di dalam kita, secara otomatis kita akan benar terhadap Allah, terhadap orang lain, dan terhadap diri kita sendiri. Pemahaman terhadap kebenaran ini tepat, tetapi masih kurang. Karena itu, kita harus maju lagi untuk melihat lebih jauh mengenai kebenaran.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 27

26 December 2011

2 Korintus - Minggu 14 Senin

Pembacaan Alkitab: Kis. 1:17


Dalam Perjanjian Baru ada satu ministri yang unik. Kedua belas rasul menerima ministri yang unik ini. Setelah Yudas mengkhianati Tuhan dan bunuh diri, Petrus berdiri dan mengatakan bahwa Yudas termasuk salah seorang dari mereka dan "mengambil bagian dalam pelayanan (ministri) ini" (Kis. 1:17). Kemudian mereka berdoa supaya Tuhan menunjukkan siapa yang Dia pilih "untuk menerima jabatan pelayanan dan kerasulan" (ayat 25). Ini menunjukkan bahwa rasul-rasul hanya memiliki satu ministri. Ini bukan berarti Petrus memiliki satu ministri, Yohanes memiliki ministri lainnya, dan Yakobus juga memiliki ministri lainnya. Jika demikian, maka kedua belas Rasul itu akan memiliki dua belas ministri yang berbeda-beda. Tidak, mereka memiliki satu ministri, yaitu ministri yang unik itu. Pada akhirnya, lebih banyak rasul dibangkitkan oleh Tuhan. Yang terutama dari antara mereka adalah Paulus. Paulus dan sekerja-sekerjanya juga memiliki ministri yang sama, yaitu ministri perjanjian baru yang unik. Karena itu, dalam Perjanjian Baru ada banyak rasul, tetapi hanya ada satu ministri. Ministri dari perjanjian yang baru ini adalah ministri Roh itu dan kebenaran.

Sepanjang abad ini hanya ada dua ministri: ministri dari perjanjian yang lama dan ministri dari perjanjian yang baru. Namun, di antara orang-orang Kristen pada hari ini ada banyak ministri yang berbeda-beda. Alasan orang-orang Kristen terpecah-belah menjadi kelompok-kelompok dan denominasi-denominasi adalah karena mereka telah menciptakan berbagai macam ministri. Setiap denominasi memiliki ministrinya sendiri. Episkopalian memiliki ministri Episkopalian; Metodis memiliki ministri Metodis; Baptis, Presbiterian, dan Pentakosta memiliki ministri mereka masing-masing.

Dalam ministri yang bagaimanakah kita? Khususnya, ministri apakah yang Anda miliki? Sesungguhnya tidak ada seorang pun dari antara kita yang mengatakan bahwa kita berada di dalam ministri perjanjian yang lama yang memimpin kepada kematian dan penghukuman. Apakah Anda berada dalam ministri Katholik? Atau gereja ortodoks? Atau salah satu dari denominasi Protestan?

Sewaktu kita mengatakan bahwa ministri dari perjanjian yang baru ini unik, bukan berarti ministri ini adalah ministri dari satu orang saja. Misalnya, menuduh saya dengan mengatakan bahwa ministri yang unik pada hari ini adalah ministri Witness Lee, itu merupakan satu fitnah. Kita tidak berkata demikian dan kita tidak bermaksud demikian. Yang kita sebut ministri yang unik ini ialah ministri dari perjanjian yang baru, adalah ministri Roh itu dan kebenaran. Siapa saja yang meministrikan Roh itu dan kebenaran kepada orang lain adalah orang yang berada di dalam ministri yang unik ini, tidak peduli siapa dia. Petrus, Yohanes, Yakobus, Paulus, Timotius, Titus, Apolos -- mereka semua memiliki satu ministri ini. Minister-ministernya banyak, tetapi ministrinya adalah unik. Selama Anda meministrikan Roh itu dan kebenaran kepada orang lain, Anda berada di dalam ministri yang unik ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 27

24 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Why. 22:17


Apa salahnya mengatakan bahwa hari ini Allah adalah Allah yang telah melalui proses, bahwa Dia bukan lagi Allah yang belum melalui proses, Allah yang "mentah"? Jika Anda menangkap ikan dan membawanya ke rumah, ikan itu masih mentah. Tetapi setelah Anda memasaknya dan menyajikannya di atas meja makan untuk santapan, ikan itu bukan lagi ikan mentah. Sekarang ikan itu adalah ikan yang telah melalui proses. Allah kita tidak mentah lagi. Dalam Kejadian 1 Dia adalah Allah yang mentah. Sebenarnya, di seluruh Perjanjian Lama, Dia itu mentah. Dia belum "dimasak". Dia belum diproses melalui inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan.

Inkarnasi Kristus adalah bagian dari proses-Nya. Keterkandungan-Nya di dalam rahim Maria dan kelahiran-Nya di Betlehem adalah aspek-aspek dari proses ini. Tuhan Yesus dikandung di dalam rahim seorang dara selama sembilan bulan. Ini adalah satu proses. Kemudian Dia hidup di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun. Ketika Dia disalib, Dia berada di atas salib selama enam jam. Kemudian Dia dikubur selama tiga hari. Bukankah semuanya ini merupakan satu proses? Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan Tuhan hanyalah satu prosedur, bukan satu proses. Menurut pemahaman ini, inkarnasi adalah satu prosedur yang olehnya Allah menjadi seorang manusia, dan penyaliban adalah satu prosedur yang olehnya Penebus kita mati karena dosa-dosa kita. Tetapi sekalipun Anda mengubah kata proses menjadi prosedur, fakta-faktanya tetap sama. Lagi pula, jika Anda menyebutnya prosedur, itu sebenarnya adalah satu proses.

Dalam Perjanjian Baru Roh itu menunjukkan Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Sebenarnya Roh itu adalah ekspresi akhir dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Kita telah melihat bahwa Wahyu 22:17 mengatakan, "Roh dan pengantin perempuan itu berkata, 'marilah!'" Dalam bahasa manusia tidak ada ungkapan yang lebih besar daripada hal ini. Roh itu adalah ekspresi akhir dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses, dan pengantin perempuan adalah ekspresi akhir dari manusia tripartit yang telah ditransformasi. Pada saat Wahyu 22:17, Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan manusia tripartit yang telah ditransformasi akan menikah dan menjadi satu pasangan universal. Ini berarti Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan manusia tripartit yang telah ditransformasi itu akan menjadi satu. Pernikahan yang luar biasa! Itu akan menjadi pernikahan yang paling besar di alam semesta ini, dan kita semua diundang untuk mengambil bagian di dalamnya.

Roh itu sebagai Allah Tritunggal yang telah melalui proses adalah esens yang dituliskan ke dalam diri kita. Karena esens ini telah dituliskan ke dalam kita, kita tidak akan tetap sama. Transformasi sedang terjadi di dalam kita. Mungkin sewaktu Anda membaca berita ini pun, sesuatu yang berasal dari esens ilahi telah dituliskan ke dalam Anda. Anda mungkin tidak ingat butir-butir penting dari berita ini, tetapi apa yang telah dituliskan ke dalam Anda dari esens ilahi itu tidak akan pernah terhapus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 26

23 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Jumat

Pembacaan Alkitab: Why. 22:17


Ministri kita di dalam gereja-gereja lokal haruslah merupakan ministri penulisan. Ministri kita tidak seharusnya hanya pengajaran belaka. Jika kita hanya mengajar orang lain, esens ilahi tidak akan dapat dituliskan ke dalam mereka. Pengajaran tidak memerlukan esens apa pun; namun, penulisan benar-benar memerlukan satu esens, sama seperti menulis dengan pena itu memerlukan tinta. Jika Anda berusaha menulis dengan pena yang kosong, tidak mungkin ada kata-kata di atas kertas. Untuk menulis, kita harus mempunyai tinta sebagai esens penulisan. Demikian, semakin kita menulis, semakin banyak kata-kata yang dituliskan di atas kertas itu. Demikian juga, kita harus memiliki esens ilahi untuk menuliskannya ke dalam kaum saleh.

Ministri penulisan ini unik, dan esens yang dipakai untuk penulisan ini juga unik. Petrus tidak melakukan semacam penulisan dengan semacam esens, dan Paulus melaksanakan penulisan lainnya dengan esens yang berbeda. Tidak, para rasul tidak terpecah belah; di antara mereka juga tidak ada perpecahan. Sebaliknya, mereka semua mempraktekkan penulisan yang sama dengan esens yang sama. Namun, para pengkhotbah hari ini mempunyai penulisan yang berbeda-beda, dan pengajaran yang berbeda-beda. Hasilnya, semakin mereka mengajar dan memberitakan, semakin banyak perpecahan yang timbul. Karena itu, penulisan yang unik ini harus dengan esens yang unik.

Esens unik apakah yang perlu dituliskan ke dalam kaum saleh? Esens yang unik ini adalah Allah Tritunggal sebagai Roh itu. Istilah "Roh itu" seperti yang dipakai dalam Perjanjian Baru sangat bermakna. Roh itu menekankan Allah Tritunggal yang telah melalui proses untuk menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit.

Dalam Kejadian 1:2 kita membaca tentang Roh Allah. Di tempat lainnya, Perjanjian Lama membicarakan tentang Roh Yehova (TUHAN). Dalam Perjanjian Baru dipakai istilah Roh Kudus. Kemudian dalam Kisah Para Rasul 16:7 kita membaca tentang Roh Yesus; di dalam Roma 8:9, tentang Roh Kristus; dan dalam Filipi 1:19, tentang Roh Yesus Kristus. Dalam Roma 8 kita diperintah untuk berjalan di dalam Roh itu. Dalam Perjanjian Baru penekanannya bukanlah pada berjalan di dalam Roh Kudus atau di dalam Roh Allah; penekanannya adalah pada berjalan di dalam Roh itu. Akhirnya, pada akhir Alkitab, yaitu dalam Wahyu 22:17, kita membaca tentang Roh itu dan pengantin perempuan. Jadi, Alkitab berakhir bukan dengan perkataan tentang Roh Allah, atau Roh Kudus, melainkan tentang Roh itu. Roh itu dalam Wahyu 22:17 adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 26

22 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:1


Hari ini banyak orang Kristen membicarakan ministri-ministri yang berbeda-beda dan membicarakan tentang menerima berbagai macam ministri. Perihal ministri atau ministri-ministri ini tidaklah sederhana. Menurut 2 Korintus, hanya ada satu ministri, yaitu ministri yang unik itu. Dalam 4:1 Paulus berkata, "Oleh rahmat Allah kami telah menerima pelayanan (ministri) ini. Karena itu, kami tidak tawar hati." Di satu pihak, di sini Paulus mengatakan "kami"; di pihak lain, ia membicarakan tentang "ministri ini", bukan ministri-ministri ini. Menurut ayat ini, ada banyak orang yang memiliki satu ministri ini. Namun, dalam 1 Korintus 12:5, Paulus berkata, "Ada berbagai pelayanan."

Bagaimana mungkin ministri itu unik sedangkan pada waktu yang sama ada banyak ministri? Jawabannya adalah bahwa dalam Perjanjian Baru, Allah hanya memiliki satu pekerjaan. Selain itu, Dia hanya memiliki satu ministri untuk melaksanakan pekerjaan-Nya yang satu-satunya itu. Semua rasul -- Petrus, Yakobus, Yohanes, Paulus, Timotius -- melaksanakan ministri yang sama ini. Petrus tidak melaksanakan satu ministri, Paulus ministri lainnya, dan Timotius ministri lainnya lagi. Namun, justru demikianlah situasi di antara para pengkhotbah, guru, dan pelayan pada hari ini, yang melaksanakan ministri-ministri yang berbeda-beda.

Sekarang kita harus melihat apa yang dilakukan oleh ministri yang unik ini. Ministri yang unik yang ada dalam Perjanjian Baru ini melayankan Kristus kepada orang. Ministri ini menuliskan Kristus ke dalam orang-orang sebagai Roh itu di dalam dan sebagai kebenaran di luar. Inilah fungsi dari ministri yang unik. Ketika kita memberitakan Injil, kita harus memberitakan secara demikian. Demikian juga, ketika kita mengajarkan Alkitab, membina kaum saleh, atau membangun gereja-gereja, kita harus melakukan hal-hal ini secara demikian. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan gereja harus menuliskan Kristus ke dalam kaum saleh. Terhadap hal ini, kita tidak memiliki ministri-ministri yang berbeda.

Meskipun Perjanjian Baru dengan jelas menunjukkan bahwa ministri itu unik dan tidak ada duanya, tetapi Perjanjian Baru juga membicarakan tentang berbagai ministri. Ministri-ministri ini mengacu kepada berbagai pelayanan di dalam gereja. Ketika 1 Korintus 12:5 membicarakan tentang ministri-ministri, ini ditujukan kepada pelayanan-pelayanan yang berbeda. Dalam kehidupan gereja, kaum saleh terlibat di dalam pelayanan-pelayanan yang berbeda-beda ini. Misalnya, ada beberapa orang yang memperhatikan anak-anak; ini adalah sejenis pelayanan. Beberapa orang lagi menggembalakan orang-orang muda atau orang-orang yang lemah; ini adalah jenis pelayanan lainnya. Namun, pelayanan yang berbeda-beda ini, semuanya melaksanakan ministri yang unik, pelayanan yang unik. Seperti yang telah kita lihat, fungsi dari pelayanan yang unik itu adalah melayankan Kristus ke dalam umat pilihan Allah. Dengan cara bagaimana kita merawat anak-anak? Kita harus melakukannya dengan melayankan Kristus kepada mereka. Demikian juga, bagaimanakah kita harus menggembalakan orang-orang muda atau orang-orang yang lemah? Dalam penggembalaan itu, kita harus melayankan Kristus kepada orang lain. Bahkan ketika para saudari berkumpul bersama-sama untuk berdoa, mereka semua harus melayankan Kristus. Banyak pelayanan adalah bagi pelayanan yang unik; banyak ministri adalah bagi satu ministri itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 26

21 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:18


Roh itu dan kebenaran berhubungan dengan kita mengekspresikan gambar Allah. Alasannya adalah karena Roh itu dan kebenaran sebenarnya adalah Allah sendiri. Allah sebagai Roh itu sedang bergerak di dalam Anda sebagai satu substansi dan hidup di dalam Anda sebagai satu esens, karena Dia sendiri telah ditambahkan ke dalam diri Anda oleh ministri dari perjanjian yang baru. Maka, secara batini Anda memiliki Roh itu. Kebenaran yang Anda ekspresikan secara luaran juga adalah Allah sendiri. Karena itu, Anda bukan hanya tepat dalam begitu banyak hal, Anda bukan hanya benar, tetapi juga memiliki Allah sebagai kebenaran Anda. Allah sebagai kebenaran menjadi penampilan Anda, ekspresi Anda. Pertama-tama, Allah sendiri adalah Roh pemberi-hayat yang hidup, bergerak, dan bertindak di dalam Anda. Kemudian Allah sendiri menjadi ekspresi, dan penampilan kebenaran yang di luar. Inilah esens ministri dari perjanjian yang baru.

Visi inti Alkitab berhubungan dengan gambar Allah yang diekspresikan oleh hayat Allah. Mengenai hal ini, dua pasal pertama dari Kitab Kejadian itu sangat penting. Dalam Kejadian 1 kita memiliki gambar Allah: "Berfirmanlah Allah, baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ... Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (ayat 26-27). Maksud Allah adalah agar kita memiliki gambar-Nya dan mengekspresikan Dia. Namun, jika kita ingin mengekspresikan Allah secara demikian, kita perlu memiliki hayat-Nya. Hayat Allah ini dilambangkan dengan pohon hayat dalam Kejadian 2:9. Hayat yang di dalam adalah Roh itu, dan gambar yang di luar untuk ekspresi adalah kebenaran. Puji Tuhan untuk ministri dari perjanjian yang baru dengan kedua aspek ini, hayat dan ekspresi! Secara batiniah kita memiliki Roh itu sebagai hayat, dan secara lahiriah kita memiliki kebenaran sebagai ekspresi kita.

Ketika kita ditulisi dengan Roh itu, esens ilahi disalurkan ke dalam diri kita. Esens ini akan menyebabkan proses metabolisme rohani terjadi di dalam kita. Hasil dari proses ini, kita ditransformasi menjadi serupa dengan gambar Tuhan.

Kita telah melihat bahwa ditransformasi menjadi serupa dengan gambar Tuhan dari kemuliaan ke kemuliaan adalah ditransformasi dari Roh itu kepada Roh itu. Jika kita mengalami transformasi batiniah yang demikian, maka dengan spontan kita akan memiliki kebenaran sebagai penampilan kita yang di luar. Kemudian kita akan menjadi benar terhadap Allah, terhadap orang lain, dan terhadap diri kita sendiri. Namun, banyak orang tidak benar terhadap Allah, terhadap orang lain, atau terhadap diri sendiri. Setiap hari mereka melukai Allah dan orang-orang di sekitar mereka. Selain itu, karena mereka kekurangan esens ilahi, mereka tidak benar terhadap diri mereka sendiri. Karena itu, mereka memerlukan ministri yang menuliskan esens ilahi ke dalam mereka. Secara batiniah, esens ini akan menjadi Roh itu di dalam mereka, dan secara lahiriah, esens ini akan terekspresi sebagai kebenaran.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 25

20 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:9, 18


Dalam 2 Korintus 3:9 Paulus berkata, "Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran." Frase "pelayanan yang memimpin kepada penghukuman" juga mengacu kepada ministri Musa dari perjanjian yang lama. Ministri itu adalah ministri kepada kematian dan ministri yang memimpin kepada penghukuman. Paulus berani mengumumkan fakta bahwa ministri Musa adalah ministri yang memimpin kepada kematian dan penghukuman. Tetapi, seperti yang ditunjukkan ayat 9, ministri ini pun datang dalam kemuliaan.

Mari kita melihat perihal Roh itu dan kebenaran dalam terang dari pengalaman kita bersama Tuhan. Sebagai orang yang mengasihi Tuhan dan mencari Dia, ketika Anda memperhidupkan Kristus, apakah Anda merasakan bahwa di dalam diri Anda ada sesuatu yang sejati, hidup, dan aktif? Substansi yang hidup ini bukanlah doktrin, pengajaran, atau teologi. Sebaliknya, substansi yang hidup dan aktif ini adalah Roh itu.

Setiap orang yang telah ditulisi dengan Roh dari Allah yang hidup akan memiliki satu ekspresi kebenaran dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya, seorang saudara yang telah menikah mungkin mengalami Roh itu sebagai substansi yang hidup di dalamnya melalui penulisan yang berasal dari ministri dari perjanjian yang baru ini. Dengan spontan istrinya akan nampak bahwa ada sesuatu yang telah terjadi pada suaminya. Ia mungkin berkata kepada dirinya sendiri, "Ada sesuatu yang telah terjadi padanya, tetapi aku tidak mengerti apa itu. Ia kelihatannya benar dalam setiap hal dan benar terhadap segala sesuatu. Sebelumnya, ia salah dalam banyak perkara. Ia bahkan salah dalam hal menaruh barang, karena ia tidak pernah mengembalikannya di tempat yang benar. Tetapi sekarang ia memperhatikan segala sesuatu dengan benar. Aku juga melihat perbedaan dalam hal ia berbicara kepadaku. Bila waktunya tiba untuk pergi bekerja, ia memberi tahu aku dengan cara yang baik bahwa ia akan pergi. Ia berkata, 'Sayang, sekarang aku akan pergi bekerja.' Suamiku bahkan benar dalam hal merawat anjingnya. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi padanya." Karena saudara ini telah mengalami Roh itu secara batini sebagai substansinya, maka ia mengekspresikan kebenaran dalam kehidupannya di rumah.

Bila kita tidak memperhidupkan Kristus, kita akan salah dalam banyak hal. Kita mungkin salah dalam menutup jendela atau pintu. Bukannya menutup pintu dengan benar, kita malah membantingnya. Tetapi bila kita memperhidupkan Kristus dan mengalami sesuatu yang sejati dan aktif di dalam kita ini, kita menjadi benar dalam menutup jendela dan pintu. Pada kenyataannya, apa saja yang kita lakukan akan kita lakukan dengan benar.

Jika Anda mengalami Roh itu secara batini dan mengekspresikan kebenaran secara luaran, orang lain akan sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda pada diri Anda. Inilah hasil dari ministri perjanjian yang baru. Ministri ini menuliskan satu esens ke dalam diri kita, satu esens yang memiliki aspek yang di dalam dan aspek yang di luar. Aspek yang di dalam adalah Roh yang hidup yang bergerak di dalam kita; aspek yang di luar adalah kebenaran sebagai ekspresi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 25

19 December 2011

2 Korintus - Minggu 13 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:3, 6-8


Dalam berita sebelumnya kita telah membahas sejumlah butir dasar yang berhubungan dengan ministri dari perjanjian yang baru: esens, khasiat, fungsi, kelayakan, kemuliaan, dan keunggulan. Sekarang dalam berita ini kita perlu melihat esens ministri dari perjanjian yang baru.

Beberapa orang mungkin menunjukkan bahwa kata esens tidak ditemukan dalam 2 Korintus 3. Meskipun kata ini tidak dipakai di sini, tetapi konsepsi ini tidak diragukan lagi tersirat dalam ayat 3: "Karena telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." Dalam bahasa Yunaninya, kata "pelayanan" berarti melayankan (meministrikan) sesuatu kepada seseorang, misalnya, seperti seorang pramusaji yang melayani di sebuah rumah makan atau seorang pramugari di pesawat terbang. Jadi, Paulus mengatakan bahwa kaum beriman Korintus adalah surat-surat Kristus yang dilayani oleh para rasul. Namun, karena menyadari bahwa kata melayani ini tidak cukup, maka Paulus kemudian memakai kata "ditulis". Ini menjelaskan makna meministrikan, melayani. Cara Paulus meministrikan adalah dengan menulis.

Dalam 2 Korintus 3:3 Paulus berkata, "ditulis bukan dengan tinta"; ia tidak mengatakan "ditulis bukan oleh tinta". Kata "dengan" menunjukkan bahwa tinta rohani, yaitu Roh dari Allah yang hidup itu, adalah esens, unsur yang dipakai oleh orang yang melakukan penulisan. Kita benar-benar perlu menaruh perhatian yang teliti kepada pemakaian kata "dengan" oleh Paulus ini. Kata depan ini menunjukkan bahwa Roh itu bukanlah penulis atau alat yang dipakai untuk menulis; sebaliknya, Roh itu adalah esens, unsur, substansi, yang dipakai dalam menulis. Roh dari Allah yang hidup, yang adalah Allah yang hidup itu sendiri, bukanlah satu alat, seperti pena, melainkan satu unsur, yaitu tinta surgawi yang dipakai dalam penulisan, yang dengan-Nya para rasul meministrikan Kristus sebagai isi untuk menulis surat-surat Kristus yang hidup yang menyampaikan Kristus.

Dalam 2 Korintus 3:3, Roh Kudus bukanlah penulisnya, alatnya, atau pun kekuatannya. Bila orang-orang Kristen hari ini berbicara tentang Roh itu, maka konsepsi mereka berhubungan dengan kekuatan. Tetapi jika kita membaca ayat ini dengan teliti, melihat konteksnya, kita akan nampak bahwa di sini Roh itu adalah esens, bukan kekuatan.

Karena banyak orang Kristen mengabaikan Roh itu sebagai esens, maka saya sengaja menekankan kata esens dalam berita ini. Apakah orang Kristen hari ini melihat Roh itu sebagai esens? Sebagian besar orang-orang Kristen mengira bahwa Roh itu adalah alat atau kekuatan. Yang lainnya melihat lebih dalam dan membicarakan Roh itu sebagai persona ilahi. Tetapi saya tidak tahu apakah ada pengkhotbah yang membicarakan Roh itu seperti yang dilakukan Paulus dalam 2 Korintus 3. Pandangan Paulus tentang Roh itu dalam pasal ini adalah Roh itu merupakan esens yang dipakai untuk menulis surat-surat Kristus. Di sini Paulus tidak memandang Roh itu sebagai persona, sebagai alat, atau kekuatan. Melainkan, Roh itu adalah esens yang dipakai untuk menulis surat-surat Kristus yang hidup.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 25

17 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:16-18


Kita tidak boleh menganggap bahwa kita tidak memiliki selubung apa pun. Jangan beranggapan bahwa kita sama sekali tidak berselubung; kita harus menengadah kepada Tuhan dan berdoa mohon belas kasihan-Nya, agar semua selubung disingkirkan, sehingga kita dapat memandang dan memantulkan Tuhan.

Beberapa orang yang telah berada dalam kehidupan gereja dalam pemulihan Tuhan selama bertahun-tahun mungkin diselubungi oleh konsepsi-konsepsi mereka tentang cara yang terbaik untuk bersidang. Misalnya ada seorang yang semula menempuh kehidupan gereja di Timur Jauh pindah ke Amerika Serikat dan berkata, "Gereja-gereja di Amerika Serikat bersidang dengan cara yang sangat berbeda dengan cara kita bersidang di Timur Jauh. Aku tidak dapat bertoleransi dengan cara bersidang yang demikian. Cara yang kita praktekkan dahulu benar-benar adalah yang terbaik." Ini juga merupakan selubung yang menyekat kita dari melihat terang kebenaran.

Jika kita ingin memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung, kita perlu berdoa seperti ini, "Tuhan, aku tidak peduli sidang itu tenang atau ramai. Tuhan, aku tidak peduli dengan cara bersidang. Aku tidak peduli apakah sidang gereja di tempat ini berbeda dengan apa yang menjadi kebiasaanku di masa lampau. Aku hanya mempedulikan Kristus." Jika sikap kita demikian sewaktu kita datang ke sidang gereja, maka kita benar-benar telah disingkapkan. Kita akan memiliki hati, roh, dan pikiran yang tidak terselubung apa-apa.

Jika kita masih diselubungi dalam beberapa hal, kita akan menjadi seperti satu kamera dengan lensa yang tertutup. Tidak ada terang yang akan dapat masuk menembus batin kita. Jika kita ingin disingkapkan, kita perlu berkata kepada Tuhan, "Tuhan angkatlah segala sesuatu yang menutupi aku. Tuhan, singkirkan selubung-selubungku. Angkatlah segala opini yang merupakan selubung bagiku. Tuhan aku ingin terbuka sepenuhnya, dan disingkapkan dengan mutlak." Kemudian dengan muka yang tidak berselubung kita akan memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dan ditransformasi menjadi serupa dengan gambar-Nya dari kemuliaan ke kemuliaan.

Hari ini kemuliaan ini adalah Kristus yang bangkit, dan Kristus ini adalah Roh itu. Ini berarti Tuhan sebagai kemuliaan itu adalah Roh itu yang hidup di dalam kita dan berhuni di dalam roh kita. Sekarang karena kita memiliki Roh itu yang menghuni roh kita, maka kita perlu lebih banyak melatih roh kita dengan berdoa, membaca firman, dan berseru kepada nama Tuhan. Semakin kita melatih roh kita dengan muka yang tidak berselubung, kita akan semakin memandang Tuhan. Bila kita memandang kepada Dia, maka kita juga akan memantulkan Dia. Sewaktu kita memandang dan memantulkan Dia secara demikian, maka unsur-Nya, esens-Nya akan ditambahkan ke dalam diri kita. Unsur yang baru ini akan menggantikan dan membuang unsur hayat alamiah kita yang usang. Kemudian kita akan mengalami transformasi, satu pengubahan metabolik. Kita akan ditransformasi menjadi serupa dengan gambar Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 24

16 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:16-18


Orang-orang yang tidak memiliki latar belakang agama sering kali lebih mudah memasuki kebenaran-kebenaran dari Perjanjian Baru daripada orang-orang yang dibesarkan dalam aliran-aliran kekristenan. Meskipun demikian, orang-orang yang tidak memiliki latar belakang agama pun mungkin masih berada di bawah pengaruh agama. Bahkan sebelum seseorang menjadi orang Kristen, ia mungkin telah memiliki beberapa konsepsi mengenai cara orang menyembah Allah. Mereka mungkin telah memiliki pemikiran bahwa dalam pelayanan penyembahan orang Kristen ada seorang pastur yang melakukan hal-hal tertentu dan bahwa jemaat itu akan berdoa atau menyanyi dengan cara tertentu. Orang-orang yang bukan orang-orang Kristen pun terpengaruh atau dipengaruhi dengan konsepsi-konsepsi agama ini. Konsepsi-konsepsi ini dapat menjadi selubung.

Selain diselubungi oleh konsepsi-konsepsi agama, setiap orang juga diselubungi oleh konsepsi-konsepsi atau ide-ide alamiah. Sering kali selubung-selubung ini berhubungan dengan bagaimana manusia bawaan alamiah kita. Jika Anda seorang yang tenang, Anda mungkin lebih suka menyembah Allah di sebuah gedung yang berlangit-langit tinggi dengan jendela-jendela kaca hias dan penerangan yang remang-remang. Sewaktu memasuki gedung yang demikian, Anda segera bersikap hormat. Dengan spontan atmosfirnya membuat Anda tenang dan khidmat. Anda akan diam dan bahkan tidak berbicara dengan orang di sebelah Anda. Karena Anda terlahir sebagai seorang yang tenang, maka Anda mengapresiasi atmosfir yang tenang di gedung kebaktian itu. Jika orang semacam ini menghadiri sidang gereja yang di dalamnya orang-orang kudus bersorak memuji Tuhan, ia akan sangat terganggu dan bingung bagaimana orang bisa menyembah Allah secara demikian. Ia tidak akan dapat mengapresiasi sesuatu yang berharga di dalam sidang itu. Sebaliknya, ia akan merasa bahwa ia tidak dapat menyembah Allah di tempat yang demikian.

Perkataan Paulus tentang memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung ditulis dengan latar belakang pikirannya terhadap agama Yahudi. Paulus tahu dari pengalamannya bahwa orang-orang Yahudi itu diselubungi oleh agama mereka. Paulus sendiri pernah diselubungi secara demikian. Khususnya, banyak orang Yahudi itu diselubungi oleh konsepsi-konsepsi mereka mengenai hukum Taurat, terutama mengenai sunat. Karena Paulus mengajarkan bahwa hukum Taurat telah berlalu dan bahwa sunat itu tidak diperlukan lagi, banyak orang Yahudi yang tidak senang mendengarkan dia. Doktrin mereka mengenai hukum Taurat dan sunat merupakan satu selubung yang menyekat mereka dari melihat Kristus yang diberitakan oleh Paulus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 24

15 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:16-18


Kita ditransformasi dengan memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Kita ditransformasi bukan hanya melalui memandang Tuhan, tetapi juga melalui memantulkan Dia. Sebuah cermin memiliki kemampuan untuk memandang satu obyek dan memantulkannya. Kata-kata "seperti cermin memandang dan memantulkan" dalam bahasa Yunaninya adalah satu kata tunggal (LAI: mencerminkan). Pemakaian kata ini dalam 3:18 merupakan bentuk kiasan. Di satu pihak, cermin memandang seseorang atau satu obyek. Di pihak lain, cermin itu memantulkan apa yang dipandangnya. Inilah dua aspek dari fungsi sebuah cermin. Bila Anda berdiri di depan cermin, cermin itu akan memandang Anda dan juga memantulkan Anda. Karena cermin berfungsi dalam dua aspek ini, maka Anda dapat melihat diri Anda di dalamnya.

Dalam pengalaman kita, kita semua harus menjadi cermin-cermin yang memandang Tuhan dan memantulkan Dia. Namun, jika kita ingin menjadi cermin-cermin yang memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan, kita tidak boleh diselubungi oleh apa pun. Misalnya, ada sebuah cermin yang baik, juga diletakkan pada posisi yang tepat. Cermin ini memandang dan memantulkan obyek dalam posisi yang benar dalam hubungannya dengan obyek tersebut. Tetapi andaikata cermin itu ditutupi dengan selubung. Selama cermin itu ditutupi dengan kain, selubung, cermin itu kehilangan fungsinya. Selubung itu menutupi cermin dari memandang dan memantulkan sesuatu. Demikian juga, jika kita berselubung, maka kita tidak dapat memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan.

Jika, oleh belas kasihan dan kasih karunia Tuhan, semua selubung disingkirkan, maka kita akan menjadi cermin-cermin yag memandang dan memantulkan Dia dengan muka yang tidak berselubung. Sebagai sebuah cermin, Anda berselubung atau tidak? Jika Anda berselubung, Anda mungkin berseru kepada nama Tuhan tetapi Anda masih tidak dapat memandang-Nya. Jika kita ingin memandang dan memantulkan Tuhan, semua selubung itu harus disingkirkan. Setiap orang dari kita perlu disingkapkan sepenuhnya.

Banyak orang Kristen tidak dapat memandang dan memantulkan Tuhan, karena mereka telah ditutupi oleh selubung yang tebal atau mungkin beberapa lapis selubung. Lihatlah betapa banyaknya orang yang berada di dalam aliran kekristenan tertentu yang diselubungi oleh pengaruh aliran tersebut. Seandainya tidak ada aliran itu dan semua orang di dalam aliran itu adalah orang-orang yang tidak percaya yang tidak tahu apa-apa tentang Allah. Betapa lebih mudahnya bagi kita untuk memberitakan Injil kepada mereka dan membawa mereka kepada Tuhan! Banyak orang akan dengan cepat menerima dan memahami hal-hal rohani. Namun, jika Anda berusaha membicarakan mengenai ekonomi Perjanjian Baru Allah kepada orang-orang yang berada di dalam aliran itu, Anda akan menemukan bahwa kebanyakan dari mereka itu berselubung. Karena itu, sangat sulit bagi mereka untuk melihat hal-hal tentang Kristus dengan sejati.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 24

14 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:18


Kong Hu Cu sering mengatakan mengenai etika. Pengajaran etika dari Kong Hu Cu ini dapat dibandingkan dengan tembaga, tetapi apa yang diwahyukan Alkitab mengenai kehidupan Kristen dapat dibandingkan dengan emas. Kadang-kadang dalam penampilannya tembaga dapat dibuat menjadi serupa dengan emas. Inilah sebabnya orang-orang dapat memalsukan emas dengan memakai tembaga, sama seperti mereka memalsukan anggur dengan air.

Jika kita tidak memiliki Alkitab, saya tentu akan memustikakan karya-karya Kong Hu Cu. Tetapi puji Tuhan karena kita memiliki Alkitab dan bahwa Alkitab ini penuh dengan emas! Sewaktu saya membaca Alkitab, saya ingin memperoleh lebih banyak emas dan melupakan tembaga dari pengajaran etika mengenai perbaikan perilaku kita. Di dalam pemulihan Tuhan, kita tidak mengajar orang lain sekadar memperbaiki perilaku mereka secara lahiriah. Pengajaran semacam itu hanya bisa membantu orang-orang kudus memoles tembaga mereka dan membuatnya bercahaya lebih terang lagi. Kita di sini bukan untuk pengajaran agama atau pengajaran etika semacam itu. Dalam pemulihan, kita mengganti tembaga kita dengan emas. Semakin banyak kita menerima suplai Tuhan, semakin banyak tembaga kita yang diganti dengan emas.

Kita semua perlu terkesan dengan apa yang dimaksud dengan ditransformasi. Ditransformasi adalah Kristus ditambahkan ke dalam diri kita untuk menggantikan apa adanya kita supaya Kristus dapat bertambah dan hayat alamiah kita dapat berkurang. Sewaktu proses transformasi ini terjadi di dalam kita, unsur yang lama dari alamiah kita disingkirkan, dan kemuliaan, Kristus yang mekar, yaitu Kristus yang bangkit sebagai Roh pemberi-hayat, ditambahkan ke dalam kita untuk menggantikan unsur alamiah ini. Hari ini berbeda dengan kemarin, dan besok akan berbeda dengan hari ini, karena setiap hari unsur alamiah kita berkurang dan unsur Kristus bertambah. Inilah yang dimaksud dengan ditransformasi dari kemuliaan ke kemuliaan.

Saya tidak memperoleh pemahaman tentang transformasi ini hanya dari membaca buku-buku. Tidak ada satu pun dari buku-buku yang telah saya baca membantu saya memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang "dari kemuliaan ke kemuliaan". Dari tahun ke tahun, saya telah belajar dari pengalaman saya sendiri dan dari penyelidikan saya dalam kehidupan gereja apa yang dimaksud dengan ditransformasi dari kemuliaan ke kemuliaan. Tahun 1960-an, saya tidak dapat menyampaikan satu berita seperti ini. Pada waktu itu saya masih belum memiliki pemahaman yang jelas mengenai ungkapan Paulus "dari kemuliaan ke kemuliaan." Sekarang saya nampak bahwa kemuliaan di sini adalah Kristus yang mekar, yaitu Kristus dalam kebangkitan. Lagi pula, Kristus ini sebagai kemuliaan adalah Roh pemberi-hayat. Karena itu dari pengalaman dan penyelidikan saya, saya dapat bersaksi bahwa kemuliaan dalam 3:18 ini sebenarnya adalah Roh pemberi-hayat.

Semakin kita hidup dan berjalan di dalam Roh pemberi-hayat ini, semakin banyak kemuliaan ditambahkan ke dalam diri kita. Karena itu, kita memperhidupkan kemuliaan ke kemuliaan. Kita sedang ditransformasi menjadi serupa dengan gambar-Nya dari kemuliaan ke kemuliaan, yaitu, dari Tuhan Roh kepada Tuhan Roh. Inilah pengalaman dari setiap orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Paulus adalah teladan dari kehidupan semacam ini, dan ini adalah pengalamannya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 23

13 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:18


Kita perlu mengenal perbedaan antara diubah (secara umum) dengan ditransformasi. Transformasi melibatkan proses metabolisme. Namun, sesuatu dapat diubah tanpa dipengaruhi secara metabolik. Banyak hal dapat diubah secara luaran tanpa transformasi metabolik yang di dalam.

Dalam proses metabolisme ada satu unsur baru yang disuplaikan kepada satu organisme. Unsur yang baru ini menggantikan unsur yang lama dan membuatnya terbuang. Karena itu, sewaktu proses metabolisme ini berlangsung di dalam satu organisme yang hidup, sesuatu yang baru dihasilkan di dalamnya untuk menggantikan unsur yang lama yang akan dibuang. Karena itu, metabolisme meliputi tiga hal: pertama, penyuplaian satu unsur yang baru; kedua, penggantian unsur yang lama dengan unsur yang baru; dan ketiga, pengeluaran atau penyingkiran unsur yang lama supaya sesuatu yang baru dapat dihasilkan.

Pencernaan dan asimilasi makanan yang kita makan berkaitan dengan metabolisme. Pertama-tama makanan dibawa ke dalam lambung kita. Kemudian makanan itu dicerna secara metabolik untuk menyuplai diri kita supaya unsur-unsur yang baru dapat ditambahkan guna menggantikan yang lama dan sel-sel yang baru dapat dibentuk. Melalui proses metabolisme ini kita bertumbuh dan dikuatkan. Juga melalui metabolisme yang tepat ini kita dapat disembuhkan dari penyakit-penyakit tertentu. Secara konstan di dalam tubuh jasmani kita terjadi kesembuhan melalui proses metabolisme ini. Kesembuhan ini bukan disebabkan oleh obat yang diberikan oleh dokter; ini adalah kesembuhan yang disebabkan oleh fungsi yang tepat dari tubuh itu sendiri. Setiap hari oleh proses metabolisme ini kita dapat mengalami kesembuhan.

Kita telah menunjukkan bahwa transformasi ini melibatkan metabolisme dan metabolisme itu mencakup penyuplaian unsur-unsur yang baru untuk menggantikan unsur-unsur yang lama. Menurut pemahaman Paulus, unsur yang baru ini adalah kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan sebenarnya adalah Kristus yang bangkit. Kristus yang bangkit dengan semua kekayaan-Nya ini adalah unsur baru yang ditambahkan kepada kita bagi transformasi kita. Unsur ini, yaitu Kristus yang bangkit dengan semua kekayaan-Nya, adalah kemuliaan Tuhan. Ini bukan hanya daging dari firman itu, bahkan adalah daging pilihan.

Kata ditransformasi menyiratkan suplai Kristus yang kaya yang tidak terduga. Bila kita menerima suplai ini, maka suplai ini akan menggantikan unsur usang di dalam kita dan membuatnya dikeluarkan dan disingkirkan. Hasilnya, sesuatu yang baru akan terbentuk di dalam kita, sama seperti sel-sel dan jaringan-jaringan baru yang dihasilkan di dalam tubuh kita melalui proses metabolisme. Inilah konsepsi Paulus tentang transformasi dalam 3:18. Kalau tidak demikian, Paulus tidak akan mengatakan bahwa kita sedang ditransformasi menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan, dari Tuhan Roh. Kita sedang ditransformasi dari kemuliaan ke kemuliaan, yaitu, dari satu tingkat kemuliaan kepada tingkat kemuliaan lainnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 23

12 December 2011

2 Korintus - Minggu 12 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:9, 21-22; 3:3-11, 18


Dalam berita-berita sebelumnya kita telah menunjukkan bahwa Paulus adalah satu teladan dari orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Dalam 2 Korintus teladan ini diwahyukan dalam berbagai aspek. Kita telah membahas empat teladan dari aspek-aspek ini. Pertama, orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja tidak bersandar kepada dirinya sendiri, tetapi bersandar kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Paulus menunjukkan aspek ini dalam 2 Korintus 1:9: "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." Perkara-perkara yang berhubungan dengan aspek ini adalah perkara-perkara tentang berperilaku bukan oleh hikmat duniawi, melainkan dalam kasih karunia Allah, dan tentang menjadi satu dengan Kristus Allah yang setia yang tidak berubah. Dalam 1:12 Paulus berkata, "Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan anugerah (kasih karunia) Allah." Dalam 2 Korintus 1:18 Paulus mengatakan bahwa Allah itu setia; dalam ayat 19, ia mengatakan bahwa di dalam Kristus hanya ada ya; dan dalam ayat 20, bahwa "Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah." Karena itu, kita mengatakan inilah Kristus Allah yang setia yang tidak berubah.

Aspek yang kedua melibatkan dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditaklukkan, dan dipimpin untuk menyebarkan keharuman Kristus. Paulus membicarakan mengenai perkara-perkara ini dalam 2 Korintus 1:21-22 dan 2:14-16.

Dalam 2 Korintus 3:3-6 Paulus sampai kepada aspek yang ketiga dari teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja. Aspek ini adalah bahwa kita adalah layak dengan Kristus sebagai abjad rohani untuk menulis surat-surat yang hidup dengan Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup. Aspek yang keempat dari teladan ini adalah memancarkan kemuliaan dari perjanjian yang baru (3:7-11), dan aspek yang kelima, yang akan kita lihat dalam berita ini dan dalam berita selanjutnya adalah memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung, karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan.

Menurut Surat 2 Korintus, teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja mencakup aspek pengubahan setiap hari. Siapa pun yang memperhidupkan Kristus bagi gereja pasti adalah orang yang setiap hari diubah. Jika kita tidak berada di dalam proses pengubahan ini, maka ada sesuatu yang tidak beres dengan kita di dalam kehidupan kristiani kita. Hari demi hari kita perlu diubah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 23

10 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:16; Why. 22:17


Kemuliaan dari perjanjian yang baru ini adalah realitas dari Kristus yang bangkit, yang sekarang adalah Roh pemberi-hayat yang almuhit yang menghuni roh kita. Kita perlu memperhidupkan Kristus yang bangkit ini dengan hidup dan berperilaku setiap hari bahkan setiap saat di dalam roh kita. Di satu pihak, kita perlu hidup di dalam roh; di pihak lain, kita perlu membiarkan Roh pemberi-hayat menjenuhi seluruh diri kita. Roh ini bukan hanya harus meresapi bagian batin kita; bahkan harus menjenuhi tubuh jasmani kita dan membuatnya menjadi anggota-anggota Kristus. Inilah memperhidupkan Kristus, yaitu memancarkan kemuliaan dari perjanjian yang baru.

Jika kita memperhidupkan Kristus dengan memancarkan Dia dalam kebangkitan, maka ke mana saja kita pergi, kita akan bercahaya. Ketika orang lain bertemu dengan kita, mereka akan merasakan bahwa pada kita ada semacam pancaran. Orang-orang tua akan merasakan bahwa pada anak-anaknya ada cahaya yang terang dari Kristus dalam kebangkitan.

Memperhidupkan Kristus dengan memancarkan kemuliaan-Nya dalam kebangkitan itu sangat berbeda dengan hanya berusaha memperbaiki perilaku kita secara lahiriah. Memperhidupkan Kristus dengan memancarkan Dia tidak sama dengan berusaha menjadi seorang istri yang taat atau menjadi seorang suami yang penuh kasih. Seorang yang etis mungkin berusaha menjadi seorang istri atau suami yang demikian. Namun, itu bukanlah memancarkan kemuliaan dari perjanjian yang baru.

Seseorang mungkin menempuh satu kehidupan yang etis dengan mengikuti ajaran-ajaran budi pekerti. Namun, itu mutlak berbeda dengan apa yang diwahyukan dalam Alkitab mengenai memperhidupkan Kristus. Wahyu dalam Perjanjian Baru adalah kita memperhidupkan Kristus, bukan hanya agar kita memiliki perbaikan lahiriah dari perilaku kita. Lagi pula, dari 2 Korintus 3 kita dapat melihat bahwa memperhidupkan Kristus adalah memancarkan Kristus.

Hari ini Kristus dalam kebangkitan sebagai Roh pemberi-hayat menghuni roh kita. Ini adalah satu realitas. Kristus sebagai Roh pemberi-hayat bukanlah satu doktrin, teori, filsafat, atau sistem etika belaka. Dia adalah Allah Tritunggal yang hidup sebagai Roh yang almuhit untuk menjadi hayat dan suplai hayat kita. Dia ingin menjenuhi diri kita, termasuk pikiran kita dengan semua pemikirannya, emosi kita dengan semua perasaannya, dan tekad kita dengan semua ketentuan, ketetapan, dan keputusannya. Dia bahkan damba menjenuhi tubuh jasmani kita, membuat tubuh kita menjadi sehat, kuat, dan hidup, dan membuatnya menjadi anggota-anggota Kristus (1 Kor. 6:15). Dijenuhi dengan Roh pemberi-hayat secara demikian adalah memperhidupkan Kristus.

Memperhidupkan Kristus melalui dijenuhi dengan Dia dan memancarkan Dia sangat berbeda dengan menempuh kehidupan yang etis dan bermoral. Memperhidupkan Kristus dengan cara ini jauh lebih tinggi daripada etika dan moralitas manusia. Memperhidupkan Kristus adalah perkara Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi suplai hayat kita untuk menjenuhi seluruh diri kita supaya kita dapat memperhidupkan Dia dari dalam kita. Kehidupan ini adalah pancaran kita dan juga pancaran kemuliaan Kristus. Kehidupan ini adalah kesaksian Yesus, ekspresi riil Allah Tritunggal dalam satu gereja lokal. Inilah yang dituntut oleh Allah Tritunggal, yaitu Tuhan Roh, pada hari ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 22

09 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Jumat

Pembacaan Alkitab: Luk. 24:26; Yoh. 17:1; 2 Kor. 3:18


Ketika Tuhan Yesus di bumi, Dia adalah Allah yang berinkarnasi. Dia tidak datang sebagai Allah yang diekspresikan; Dia datang sebagai Allah yang tersembunyi. Allah tersembunyi di dalam tubuh jasmani Tuhan Yesus. Di dalam adalah Allah, di luar adalah daging. Pada daging ini tidak ada kemuliaan. Menurut Yohanes 17, ketika Tuhan Yesus akan menerima mati, Dia berdoa, "Bapa, telah tiba saatnya; muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau" (ayat 1). Maksud Tuhan dalam doa-Nya ialah, "Bapa, sekarang adalah waktunya Engkau memuliakan Putra-Mu. Bapa, biarlah Putra-Mu memuliakan Engkau. Murid-murid belum sepenuhnya melihat hakiki Putra-Mu dan hakiki-Mu di dalam-Ku. Bapa, Engkau tersembunyi dan Aku juga tersembunyi. Karena alasan ini Aku berdoa agar Engkau memuliakan Putra-Mu, supaya Putra-Mu juga memuliakan Engkau."

Ketika Tuhan Yesus berdoa agar Bapa memuliakan Dia, sebenarnya Dia berdoa agar Dia bisa masuk ke dalam kemuliaan melalui kematian dan kebangkitan. Dalam Lukas 24:26 Tuhan Yesus bertanya kepada dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus, "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Ketika Tuhan Yesus mengucapkan perkataan ini, Dia telah berada di dalam kebangkitan. Jadi, masuk ke dalam kemuliaan-Nya berarti Dia berada dalam kebangkitan. Ayat ini mewahyukan dengan jelas bahwa pemuliaan Kristus adalah kebangkitan-Nya. Kebangkitan Tuhan adalah mekarnya Dia. Mekarnya Kristus, yaitu pemuliaan-Nya, mengacu kepada kebangkitan-Nya dalam kepenuhannya.

Kemuliaan dari perjanjian yang baru sebenarnya adalah kebangkitan Kristus dalam kepenuhannya. Dengan kata lain, Kristus yang bangkit itu sendiri adalah kemuliaan dari perjanjian yang baru. Selain itu, Kristus dalam kebangkitan, atau Kristus yang bangkit ini, adalah Roh pemberi-hayat. Karena itu, kemuliaan dari perjanjian yang baru sebagai Kristus yang bangkit, atau kebangkitan Kristus ini, adalah Roh itu. Sekarang kita memiliki pemahaman yang tepat tentang kemuliaan dari perjanjian yang baru. Kemuliaan dari perjanjian yang baru adalah Kristus yang bangkit sebagai Roh pemberi-hayat.

Dua Korintus 3:18 mengatakan, "Tetapi kita semua seperti cermin memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan" (Tl.). Kemuliaan dalam ayat ini, yaitu kemuliaan dari perjanjian yang baru, meliputi banyak unsur. Ini adalah kemuliaan Tuhan sebagai Yang bangkit dan naik, yaitu Dia yang adalah Allah dan manusia. Dia ini telah melalui proses inkarnasi, kehidupan insani, dan penyaliban, masuk ke dalam kebangkitan, menggenapkan penebusan yang penuh, dan menjadi Roh pemberi-hayat. Sebagai Roh pemberi-hayat, Kristus yang bangkit ini berhuni di dalam kita untuk membuat diri-Nya sendiri dan semua yang telah digenapkan, diperoleh, dan dicapai-Nya menjadi riil bagi kita, supaya kita dapat menjadi satu dengan Dia dan dapat ditransformasi ke dalam gambar-Nya dari kemuliaan ke kemuliaan, bahkan seperti dari Tuhan Roh. Inilah kemuliaan dari perjanjian yang baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 22

08 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:7-9


Dalam 2 Korintus 3:7-8 Paulus berkata, "Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun, sewaktu diberikan, kemuliaan Allah menyertainya. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan (dalam) kemuliaan yang demikian betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!" Paulus mengatakan bahwa ministri yang memimpin kepada kematian, yaitu ministri perjanjian yang lama, datang dalam kemuliaan. Ia tidak mengatakan bahwa ministri perjanjian yang lama memiliki kemuliaan.

Terjemahan yang tepat untuk ayat 9 seharusnya demikian: "Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman datang dalam kemuliaan, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran." Ministri yang memimpin kepada kematian datang dalam kemuliaan, tetapi ministri itu tidak memiliki kemuliaan. Kita dapat memakai perkara mengendarai mobil sebagai satu ilustrasi. Meskipun Anda mungkin tidak mempunyai mobil, Anda mungkin datang ke sidang dengan sebuah mobil milik orang lain. Fakta bahwa Anda datang dengan sebuah mobil itu bukan berarti bahwa mobil itu adalah milik Anda. Jadi, mempunyai mobil itu adalah satu hal, dan datang dengan sebuah mobil adalah hal lain lagi. Sama prinsipnya, memiliki kemuliaan sangat berbeda dengan datang dalam kemuliaan.

Lagi pula, dalam ayat 9 Paulus mengatakan bahwa ministri kebenaran lebih berlimpah dalam kemuliaan. Ada satu perbedaan yang besar di antara dua predikat datang dan lebih berlimpah. Sekali lagi, dengan memakai ilustrasi mengendarai mobil, kita dapat mengatakan bahwa ada seorang yang datang dengan mobil, sedangkan yang lainnya memiliki beberapa mobil, yaitu ia berlimpah dengan mobil. Perjanjian yang lama datang dalam kemuliaan, sedangkan ministri dari perjanjian yang baru memiliki kemuliaan dan berlimpah di dalam kemuliaan itu.

Kemuliaan yang bagaimanakah yang dengannya perjanjian lama itu datang? Paulus membicarakan kemuliaan ini dalam 3:7, di mana ia mengatakan bahwa bangsa Israel tidak dapat memandang wajah Musa, karena kemuliaan wajahnya, yaitu kemuliaan yang akan pudar. Kemuliaan itu adalah cahaya yang bersinar secara sementara pada wajah Musa. Kemuliaan yang di dalamnya perjanjian lama itu datang adalah kemuliaan yang sementara. Bahkan mungkin tidak sampai satu hari. Sinar pada wajah Musa hanya tahan sebentar saja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 22

07 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Rabu

Pembacaan Alkitab: Why. 22:17


Allah yang diwahyukan dalam Kejadian 1:1 adalah Allah yang "bujangan". Kita juga dapat mengatakan bahwa Dia adalah Allah yang belum melalui proses, Allah yang "mentah". Enam puluh enam kitab dari Alkitab mewahyukan proses yang telah dilalui oleh Allah yang "bujangan" ini. Pertama-tama Dia menciptakan langit dan bumi sebagai lingkungan untuk proses ini. Pada suatu hari, Allah berinkarnasi; Dia lahir dari seorang dara di Betlehem. Sesungguhnya ini adalah bagian dari proses itu. Melalui proses inkarnasi Allah menjadi seorang anak kecil.

Akhirnya, Tuhan Yesus pergi ke salib. Kelihatannya, ketika Dia mati di atas salib, Dia sendiri yang mati di atas salib itu. Tetapi dalam pandangan Allah, alam semesta ini, seluruh ciptaan lama, mati bersama-Nya. Kematian Kristus adalah kematian yang almuhit, karena kematian ini mengakhiri segala sesuatu. Setelah Tuhan Yesus disalibkan, Dia dikubur di dalam sebuah kubur. Kemudian Dia mengadakan perjalanan ke alam maut, alam orang-orang mati. Pada hari ketiga, Kristus bangkit secara jasmani dan secara rohani. Sekarang dalam kebangkitan, Dia adalah Roh pemberi-hayat.

Sebagai Roh pemberi-hayat, Kristus itu almuhit. Roh ini meliputi keilahian, keinsanian, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan. Di dalam Roh ini kita memiliki Bapa, Putra, dan Roh itu, bahkan memiliki tujuh Roh. Karena Roh ini mengandung realitas dari setiap hal positif, kita dapat mengatakan bahwa Roh ini almuhit.

Roh itu adalah ekspresi akhir Allah Tritunggal. Roh ini mencakup semua hal yang telah dirampungkan, dicapai, dan diperoleh Kristus. Roh yang almuhit ini juga mencakup semua apa adanya Kristus. Selain itu, Roh ini memiliki satu pasangan, satu pertambahan. Ini berarti Roh itu memiliki sesuatu yang sepadan dengan Dia. Allah tidak sendiri lagi, tidak bujangan lagi, karena Dia telah memiliki satu mempelai perempuan yang sepadan dengan-Nya. Karena alasan ini, maka wahyu yang rampung dalam Alkitab adalah tentang Roh yang almuhit dengan mempelai perempuan.

Jika kita ingin layak menjadi mempelai perempuan, kita harus bertumbuh dan harus melalui banyak hal. Menjadi mempelai perempuan melibatkan lebih banyak hal daripada menjadi gereja. Misalnya, seorang anak perempuan tidak layak menjadi mempelai perempuan. Sebelum ia dapat menjadi seorang mempelai perempuan, ia harus bertumbuh sampai matang. Ia juga harus sekolah dan belajar banyak hal. Kemudian seorang laki-laki akan memilihnya untuk menjadi mempelai perempuannya.

Jangan mengira asalkan kita adalah gereja, maka kita layak untuk menjadi mempelai perempuan. Ini mirip dengan mengatakan bahwa perempuan mana pun, tidak peduli umur atau kematangannya, layak untuk menikah. Tidak, ada tuntutan-tuntutan tertentu yang harus dipenuhi agar kita dapat menjadi mempelai perempuan. Bagi orang-orang Kristen mengatakan bahwa kita semua adalah gereja itu mudah. Tetapi ketika Tuhan Yesus datang sebagai Mempelai Laki-laki, apakah kita layak untuk menjadi mempelai perempuan-Nya? Pada saat itu Tuhan mungkin berkata kepada kita bahwa kita belum layak, bahwa kita perlu bertumbuh lebih banyak dan matang. Pemahaman tentang Mempelai Laki-laki dan mempelai perempuan ini sesuai dengan wahyu dari firman kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 21

06 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Selasa

Pembacaan Alkitab: Kej. 2:23; Yes. 54:5; Yoh. 3:29; Why. 19:7


Prinsipnya sama dengan pandangan Alkitab mengenai Roh itu dan mempelai perempuan. Seluruh Alkitab mengisahkan satu roman universal, yaitu roman dari satu pasangan universal. Pasangan ini terdiri atas Allah sebagai Suami dan umat pilihan-Nya sebagai mempelai perempuan. Karena itu, pada akhir Alkitab kita memiliki wahyu tentang pasangan universal ini.

Konsepsi tentang pasangan universal ini bukan hanya terdapat dalam Perjanjian Baru, tetapi juga dalam Perjanjian Lama. Bahkan dalam Perjanjian Lama pun kita nampak bahwa Allah mendambakan satu kehidupan pernikahan bersama umat pilihan-Nya. Misalnya, Yesaya 54:5 mengatakan, "Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya." Allah mengasihi umat pilihan-Nya seperti seorang mempelai laki-laki mengasihi mempelai perempuannya. Maka, kedambaan Allah adalah menikah dengan umat-Nya, yaitu mendapatkan mereka sebagai pertambahan-Nya.

Sebagaimana Adam seorang diri itu tidak baik, demikian juga tidak baik Allah seorang diri, yaitu menjadi seorang "bujangan". Tanpa umat pilihan-Nya sebagai mempelai perempuan-Nya, Allah itu "sendirian". Dia hanyalah setengah bagian dari pasangan universal ini. Saya tahu bahwa pemikiran ini akan mengejutkan orang-orang yang berpikiran doktrinal atau teologis. Bila mereka mendengar perkataan ini, mereka mungkin berkata, "Apakah Anda mengajarkan bahwa Allah itu sendiri tidak lengkap? Bagaimana Anda dapat membandingkan Allah dengan seorang bujangan atau paruhan buah semangka? Itu bidah! Tidak ada seorang pun yang boleh mengikuti pengajaran sesat yang demikian! Allah itu mahakuasa, sempurna, dan lengkap. Sebagai Dia yang agung, Raja, Penguasa di surga, Dia adalah obyek penyembahan. Kita telah diciptakan oleh Dia, dan kita harus tunduk menyembah Dia." Tentu saja, Allah itu lengkap. Namun, banyak orang yang memakai kebenaran tentang "kelengkapan" Allah untuk menyanggah wahyu Alkitab mengenai pasangan universal, hanya melihat penampilan lahiriah firman itu. Mereka hanya mengenal bulu dan kulitnya. Jika kita memegang realitas batini dari firman ini, kita akan sadar bahwa Allah tidak mungkin puas hanya dengan penyembahan luaran dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Kita akan tahu bahwa jauh di lubuk hati-Nya, Dia menghendaki satu mempelai perempuan.

Hari ini hanya sedikit orang yang memberitakan apa yang ada di dalam kedalaman-kedalaman dari Alkitab. Mereka hanya membicarakan tentang apa yang ada di permukaan, yaitu bulu atau kulitnya. Mereka tidak melayankan daging firman itu kepada orang lain. Tetapi andaikata Anda diundang ke rumah seseorang untuk makan daging kalkun, apakah mereka menyodorkan bulu dan kulitnya kepada Anda? Tentu tidak! Anda akan dijamu dengan daging kalkun itu. Namun, hari ini banyak orang Kristen yang tidak dijamu dengan daging. Hanya bulu dan kulit yang disodorkan di hadapan mereka.

Kita tidak seharusnya puas dengan pengajaran atau pemberitaan apa pun yang tidak melayankan daging dari Alkitab. Jangan memberi pujian terlalu banyak kepada orang-orang yang hanya menyajikan bulu dan kulitnya. Keperluan kita yang mendesak pada hari ini adalah menjamah kedalaman-kedalaman Alkitab.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 21

05 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:16; Why. 22:17


Apakah kemuliaan dari perjanjian yang baru itu? Dalam menjawab pertanyaan ini, beberapa orang mungkin mengatakan bahwa kemuliaan dari perjanjian yang baru ini adalah Roh itu. Yang lainnya mungkin menjawab bahwa kemuliaan ini adalah kebangkitan, atau Kristus dalam kebangkitan. Memang benar mengatakan bahwa kemuliaan dari perjanjian yang baru ini adalah Roh itu. Dua Korintus 3:18 mengatakan, "Tetapi kita semua seperti cermin memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan" (Tl.). Dalam ayat ini kata depan "dari" dipakai dua kali. Pertama, dalam frase "dari Tuhan Roh"; kedua, dalam frase "dari kemuliaan ke kemuliaan". Ada satu hubungan di antara "dari Tuhan Roh" dan "dari kemuliaan ke kemuliaan". Hubungan ini menjadi nyata melalui pemakaian kata "karena". Ini menunjukkan bahwa perkara dari kemuliaan ke kemuliaan adalah perkara yang berasal dari Roh itu. Hal ini memberikan dasar kepada kita untuk mengatakan bahwa kemuliaan erat hubungannya dengan Roh itu. Pada faktanya, kemuliaan dalam ayat ini sama dengan Tuhan Roh.

Dalam 3:18 Paulus mengatakan bahwa kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya. Ketika kita dengan muka yang tidak berselubung, memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan, Dia menginfus kita dengan unsur-unsur apa adanya Dia dan apa yang Dia kerjakan. Demikianlah, kita diubah secara metabolis untuk memiliki bentuk hayat-Nya oleh kuasa hayat-Nya, berdasarkan esens hayat-Nya, yaitu kita ditransfigurasi terutama oleh pembaruan pikiran kita (Rm. 12:2), menjadi gambar-Nya. Sedang diubah menyatakan kita sedang berada dalam proses pengubahan. Frase "dari kemuliaan ke kemuliaan" berarti dari satu tingkat kemuliaan ke tingkat kemuliaan lainnya. Ini menunjukkan proses yang terus maju dalam hayat di dalam kebangkitan. Selain itu, frase "dari Tuhan Roh" menunjukkan bahwa proses ini berasal dari Tuhan Roh.

Pemakaian sebutan Allah yang pertama dalam Alkitab adalah dalam Kejadian 1:1: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Ayat ini membicarakan tentang Allah. Kata Allah dalam bahasa Ibrani adalah Elohim. Tetapi dalam pasal yang terakhir dari Alkitab, yaitu Wahyu 22, kita memiliki sebutan Allah lainnya. Wahyu 22:17 mengatakan, "Roh dan pengantin perempuan itu berkata, Marilah!" Di sini kita tidak memiliki Allah, sebagai Elohim; kita memiliki Roh itu. Selain itu, Roh itu dan mempelai perempuan berbicara bersama-sama. Bagaimana hal ini dapat terjadi, mengingat Roh itu ilahi sedangkan mempelai perempuan itu tidak? Tidak ada pengungkapan semacam ini dalam Kejadian 1. Tidak ada ayat yang mengatakan, "Pada mulanya Allah dan malaikat-malaikat menciptakan langit dan bumi." Sebaliknya, Kejadian 1:1 hanya membicarakan tentang Allah; ayat ini tidak mengatakan "Allah dan mempelai perempuan.

Kita perlu memperhatikan dua aspek yang penting dari Wahyu 22:17. Pertama, seperti yang telah kita lihat, Roh itu disinggung bersama-sama dengan mempelai perempuan; yaitu, Roh itu disinggung bersama-sama dengan suatu tambahan. Kedua, ayat ini bukanlah satu perintah, melainkan mengandung satu janji yang berhubungan dengan air hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 21

03 December 2011

2 Korintus - Minggu 10 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Ef. 4:6


Kita tidak percaya kepada triteisme; sebaliknya, kita percaya kepada Allah Tritunggal. Kata "tritunggal" berarti tiga-satu. Kata ini tersusun dari dua akar kata Latin: tri-, yang berarti tiga, dan -une, yang berarti satu. Maka, tritunggal berarti tiga-satu. Kita tidak dapat memahami bagaimana Allah dapat menjadi tritunggal, yaitu, menjadi tiga-satu. Matematika kekal, yang ilahi ini jauh di atas kemampuan pemahaman kita. Meskipun demikian, menurut matematika ilahi ini, Allah itu tiga-satu.

Perkara Allah menjadi tritunggal ini dapat digambarkan dengan fakta bahwa Alkitab membicarakan tentang Roh Allah dan juga tujuh Roh. Roh Allah itu satu atau tujuh? Mungkin jawaban yang terbaik adalah dengan mengatakan bahwa Roh Allah itu tujuh-satu atau satu-tujuh. Di satu pihak, kita semua tahu bahwa Roh Allah itu secara unik adalah satu. Di pihak lain, dalam kitab Wahyu, di mana kita memiliki wahyu akhir dan rampung tentang Allah Tritunggal, kita membaca tentang tujuh Roh. Wahyu 1:4-5 mengatakan, "Anugerah dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh Roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus." Tidak diragukan lagi bahwa tujuh Roh di sini adalah Roh Allah, karena Mereka digolongkan di antara Allah Tritunggal dalam ayat-ayat ini, yang disinggung di antara Bapa (Dia yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang) dan Putra, Yesus Kristus. Dalam substansi dan keberadaannya, Roh Allah itu satu. Dalam fungsi dan pekerjaan operasi Allah yang diperkuat (yang dilambangkan dengan angka tujuh), Roh Allah itu tujuh ganda. Dalam Wahyu 4:5 dan 5:6 kita juga membaca mengenai tujuh Roh.

Banyak orang beriman secara tidak sadar berpegang kepada konsepsi tiga Allah. Kita percaya kepada Allah yang unik, yang tritunggal. Dalam menulis surat-surat yang hidup dengan Roh pemberi-hayat, kita mengalami Allah tiga-satu ini. Kita layak karena Kristus, kita menulis surat-surat itu dengan Roh itu, dan Roh itu adalah dari Allah yang hidup. Haleluya, inilah Allah Tritunggal!

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa gambaran tentang Bapa dalam Efesus 4:6 menunjukkan Allah Tritunggal? Ayat ini mengatakan, "Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan melalui semua dan di dalam semua." Ini menunjukkan bahwa Bapa sendiri pun adalah tiga ganda. Frase "di atas semua" menunjukkan Bapa sebagai sumber; frase "melalui semua," menunjukkan Putra sebagai aliran; dan frase "di dalam semua," menunjukkan Roh itu sebagai yang berhuni. Karena itu, gambaran tiga ganda dari Bapa sebagai yang di atas semua, melalui semua, dan di dalam semua ini menunjukkan Allah Tritunggal.

Kita adalah surat-surat Kristus yang hidup. Paulus adalah orang yang menulis surat-surat yang demikian. Sekarang kita juga harus mengikuti Paulus untuk menuliskan Kristus ke dalam orang lain dan dengan demikian menulis surat-surat Kristus yang hidup. Kemana saja kita pergi, kita harus menuliskan Kristus ke dalam orang lain. Sejumlah orang telah lelah terhadap teologi dan agama. Keperluan mereka adalah memiliki Kristus yang dituliskan ke dalam mereka. Marilah kita berdoa agar banyak dari antara kita yang mau pergi untuk menulis surat-surat yang hidup dengan Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 20

02 December 2011

2 Korintus - Minggu 10 Jumat

Pembacaan Alkitab: Yoh. 14:10-11; Why. 1:4-5


Judul berita ini adalah "Layak dengan Kristus sebagai Abjad, Menulis Surat-surat yang Hidup dengan Roh Pemberi-hayat dari Allah yang Hidup." Judul ini membicarakan Allah Tritunggal: Kristus, Roh pemberi-hayat, dan Allah yang hidup. Pertama kita layak (memiliki syarat) karena kita memiliki Kristus, Sang Putra. Karena kita memiliki Kristus, maka kita dapat menulis surat-surat yang hidup dengan Roh pemberi-hayat. Jadi, kita memiliki Putra dan Roh itu. Surat-surat yang hidup ini adalah dari Allah yang hidup, yaitu, dari Bapa. Maka, dalam menulis surat-surat yang hidup ini, kita memiliki pengalaman terhadap Allah Tritunggal dengan riil.

Wahyu yang murni tentang Trinitas di dalam Alkitab sangat berbeda dengan konsep triteistik (tiga Allah) yang secara tidak sadar dipegang oleh beberapa orang Kristen pada hari ini. Di dalam kelompok kaum beriman fundamental tertentu diajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh adalah Persona-persona yang terpisah dan berbeda. Sebenarnya, ini adalah triteisme, kepercayaan bahwa Bapa, Putra, dan Roh adalah tiga Allah. Tentunya, sulit orang mengajarkan dengan jelas bahwa Bapa, Putra, dan Roh adalah tiga Allah. Namun, ada beberapa kaum beriman yang memegang konsep ini secara tidak sadar.

Mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh itu terpisah adalah bidah. Menurut Alkitab, memisahkan Bapa dari Putra, atau Putra dari Roh itu tidak mungkin. Dalam Yohanes 14:10 Tuhan Yesus berkata, "Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya." Di sini firman Tuhan dengan jelas menunjukkan bahwa Bapa dan Putra itu tidak dapat dipisahkan. Dalam ayat 11, Tuhan selanjutnya berkata, "Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku." Di sini kita bukan hanya memiliki Bapa dan Putra itu ada bersama-sama, tetapi juga melihat saling huni Mereka. Tiga dari Ke-Allahan itu -- Bapa, Putra, dan Roh -- ada bersama-sama dan saling huni. Kita semua harus kenal dengan istilah saling huni (coinherence).

Bapa, Putra, dan Roh itu semuanya ada pada waktu yang sama. Ini adalah ada bersama-sama (coexistence). Lagi pula, Bapa ada di dalam Putra dan Roh itu; Putra ada di dalam Bapa dan Roh itu; dan Roh itu ada di dalam Bapa dan Putra. Ini adalah saling huni. Karena itu, jika kita ingin memiliki pemahaman yang tepat mengenai Trinitas, kita bukan hanya harus mengakui bahwa Bapa, Putra, dan Roh itu ada bersama-sama, tetapi juga harus percaya atas saling huninya Mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 20

01 December 2011

2 Korintus - Minggu 10 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:3-6


Dalam 3:3 Paulus berkata, "Karena telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." Di sini Paulus membicarakan tentang surat Kristus yang diministrikan oleh para rasul. Surat yang demikian ini ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup. Semua orang yang adalah sekerja-sekerja dan orang-orang yang memimpin dalam gereja harus menengadah kepada Tuhan untuk belas kasihan-Nya dan kasih karunia-Nya guna melaksanakan pekerjaan penulisan Kristus ke dalam orang-orang kudus. Kita tidak seharusnya hanya mengajarkan doktrin kepada orang lain atau hanya mengajarkan Alkitab, kita harus melakukan pekerjaan yang unik untuk menulis surat-surat Kristus yang hidup dengan Roh dari Allah yang hidup.

Surat-surat Kristus yang hidup ini ditulis dengan Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup. Roh pemberi-hayat adalah tinta surgawi. Jika kita ingin memiliki tinta semacam ini, kita perlu mengalami Kristus dan dipenuhi dengan Kristus. Ini berarti bahwa kita harus sepenuhnya dijenuhi dengan Roh pemberi-hayat. Jika kita adalah orang-orang yang penuh dengan Kristus, dijenuhi dengan Roh pemberi-hayat, maka kita akan memiliki kelimpahan Kristus untuk dipakai dalam menulis Kristus ke dalam orang lain. Kita juga akan memiliki Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup sebagai tinta surgawi. Tintanya adalah Roh itu, esens dari tinta ini adalah Kristus, dan kita adalah penanya.

Tinta apa pun pasti memiliki esens tertentu. Tinta berbeda dengan air yang jernih. Menulis surat dengan memakai air saja itu tidak mungkin. Harus ada substansi tertentu yang ditambahkan ke dalam air untuk membuat tinta. Puji Tuhan, tinta surgawi adalah Roh itu, dan esens dari tinta (Roh ini) adalah Kristus dengan semua kelimpahan-Nya. Untuk memiliki tinta ini di dalam kita, kita harus menikmati Kristus, memiliki Kristus, dipenuhi dengan Kristus, dijenuhi dengan Kristus, dan ditutupi dengan Kristus.

Orang lain harus selalu menemukan kita berada dalam Kristus. Di dalam Filipi 3:9 Paulus membicarakan tentang ditemukan dalam Kristus. Ia ingin ditemukan oleh orang lain di dalam Kristus, bukan di dalam hal lainnya selain Kristus. Paulus tidak ingin ditemukan di dalam dirinya sendiri, di dalam kebudayaannya, atau di dalam cara hidupnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 20

30 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:10; 2 Kor. 3:1


Dalam 2 Korintus 3 Paulus memakai kata "menulis" untuk menggambarkan cara ia menulis surat-surat Kristus yang hidup. Penulisannya bukan hanya menuliskan Kristus ke atas orang-orang kudus; tetapi juga mengukirkan Kristus ke dalam mereka. Dalam ministri saya, saya juga berusaha untuk mengikuti Paulus guna mengukirkan Kristus ke dalam orang-orang kudus. Hanya memberikan doktrin itu bukanlah kedambaan saya. Saya bahkan tidak suka membicarakan satu roh dengan Tuhan hanya sebagai doktrin saja. Sebaliknya, saya memperhatikan penulisan Kristus dalam hayat. Maka orang-orang kudus bukan hanya akan menerima pengetahuan atas doktrin, melainkan menerima penulisan Kristus yang sesungguhnya di dalam hati mereka.

Perhatian saya bukan hanya untuk memperhidupkan Kristus saja, tetapi juga untuk menuliskan Kristus ke dalam orang-orang kudus. Penulisan Kristus ke dalam orang lain ini bukanlah untuk pekerjaan saya, melainkan bagi gereja supaya pemerintahan Allah dapat dilaksanakan dan tujuan kekal-Nya dapat digenapkan.

Di satu pihak, kita harus menuntut menuliskan Kristus pada orang lain; di pihak lain, kita adalah surat-surat Kristus yang hidup, surat-surat kiriman yang hidup, dan orang lain dapat membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kita. Orang-orang muda, ketika kalian mengunjungi orang tua kalian, pastikan bahwa mereka akan membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kalian. Mereka mungkin membaca kalian secara diam-diam, tanpa kalian menyadarinya bahwa mereka sedang membaca kalian. Beberapa orang bahkan mungkin akan menentang kalian dan mengkritik kehidupan gereja dalam pemulihan Tuhan. Saya ingin mendorong kalian untuk tidak terganggu dengan penentangan atau kritikan semacam itu. Daripada tersinggung atau patah semangat, kalian malah perlu menyadari bahwa orang tua kalian sedang membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kalian. Kadang-kadang penentangan pun adalah satu tanda bahwa orang lain sedang membaca kita.

Orang-orang muda, etika kalian mengunjungi orang tua kalian, kalian harus memamerkan kristus kepada mereka, tetapi kalian tidak boleh bersandiwara dengan cara apapun. Kalian juga tidak boleh berusaha mempertahankan pemulihan Tuhan melalui berdebat dengan orang tua kalian atau dengan menyatakan bahwa kalian tahu banyak hal. Tampillah apa adanya. Dalam 1 Korintus 15:10 Paulus berkata, “Tetapi karena anugrah Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang.” Ketika kalian mengunjungi orang tua kalian di rumah, jadilah apa adanya kalian oleh kasih karunia Allah. Kristus telah dituliskan ke dalam kalian. Orang lain akan diyakinkan bukan oleh penampilan kalian, melainkan oleh apa adanya kalian. Apa adanya seseorang muda dalam dirinya akan meyakinkan orang tuanya, karena setiap orang tua damba akan hal-hal yang baik terjadi pada anak-anaknya. Akhirnya, jika kalian senantiasa memiliki kristus yang dituliskan ke atas diri kalian, dan menyatakan kristus ini kepada orang tua kalian, mereka akan diyakinkan dan bahkan memutuskan untuk mengikuti kalian ke dalam kehidupan gereja.

Perkara yang penting adalah Kristus dituliskan ke dalam diri kita. Semakin banyak Kristus dituliskan ke dalam diri kita, orang lain akan semakin dapat membaca Dia atas diri kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

29 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Selasa

Pembacaan Alkitab: Luk. 15:17-18, 23, 29


Dalam butir-butir tertentu, pengajaran dalam pemulihan Tuhan berbeda dengan pengajaran yang umum di antara orang-orang Kristen pada hari ini. orang-orang yang hanya memperhatikan jubah dan tidak memperhatikan lembu yang tambun mengatakan bahwa pengajaran kita ini bidah. Dalam pemulihan Tuhan kita memiliki jubah dan lembu yang tambun. Luther memulihkan jubahnya, tetapi sekarang kita juga sedang menikmati pemulihan lembu yang tambun itu. Oleh belas kasihan Tuhan kita berada di dalam pemulihan-Nya menikmati Kristus, lembu yang tambun itu, sebagai bagian yang limpah yang merawat kita.

Dalam 2 Korintus pasal 2, 3, dan 4 sulit ditemukan bulu dan kulit. Sesungguhnya tidak ada bulu di sana, tetapi dalam pasal 3 mungkin ada satu lapisan kulit yang tipis. Dalam 3:1 Paulus bertanya, "Apakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?" Dengan ayat ini sebagai dasarnya, beberapa kelompok Kristen telah membuat satu sistem menulis surat rekomendasi bagi orang-orang yang pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Orang-orang yang mengikuti praktek ini menyatakan bahwa surat-surat rekomendasi itu ditulis bagi orang-orang kudus selama zaman Paulus. Namun, itu adalah lapisan kulit yang tipis; itu bukanlah daging dalam 2 Korintus 3. Dalam pasal ini Paulus bukan bermaksud menulis mengenai surat rekomendasi yang demikian. Sebaliknya, maksudnya adalah membicarakan mengenai penulisan surat-surat yang hidup oleh Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup.

Sebagai orang yang menjadi teladan untuk memperhidupkan Kristus bagi gereja, Paulus layak menulis surat-surat yang hidup. Ia layak dan ia terampil untuk hal ini. Paulus memiliki cukup banyak Kristus untuk menulis surat-surat yang hidup ini dengan Kristus sendiri sebagai abjad rohaninya. Kitab Wahyu dengan jelas mengatakan bahwa Kristus adalah alfa, huruf pertama dari abjad Yunani, dan juga omega, huruf yang terakhir. Sesungguhnya Kristus juga adalah semua huruf di antara alfa dan omega.

Berdasarkan pernyataan dalam kitab Wahyu bahwa Kristus adalah alfa dan omega, kita juga mengatakan bahwa Dia adalah semua huruf dalam abjad surgawi. Apakah Anda percaya bahwa Kristus hanyalah dua huruf saja dan bukan huruf-huruf lainnya? Tidak, Dia adalah semua huruf lainnya. Orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja mengenal Kristus sebagai alfa, beta, gamma, delta, dan setiap huruf lainnya dari abjad surgawi ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

28 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:9, 12


Dalam berita ketujuh belas dari Pelajaran-Hayat ini, saya telah menunjukkan bahwa kebenaran-kebenaran Alkitab dapat diumpamakan sebagai bulu, kulit, dan daging ayam. Misalnya dalam membaca 1 Korintus 1, kita mungkin menaruh perhatian kepada bulunya dan mengabaikan dagingnya. Dalam 1 Korintus 1:12 Paulus berkata, "Yang aku maksudkan ialah bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus." Dalam ayat ini kita mempunyai bulu, bukan daging. Para pembaca 1 Korintus 1 sering kali menaruh perhatian kepada bulu dalam ayat ini; namun, mereka mengabaikan dagingnya dalam ayat 9. Di sana Paulus berkata, "Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia." Banyak orang membaca 1 Korintus 1 tanpa menaruh perhatian yang memadai pada ayat ini dan pada daging yang terkandung di dalamnya. Yang lainnya mungkin mempelajari ayat ini, tetapi tanpa pemahaman yang memadai terhadap kata persekutuan. Mereka mungkin mengira bahwa memiliki persekutuan dengan Putra hanyalah mengontaki Putra Allah dengan cara berdoa. Tidak banyak orang beriman yang menyadari bahwa persekutuan dengan Putra mengacu kepada kenikmatan terhadap Putra Allah. Putra Allah di sini adalah daging yang limpah yang menjadi bagian kita.

Pemikiran tentang menikmati Tuhan sebagai daging yang limpah, yang merawat ini terdapat dalam Lukas 15. Dalam perumpamaan anak yang hilang, anak yang hilang itu bertobat dan kembali ke rumahnya. Bapa menerima dia dan mengenakan jubah yang terbaik kepadanya. Beberapa guru Alkitab memakai perumpamaan ini untuk mengajarkan bahwa keselamatan adalah oleh kasih karunia, bukan oleh perbuatan. Anak itu berencana untuk memberitahukan kepada bapanya agar menganggapnya seperti salah satu dari hamba-hamba upahannya. Namun, bapanya memotong perkataannya dan menyuruh hamba-hambanya untuk mengenakan jubah yang terbaik kepadanya. Jubah ini melambangkan Kristus sebagai kebenaran kita. Kita menerima jubah ini bukan oleh perbuatan kita, melainkan oleh kasih karunia, karunia yang cuma-cuma, dari Allah Bapa.

Tetapi selain jubah itu ada hal lainnya lagi dalam perumpamaan ini. Ada lembu yang tambun. Jubah dapat disamakan dengan kulit, dan lembu yang tambun dapat disamakan dengan daging. Jubah adalah yang di luar; sesuatu yang menutupi kita. Lembu yang tambun berhubungan dengan sesuatu yang di dalam; adalah makanan untuk perawatan.

Kadang-kadang dalam pemberitaan saya dari Lukas 15, saya mengatakan bahwa anak yang hilang itu bertobat dan kembali bukan karena pakaiannya kotor, melainkan karena kelaparan. Anak itu pulang kembali ke rumahnya karena ia lapar, jadi kelaparanlah yang membuat ia rela makan ampas yang diberikan kepada babi. Lukas 15:17 mengatakan tentang anak yang hilang itu, "Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan." Karena itu ia memutuskan: "Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku" (ayat 18). Ia tidak berkata kepada dirinya sendiri bahwa di rumah bapanya ada banyak jubah. Tidak, ia ingat bahwa ada "berlimpah-limpah makanan." Ia tidak ingin tetap tinggal di mana ia berada dan menderita kelaparan sampai mati, sebaliknya ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

26 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 2:14-16


Untuk memperhidupkan Kristus, pertama-tama kita harus ditawan oleh Tuhan dan kemudian ditundukkan oleh-Nya. Jika saya tetap pada pekerjaan saya dan tidak meninggalkannya untuk melayani Tuhan sepenuh waktu, itu adalah satu tanda bahwa saya belum ditawan dan ditundukkan. Jika demikian situasinya, maka saya belum dapat dipakai oleh Tuhan untuk membangkitkan gereja-gereja di dalam pemulihan-Nya. Apakah ada banyak gereja yang dapat dibangkitkan atau tidak, itu tergantung pada penawanan dan penundukan seseorang. Apa yang dapat dilakukan Tuhan melalui Anda juga tergantung pada kerelaan Anda ditawan dan ditundukkan oleh-Nya. Karena itu, ditawan dan ditundukkan oleh Kristus adalah satu perkara yang sangat bermakna.

Paulus dapat berkata kepada Tuhan, "Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau telah melekatkan aku, mengurapi aku, memeteraikan aku, menawan aku, dan menundukkan aku. Sekarang aku siap dipimpin oleh-Mu." Kemudian Tuhan akan datang untuk memimpin Paulus dalam perarakan kemenangan-Nya. Sebagai seorang rasul, Paulus tidak melakukan sesuatu menurut pilihannya, kesukaannya, atau seleranya sendiri. Sebaliknya, ia benar-benar dipimpin oleh Tuhan. Paulus menerima pimpinan Tuhan, tidak peduli apa itu. Terhadap pimpinan Tuhan, Paulus tidak punya pilihan lain. Seperti yang ditunjukkan dengan kiasan dalam 2 Korintus 2:14, Paulus menganggap dirinya sebagai seorang tawanan yang telah ditempatkan di dalam perarakan kemenangan Kristus, yaitu perarakan yang merayakan kemenangan Kristus. Bagaimana mungkin tawanan yang demikian mempunyai pilihan lain? Tidak ada pilihan lain bagi tawanan. Karena Paulus, seorang tawanan, rela dipimpin, maka ke mana saja ia pergi, itu adalah pimpinan Tuhan. Paulus tidak pergi ke Asia Kecil untuk melakukan pekerjaan penginjilan. Tidak, kepergiannya adalah pergerakan di dalam perarakan Kristus. Perarakan kemenangan Kristus menyebar melalui Asia Kecil dan terus ke Makedonia dan Akhaya. Paulus berada di dalam satu perarakan yang dipimpin oleh Allah untuk merayakan kemenangan Putra Allah.

Dengan dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin, kita dapat menyebarkan keharuman Kristus. Penyebaran keharuman ini sebenarnya adalah memperhidupkan Kristus. Kristus yang kita perhidupkan ini memiliki keharuman, dan bahkan Dia adalah keharuman itu sendiri. Karena itu, bila kita menyebarkan keharuman Kristus, berarti kita menyebarkan Kristus itu sendiri.

Penyebaran Kristus sebagai keharuman ini memiliki satu khasiat: ini adalah perkara hayat atau maut. Bagi orang-orang yang telah dipilih Allah, penyebaran keharuman ini mendatangkan hayat. Tetapi bagi yang lainnya, penyebaran ini mendatangkan maut. Ini adalah satu perkara yang sangat serius, dan Paulus bertanya, "Siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?" (2 Kor. 2:16).

Kita memuji Tuhan bahwa kita bisa menjadi orang-orang yang menyebarkan keharuman Kristus. Bila kita telah dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin, kita akan dapat menyebarkan keharuman Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 18