Hitstat

09 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Jumat

Pembacaan Alkitab: Luk. 24:26; Yoh. 17:1; 2 Kor. 3:18


Ketika Tuhan Yesus di bumi, Dia adalah Allah yang berinkarnasi. Dia tidak datang sebagai Allah yang diekspresikan; Dia datang sebagai Allah yang tersembunyi. Allah tersembunyi di dalam tubuh jasmani Tuhan Yesus. Di dalam adalah Allah, di luar adalah daging. Pada daging ini tidak ada kemuliaan. Menurut Yohanes 17, ketika Tuhan Yesus akan menerima mati, Dia berdoa, "Bapa, telah tiba saatnya; muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau" (ayat 1). Maksud Tuhan dalam doa-Nya ialah, "Bapa, sekarang adalah waktunya Engkau memuliakan Putra-Mu. Bapa, biarlah Putra-Mu memuliakan Engkau. Murid-murid belum sepenuhnya melihat hakiki Putra-Mu dan hakiki-Mu di dalam-Ku. Bapa, Engkau tersembunyi dan Aku juga tersembunyi. Karena alasan ini Aku berdoa agar Engkau memuliakan Putra-Mu, supaya Putra-Mu juga memuliakan Engkau."

Ketika Tuhan Yesus berdoa agar Bapa memuliakan Dia, sebenarnya Dia berdoa agar Dia bisa masuk ke dalam kemuliaan melalui kematian dan kebangkitan. Dalam Lukas 24:26 Tuhan Yesus bertanya kepada dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus, "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Ketika Tuhan Yesus mengucapkan perkataan ini, Dia telah berada di dalam kebangkitan. Jadi, masuk ke dalam kemuliaan-Nya berarti Dia berada dalam kebangkitan. Ayat ini mewahyukan dengan jelas bahwa pemuliaan Kristus adalah kebangkitan-Nya. Kebangkitan Tuhan adalah mekarnya Dia. Mekarnya Kristus, yaitu pemuliaan-Nya, mengacu kepada kebangkitan-Nya dalam kepenuhannya.

Kemuliaan dari perjanjian yang baru sebenarnya adalah kebangkitan Kristus dalam kepenuhannya. Dengan kata lain, Kristus yang bangkit itu sendiri adalah kemuliaan dari perjanjian yang baru. Selain itu, Kristus dalam kebangkitan, atau Kristus yang bangkit ini, adalah Roh pemberi-hayat. Karena itu, kemuliaan dari perjanjian yang baru sebagai Kristus yang bangkit, atau kebangkitan Kristus ini, adalah Roh itu. Sekarang kita memiliki pemahaman yang tepat tentang kemuliaan dari perjanjian yang baru. Kemuliaan dari perjanjian yang baru adalah Kristus yang bangkit sebagai Roh pemberi-hayat.

Dua Korintus 3:18 mengatakan, "Tetapi kita semua seperti cermin memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan" (Tl.). Kemuliaan dalam ayat ini, yaitu kemuliaan dari perjanjian yang baru, meliputi banyak unsur. Ini adalah kemuliaan Tuhan sebagai Yang bangkit dan naik, yaitu Dia yang adalah Allah dan manusia. Dia ini telah melalui proses inkarnasi, kehidupan insani, dan penyaliban, masuk ke dalam kebangkitan, menggenapkan penebusan yang penuh, dan menjadi Roh pemberi-hayat. Sebagai Roh pemberi-hayat, Kristus yang bangkit ini berhuni di dalam kita untuk membuat diri-Nya sendiri dan semua yang telah digenapkan, diperoleh, dan dicapai-Nya menjadi riil bagi kita, supaya kita dapat menjadi satu dengan Dia dan dapat ditransformasi ke dalam gambar-Nya dari kemuliaan ke kemuliaan, bahkan seperti dari Tuhan Roh. Inilah kemuliaan dari perjanjian yang baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 22

No comments: