Hitstat

31 May 2011

1 Korintus - Minggu 12 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-9


Cara minum ialah menyeru nama Tuhan Yesus. Dengan menyeru nama Tuhan, kita minum dan menghirup Dia. Menyeru nama Tuhan meliputi minum dan menghirup. Air yang kita minum adalah udara yang kita hirup. Kelembaban rohani dalam kehidupan gereja sangat tinggi, karena dalam gereja tidak ada kekeringan. Ketika kita menghirup udara rohani dengan menyeru, "O Tuhan Yesus!" kita juga menyesap air yang terkandung dalam udara. Jadi, menghirup akhirnya menjadi minum. Artinya, ketika kita menghirup, kita juga minum.

Bila Anda menghirup Tuhan, minum Dia, dan makan Dia, Anda tidak hanya terawat, tetapi juga akan disembuhkan. Ya, berbagian dalam Tuhan secara demikian dapat benar-benar menyembuhkan kita. Ini bahkan dapat membuat kita lebih kuat secara jasmani, karena sukacita dan kebahagiaan yang kita alami melalui menyeru nama Tuhan mempengaruhi kesehatan kita secara positif. Banyak dokter mengakui bahwa sukacita itu menyehatkan. Jadi, kita semua perlu menjadi orang Kristen yang menghirup, minum, dan makan. Kita harus menjadi orang Kristen yang menikmati Tuhan dan juga merawat orang lain dengan Dia.

Sebagai kaum beriman kita harus menjadi orang yang menanam dan menyiram. Dengan membaca ayat 6 dan 7, mungkin kita memperoleh kesan bahwa hanya orang-orang tertentu seperti Paulus dan Apolos yang dapat menanam dan menyiram. Tetapi kita tidak boleh berpendapat bahwa hanya para pemimpin dan mereka yang ambil bagian dalam pelayanan Firman yang mampu menanam dan menyiram. Tidak, setiap orang dari kita harus menanam dan menyiram.

Walaupun merawat, memberi minum, makan, menanam, dan menyiram semuanya penting, tetapi kebutuhan terbesar adalah bertumbuh. Kita dapat menanam dan menyiram, tetapi Allahlah yang menumbuhkan. Menyinggung pertumbuhan dalam hayat, Allah adalah segala sesuatu, karena hanya Allah yang dapat menumbuhkan, dalam hal merawat, menanam, dan menyiram, kita harus bersatu dengan Allah Tritunggal. Artinya kita harus merawat, menanam, dan menyiram dalam kesatuan yang organik dengan Tuhan. Kemudian ketika kita merawat, Dia pun merawat. Dia akan merawat dalam perawatan kita. Demikian juga halnya dengan menanam dan menyiram. Sebelum menyampaikan berita, dengan serius saya berdoa, "Tuhan, berbicaralah dalam pembicaraanku. Tuhan, biarlah aku menjadi satu roh dengan-Mu dalam pembicaraanku dengan cara yang riil." Maka saya beroleh kemantapan bahwa sementara saya berbicara, Dia pun berbicara. Dengan berani saya mengikrarkan bahwa saya menjadi satu roh dengan Tuhan dan kini Dia menjadi satu roh dengan saya. Tanpa Dia, pembicaraan saya tidak bernilai sama sekali.

Kita semua mula-mula perlu menikmati Tuhan dengan menghirup, minum, dan makan. Ada banyak cara untuk minum Dia dan makan Dia. Kita dapat berbagian dalam Tuhan melalui berdoa-baca, menghadiri sidang-sidang, dan bersekutu dengan orang kudus. Kita juga dapat menerima suplai hayat melalui membaca buku-buku rohani tertentu. Ada banyak cara untuk menikmati Tuhan. Semakin kita menikmati Dia, kita semakin dijenuhi oleh Dia. Kemudian kita akan berbeban untuk merawat orang lain, menanam, dan menyiram. Jika kita bersatu dengan Tuhan dalam perawatan, penanaman, dan penyiraman, dengan spontan Tuhan akan hadir untuk menumbuhkan orang lain dalam hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 29

30 May 2011

1 Korintus - Minggu 12 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-9


Dalam 1 Kor. 3:2 Paulus berkata, "Susulah yang kuberikan kepadamu, bukan makanan keras." Memberi orang minum susu atau makanan untuk dimakan berarti merawat orang. Merawat berbeda dengan mengajar, merawat adalah perkara hayat, mengajar adalah perkara pengetahuan. Yang rasul berikan kepada kaum beriman di Korintus kelihatannya adalah pengetahuan, tetapi sebenarnya adalah susu. Ungkapan penting pertama dalam 1 Korintus 3 adalah merawat. Merawat orang lain itu sangat menyenangkan. Seorang ibu, misalnya, dengan senang hati merawat anak-anaknya. Demikian pula, Paulus, ingin merawat orang-orang beriman Korintus bukan hanya dengan susu, tetapi juga dengan makanan keras.

Dalam ayat 2, susu itu untuk diminum, sedangkan makanan keras itu untuk dimakan. Karena itu, pemikiran tentang merawat yang dipakai di sini mengacu kepada makan dan minum. Sebelum Anda memasuki kehidupan gereja, mungkin Anda telah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun, namun Anda belum pernah mendengar berita tentang minum. Bila kita ingin menjadi orang Kristen yang wajar, kita harus menjadi orang Kristen yang minum. Minum adalah pemikiran dasar dalam 1 Korintus. Dalam 12:13 Paulus berkata bahwa kita semua telah diberi minum dari satu Roh. Konsepsi mengenai minum bukan ditemukan oleh Paulus. Tuhan Yesus berbicara mengenai minum dalam Yohanes 4:14 dan Yohanes 7:37. Semua orang Kristen harus menjadi orang-orang yang menikmati minuman rohani.

Dalam ayat 6, 7, dan 8, Paulus berbicara tentang menanam. Khususnya ia berkata tentang dirinya sendiri, "Aku menanam." Paulus bukan hanya orang yang merawat, tetapi juga seorang penanam. Kita diberi tahu bahwa Paulus merawat orang kudus, memberi mereka sesuatu untuk dimakan dan diminum, dan ia juga menanam, tetapi dalam ayat ini kita tidak diberi tahu bahwa Paulus adalah seorang guru.

Mengiringi penanaman, kita memiliki penyiraman dan pertumbuhan (ay. 6-7). Jadi, dalam ketujuh ayat yang pertama dari pasal ini kita memiliki 6 perkara yang indah: merawat, minum, makan, menanam, menyiram, dan bertumbuh. Dalam hal ini, 1 Korintus 3 adalah unik. Dengan cara yang sangat singkat, dalam jangkauan hanya tujuh ayat, Paulus menyinggung enam perkara indah. Dalam cara yang riil dan dari pengalaman, ia menyinggung merawat, minum, makan, menanam, menyiram, dan bertumbuh.

Sidang-sidang gereja haruslah seperti perjamuan yang terdiri atas beberapa hidangan. Apabila seorang teman mengundang Anda untuk makan di rumah makan, bersiaplah untuk menikmati hidangan demi hidangan. Dalam beberapa perjamuan, mungkin ada sampai dua puluh hidangan yang berbeda termasuk daging, ikan, unggas, sayur mayur, dan sup. Gereja harus menjadi sebuah rumah makan, tempat kita berpesta menikmati Kristus secara berkesinambungan. Kristuslah menu unik yang disajikan di rumah makan gereja. Di rumah makan ini kita menikmati hidangan yang terbaik, sebab setiap menu makanan adalah satu aspek dari Kristus sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 29

28 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:13-15


Ketika Tuhan Yesus datang kembali, pekerjaan pembangunan kita akan diuji oleh api kudus-Nya. Hanya emas, perak, dan batu permata yang akan tahan api dan lulus ujian ini. Apa pun yang dari kayu, rumput, dan jerami akan hangus. Jika pekerjaan kita mampu lulus ujian api, kita akan menerima pahala. Menurut pengajaran Perjanjian Baru, pahala ini adalah kenikmatan atas kerajaan yang akan datang. Kepada mereka yang setia Tuhan Yesus berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Mat. 25:21, 23). Akan tetapi jika pekerjaan kita dimakan api, kita akan menderita kerugian. Hal ini tidak berarti kita kehilangan keselamatan kita. Keselamatan kita kekal dan tidak bisa hilang. Tetapi ayat-ayat ini menunjukkan bahwa mungkin kita kehilangan pahala, namun diselamatkan dari dalam api. Ini adalah suatu peringatan yang serius.

Dengan bersungguh-sungguh saya berharap kalian tidak menerima berita-berita ini hanya secara doktrinal. Tidak cukup hanya mempelajari butir-butirnya dan kemudian mengulanginya. Yang diperlukan ialah mencerna berita-berita ini dan mata kita tercelik untuk melihat wahyu dalam pasal-pasal ini. Kemudian kita akan mampu mengutarakan sesuatu dari pengalaman dan praktek kita. Kita sungguh-sungguh perlu melihat bahwa sasaran Allah adalah memiliki gereja. Mula-mula gereja harus menjadi ladang Allah dengan kaum beriman sebagai tanaman yang bertumbuh di dalam hayat untuk menghasilkan Kristus. Akhirnya, oleh pertumbuhan dalam hayat kita akan diubah dan menjadi bahan-bahan mustika -- emas, perak, dan batu permata -- bagi bangunan Allah.

Kita semua harus memperhatikan peringatan untuk tidak meletakkan dasar yang lain. Kristus, satu-satunya dasar telah diletakkan. Dalam pemulihan Tuhan, kita telah meletakkan dasar yang tepat. Maka, tidak perlu memprakarsai apa-apa atau mengadakan permulaan baru. Lagi pula, kita tidak boleh mengagungkan seseorang atau memilih sesuatu. Sebaliknya, kita harus mengambil Kristus, yang almuhit, sebagai dasar dan membangun di atas-Nya, bukan dengan alamiah kita, hakiki kita, atau pekerjaan kita, melainkan dengan sifat Allah, pekerjaan penebusan Putra, dan pekerjaan pengubahan Roh Allah. Jika dengan Roh perbauran kita membangun dengan bahan-bahan mustika ini, kita akan melaksanakan pekerjaan yang pantas bagi pemulihan Tuhan. Hasilnya, pada hari kedatangan Tuhan, pekerjaan kita akan lulus ujian, dan kita akan menerima pahala untuk menikmati kerajaan yang akan datang. Jika pekerjaan kita dikerjakan di dalam Kristus, dengan Kristus, bagi Kristus, dan bahkan Kristus sendiri, pekerjaan itu akan lulus ujian api. Sebaliknya, jika kita membangun dengan bahan-bahan yang dapat dimakan api, kita akan kehilangan pahala. Semoga kita semua nampak kebenaran ini! Hal ini akan membawa kita ke dalam kedalaman pemulihan Tuhan, akan membuat kita menyadari di mana kita berada dan mengenal bahwa pemulihan bukanlah pekerjaan kekristenan yang biasa atau pengulangan sejarah kekristenan. Pemulihan Tuhan membawa kita kembali kepada Kristus, kedalaman Allah, supaya Allah dapat mempunyai sebuah bangunan. Marilah kita menengadah kepada Tuhan supaya kita memperoleh belas kasihan-Nya untuk melihat visi yang ajaib ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 28

27 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:10-11


Problem di Korintus adalah kaum beriman Yunani mengagungkan filsafat dan tokoh-tokoh rohani. Dengan berbuat demikian mereka telah meletakkan dasar yang bukan Kristus. Memahami 3:11 dengan cara demikian adalah berjalan jauh melampaui sekadar doktrin dan menangkap makna riil dari perkataan Paulus. Hal ini juga melukiskan doktrin dengan situasi sesungguhnya di antara kaum beriman. Karena mengetahui situasinya, seolah-olah Paulus memberi tahu mereka, "Jangan meletakkan kebudayaan atau filsafat Yunani sebagai dasar. Jangan pula kamu mengagungkan seseorang dan menjadikannya dasar pengganti Kristus." Bila kita berkata bahwa kita bagi baptisan selam atau bagi bahasa lidah, kita telah meletakkan dasar lain selain Kristus. Tetapi menurut 1:2 dan 9, Kristus adalah milik mereka dan milik kita, dan kita telah dipanggil ke dalam persekutuan Kristus. Kristus ini, satu-satunya inti Allah dan satu-satunya bagian kita, adalah satu-satunya dasar.

Dalam 3:10 Paulus menasihati kita untuk memperhatikan bagaimana kita membangun di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar. Kaum beriman di Korintus tidak boleh membangun dengan kebudayaan, filsafat, atau pembawaan Yunani mereka. Membangun dengan cara demikian berarti membangun dengan kayu, rumput, dan jerami, bukan dengan emas, perak, dan batu permata. Apakah artinya membangun dengan bahan-bahan mustika itu? Kita boleh mengatakan artinya ialah membangun dengan Kristus sendiri. Akan tetapi kita perlu maju lebih lanjut dan melihat bahwa Kristus adalah perwujudan Allah Tritunggal. Pada Allah Tritunggal kita memiliki Allah Bapa sebagai emas, penebusan Allah Putra sebagai perak, dan pekerjaan pengubahan Allah Roh sebagai batu permata. Telah kita jelaskan bahwa dalam pengalaman, batu permata adalah totalitas dari emas dan perak. Hal ini berarti bahwa Roh itu mengubah kita melalui sifat ilahi dan salib Kristus. Mengalami pekerjaan pengubahan Roh itu adalah mengalami pengubahan metabolis oleh hayat ilahi di dalam kita.

Kita perlu terkesan secara mendalam dengan fakta bahwa situasi di antara kaum beriman di Korintus, yaitu kehidupan mereka, diliputi oleh kebudayaan, filsafat, dan hikmat Yunani. Mereka semua hidup menurut cara hidup Yunani. Karena itu, Paulus berbeban untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa bukan begitu cara menempuh kehidupan orang Kristen, kehidupan gereja, atau kehidupan Tubuh. Dalam ekonomi Allah intinya haruslah Kristus dan hanya Kristus saja. Kita telah dipanggil ke dalam persekutuan Kristus, Kristus yang menjadi milik kita dan milik mereka. Hal ini berarti, Kristus adalah bagian unik kita, bagian mereka yang percaya kepada-Nya dan menyeru nama-Nya. Karena Kristus adalah bagian kita satu-satunya, janganlah kita memiliki pilihan kita sendiri atau kesukaan kita sendiri. Janganlah kita mengagungkan seseorang atau sesuatu selain Kristus. Kristuslah satu-satunya bagian yang diberikan kepada semua orang kudus, dan Dialah segala sesuatu kita dalam kehidupan kita. Kristuslah hikmat kita dari Allah, kebenaran, pengudusan, dan penebusan sehari-hari kita. Inilah inti pemikiran mengenai Kristus dalam beberapa pasal tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 28

26 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:12-13, 15


Bila kita meninjau keadaan di antara orang-orang Kristen hari ini, kita akan sadar bahwa perkataan Paulus tentang kayu, rumput, dan jerami bukan sekadar doktrin. Kita semua harus melatih roh kita, menengadah kepada Tuhan, dan berdoa, "Tuhan, belas kasihanilah aku supaya jangan membangun gereja-Mu dengan pembawaan alamiah, diri alamiah, atau apa pun yang berasal dari perselisihan, iri hati, dan kecemburuan. Tuhan, aku ingin membangun gereja-Mu dengan emas dari sifat Bapa, dengan perak dari salib yang menebus, mengakhiri, dan menggantikan aku, dan dengan pekerjaan pengubahan Roh Kudus. Aku ingin membangun gereja dalam roh perbauran, di dalam roh ini aku mengalami sifat Bapa dan penebusan Putra, dan akhirnya mengalami pengubahan Roh. Tuhan, aku ingin membangun gereja secara demikian."

Kini kita dapat memahami konsepsi Paulus mengenai bahan-bahan yang semestinya digunakan dalam membangun gereja. Dalam pasal 3 sebenarnya Paulus memberi tahu kaum beriman di Korintus, "Kalian adalah tanaman di ladang Allah. Kini kalian perlu menumbuhkan Kristus. Semakin bertumbuh, kalian semakin menjadi emas, perak, dan batu permata bagi pembangunan Allah. Jangan meletakkan dasar yang lain selain Kristus. Jangan mengagungkan sesuatu, seseorang, atau suatu doktrin, atau suatu praktek. Membangunlah di atas Kristus yang almuhit sebagai satu-satunya dasar yang telah diletakkan. Tetapi berhati-hatilah supaya jangan membangun di atas Kristus dengan sesuatu yang bersifat Yunani; melainkan membangunlah dengan sifat Bapa dan penebusan Putra yang akan menghasilkan pengubahan Roh. Maka gereja akan menjadi emas dan penuh dengan perak dan batu permata."

Dalam ayat 15 Paulus mengatakan kata-kata peringatan: "Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." Pekerjaan dari kayu, rumput, dan jerami hanya cocok untuk dibakar. Inilah pekerjaan yang akan dibakar habis oleh api penghakiman Tuhan pada hari kedatangan-Nya.

Ketika Paulus berkata, "ia akan menderita kerugian." Maksudnya kerugian di sini ialah kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Menderita kerugian di sini sama sekali tidak berarti binasa. Karunia keselamatan yang kita terima dalam Kristus bukan berdasarkan pekerjaan kita (Tit. 3:5), karunia ini kekal dan tidak berubah dalam hakikinya (Ibr. 5:9; Yoh. 10:28-29). Karena itu, orang beriman yang pekerjaan kristianinya tidak diperkenan oleh Tuhan yang menghakimi, akan menderita kerugian, kehilangan upah, namun ia tetap akan diselamatkan. Keselamatan Allah diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang beriman sampai kekekalan; sedangkan upah yang Tuhan berikan kepada kaum beriman (tidak semua) yang pekerjaan kristianinya diperkenan oleh-Nya adalah untuk zaman kerajaan. Upah ini adalah suatu dorongan bagi pekerjaan kristiani mereka.

Walaupun kaum beriman yang pekerjaan kristianinya tidak diperkenan oleh Tuhan pada hari kedatangan-Nya kembali tetap akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Seperti dari dalam api pasti mengacu kepada hukuman. Akan tetapi ini sama sekali bukan api penyucian yang secara bidah diajarkan oleh ajaran tertentu dalam takhayul mereka dan yang menyimpang dari ayat ini. Bagaimanapun, hari ini perkataan ini seharusnya merupakan peringatan yang serius bagi kita terhadap pekerjaan kristiani kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 27

1 Korintus - Minggu 11 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:12-13, 15


Bila kita meninjau keadaan di antara orang-orang Kristen hari ini, kita akan sadar bahwa perkataan Paulus tentang kayu, rumput, dan jerami bukan sekadar doktrin. Kita semua harus melatih roh kita, menengadah kepada Tuhan, dan berdoa, "Tuhan, belas kasihanilah aku supaya jangan membangun gereja-Mu dengan pembawaan alamiah, diri alamiah, atau apa pun yang berasal dari perselisihan, iri hati, dan kecemburuan. Tuhan, aku ingin membangun gereja-Mu dengan emas dari sifat Bapa, dengan perak dari salib yang menebus, mengakhiri, dan menggantikan aku, dan dengan pekerjaan pengubahan Roh Kudus. Aku ingin membangun gereja dalam roh perbauran, di dalam roh ini aku mengalami sifat Bapa dan penebusan Putra, dan akhirnya mengalami pengubahan Roh. Tuhan, aku ingin membangun gereja secara demikian."

Kini kita dapat memahami konsepsi Paulus mengenai bahan-bahan yang semestinya digunakan dalam membangun gereja. Dalam pasal 3 sebenarnya Paulus memberi tahu kaum beriman di Korintus, "Kalian adalah tanaman di ladang Allah. Kini kalian perlu menumbuhkan Kristus. Semakin bertumbuh, kalian semakin menjadi emas, perak, dan batu permata bagi pembangunan Allah. Jangan meletakkan dasar yang lain selain Kristus. Jangan mengagungkan sesuatu, seseorang, atau suatu doktrin, atau suatu praktek. Membangunlah di atas Kristus yang almuhit sebagai satu-satunya dasar yang telah diletakkan. Tetapi berhati-hatilah supaya jangan membangun di atas Kristus dengan sesuatu yang bersifat Yunani; melainkan membangunlah dengan sifat Bapa dan penebusan Putra yang akan menghasilkan pengubahan Roh. Maka gereja akan menjadi emas dan penuh dengan perak dan batu permata."

Dalam ayat 15 Paulus mengatakan kata-kata peringatan: "Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." Pekerjaan dari kayu, rumput, dan jerami hanya cocok untuk dibakar. Inilah pekerjaan yang akan dibakar habis oleh api penghakiman Tuhan pada hari kedatangan-Nya.

Ketika Paulus berkata, "ia akan menderita kerugian." Maksudnya kerugian di sini ialah kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Menderita kerugian di sini sama sekali tidak berarti binasa. Karunia keselamatan yang kita terima dalam Kristus bukan berdasarkan pekerjaan kita (Tit. 3:5), karunia ini kekal dan tidak berubah dalam hakikinya (Ibr. 5:9; Yoh. 10:28-29). Karena itu, orang beriman yang pekerjaan kristianinya tidak diperkenan oleh Tuhan yang menghakimi, akan menderita kerugian, kehilangan upah, namun ia tetap akan diselamatkan. Keselamatan Allah diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang beriman sampai kekekalan; sedangkan upah yang Tuhan berikan kepada kaum beriman (tidak semua) yang pekerjaan kristianinya diperkenan oleh-Nya adalah untuk zaman kerajaan. Upah ini adalah suatu dorongan bagi pekerjaan kristiani mereka.

Walaupun kaum beriman yang pekerjaan kristianinya tidak diperkenan oleh Tuhan pada hari kedatangan-Nya kembali tetap akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Seperti dari dalam api pasti mengacu kepada hukuman. Akan tetapi ini sama sekali bukan api penyucian yang secara bidah diajarkan oleh ajaran tertentu dalam takhayul mereka dan yang menyimpang dari ayat ini. Bagaimanapun, hari ini perkataan ini seharusnya merupakan peringatan yang serius bagi kita terhadap pekerjaan kristiani kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 27

25 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:10, 12-13


Kayu, rumput, dan jerami melambangkan pengetahuan, realisasi, dan perolehan yang berasal dari latar belakang kaum beriman (seperti agama Yahudi atau agama yang lain, filsafat, atau kebudayaan) dan cara hidup alamiah (yang biasanya dalam jiwa dan hayat alamiah). Kayu berlawanan dengan emas, melambangkan sifat manusia alamiah; rumput berlawanan dengan perak, melambangkan manusia yang jatuh, manusia daging (1 Ptr. 1:24), belum ditebus oleh Kristus; dan jerami berlawanan dengan batu permata, melambangkan pekerjaan dan kehidupan yang terbit dari sumber tanah, tanpa pengubahan sedikit pun oleh Roh Kudus. Semua bahan yang tidak berharga itu adalah hasil dari manusia alamiah kaum beriman bersama bahan-bahan yang mereka kumpulkan dari latar belakang mereka. Dalam ekonomi Allah bahan-bahan tersebut hanya pantas dibakar (ayat 13).

Secara khusus dan riil, kayu di sini mengacu kepada sifat manusiawi orang-orang Yunani. Secara alamiah orang-orang Yunani sangat filosofis. Saya yakin mereka bahkan memfilsafatkan Kristus. Jadi, kayu menunjukkan alamiah mereka, pembawaan alamiah mereka. Seprinsip dengan itu, kayu juga menunjukkan hakiki kita menurut pembawaan alamiah kita. Misalnya, orang-orang suku tertentu mempunyai sifat etis mereka. Itu adalah "kayu" mereka. Kita tidak boleh membangun gereja dengan kayu. Maksudnya, kita tidak boleh membangunnya dengan sifat-sifat dan pembawaan alamiah kita.

Telah kita tunjukkan bahwa rumput melambangkan manusia daging yang belum ditebus. Kayu melambangkan sifat orang-orang Yunani, sedangkan rumput melambangkan manusia alamiah orang-orang Yunani. Membangun gereja dengan rumput adalah membangunnya dengan hakiki kita di dalam manusia alamiah kita. Misalnya, pemimpin persekutuan Kaum Saudara yang saya hadiri di Chefoo, sangat lamban dan mantap. Ia selalu berjalan lambat, hati-hati, dan cermat. Pada suatu saat dalam pengajaran Alkitab ia mengatakan bahwa Allah selalu bekerja dengan lambat. Karena pengaruh pemimpin itu, hampir semua orang di persekutuan itu belajar menjadi lambat. Ketika mereka masuk di lingkungan tempat sidang mereka berjalan dengan sangat lambat. Lagi pula, semua doa dalam sidang dipersembahkan dengan sangat lambat. Seluruh persekutuan Kaum Saudara itu menuruti manusia alamiah dari pemimpinnya. Ini adalah satu ilustrasi tentang makna membangun gereja dengan rumput.

Jerami melambangkan pekerjaan dan kehidupan yang terbit dari sumber tanah. Jerami tidak memiliki hayat. Membangun dengan jerami lebih buruk daripada membangun dengan kayu dan rumput. Iri hati, perselisihan, dengki, gosip, dan kritik adalah aspek-aspek jerami. Orang-orang yang filosofis biasanya sangat kritis. Semakin banyak berpikir secara filosofis, semakin sering mereka mengkritik orang lain. Kritik semacam itu adalah jerami.

Dalam pasal 3 Paulus melarang orang-orang kudus meletakkan dasar apa pun atau siapa pun selain Kristus sebagai satu-satunya dasar. Hal ini berarti kita tidak boleh mengagungkan siapa pun atau apa pun kecuali Kristus. Jika kita mengagungkan seseorang selain Kristus, kita meletakkan dasar yang lain. Paulus juga menyuruh kita memperhatikan bagaimana kita membangun di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar. Orang-orang Korintus tidak diperbolehkan membangun dengan sifat Yunaninya, pribadi Yunaninya, kecemburuan, perselisihan, dan kritik Yunaninya. Dengan kata lain mereka tidak boleh membangun dengan apa pun yang berbau Yunani.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 27

24 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:12-14


Dalam ayat 12 Paulus berkata, "Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami." Emas, perak dan permata menyatakan berbagai macam pengalaman terhadap Kristus di dalam kebajikan dan atribut Allah Tritunggal. Rasul dan semua orang beriman yang rohani membangun gereja dengan bahan-bahan ini di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar. Emas menyatakan sifat ilahi Bapa beserta segala atribut-Nya; perak menyatakan Kristus Penebus beserta segala kebajikan dan atribut persona dan pekerjaan-Nya; batu permata menyatakan pekerjaan pengubahan Roh itu beserta segala atribut-Nya. Semua bahan berharga ini dihasilkan dari partisipasi kita dan kenikmatan kita atas Kristus di dalam roh melalui Roh Kudus. Hanya bahan-bahan ini yang sesuai bagi pembangunan Allah.

Gereja adalah ladang yang menghasilkan emas, perak, dan batu permata. Semuanya adalah mineral yang ditambang dari tanah. Akan tetapi dalam pasal 3 kita memiliki sebidang ladang yang akhirnya menghasilkan emas, perak, dan batu permata. Hal ini menyiratkan bahwa ketika tanaman di ladang Allah bertumbuh, akhirnya tanaman itu akan menjadi mineral. Tentunya tanaman mempunyai sifat tumbuh-tumbuhan. Namun sementara bertumbuh, mereka diubah menjadi mineral. Jadi, dalam pasal ini ada pertumbuhan hayat dan pengubahan. Apa saja yang tumbuh di ladang Allah akhirnya diubah sifat-sifatnya. Pengubahan tidak hanya mencakup perubahan luaran saja, tetapi perubahan batini, organik, dan metabolis. Dalam Perjanjian Baru pengubahan meliputi metabolisme, yaitu satu proses penambahan suatu unsur baru ke dalam diri kita untuk menggantikan unsur yang lama. Karena itu, pengubahan adalah perubahan metabolis. Mula-mula kita adalah tanaman, akhirnya kita menjadi mineral. Mereka yang memiliki pengalaman pertumbuhan dan pengubahan yang cukup dapat bersaksi bahwa jika kita bertumbuh dengan wajar, pengubahan akan secara otomatis mengikutinya. Pertumbuhan menghasilkan pengubahan dan bahkan menjadi pengubahan. Sebagai tanaman semakin kita bertumbuh, kita semakin menjadi mineral.

Seperti seorang anak perlu makan supaya bertumbuh, kita yang sebagai tanaman di ladang Allah juga memerlukan sesuatu untuk pertumbuhan kita. Bila kita mau bertumbuh, kita harus memiliki Allah Tritunggal. Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Kita tidak dapat bertumbuh dengan doktrin, nasihat, atau dorongan luaran; kita bertumbuh oleh dan dengan Allah Tritunggal. Kita bertumbuh dengan Allah sebagai Persona yang hidup. Bila kita mau membangun di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar, kita perlu emas, perak, dan batu permata yang dihasilkan dari pertumbuhan dengan Persona Allah Tritunggal yang hidup.

Sungguh bermakna Paulus menyebut hanya tiga macam bahan mulia -- emas, perak, dan batu permata -- karena ini cocok dengan aspek tiga dari Allah Tritunggal. Emas menunjukkan sifat Allah Bapa, perak menunjukkan pekerjaan penebusan Putra, dan batu permata menunjukkan pekerjaan pengubahan Roh Kudus. Inilah pengalaman atas Allah Tritunggal menjadi suplai untuk kita ministrikan kepada orang-orang kudus dan bahan-bahan untuk membangun gereja. Bila kita membangun gereja dengan bahan-bahan berharga ini, dan bukan dengan manusia alamiah atau kebudayaan alamiah kita, kita akan memperhatikan bagaimana kita membangun di atas Kristus. Lalu, pekerjaan pembangunan kita tidak akan meruntuhkan bait Allah, dan kita tidak akan menanggung penderitaan dibongkar oleh Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 26

23 May 2011

1 Korintus - Minggu 11 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:10-11


Banyak orang Kristen paham secara doktrinal apa maksud tidak meletakkan dasar lain kecuali Yesus Kristus (3:10-11). Akan tetapi, ketika menulis perkataan ini, Paulus tidak berbicara secara doktrinal. Ia sadar, dengan berkata bahwa mereka dari golongan Paulus, Apolos, atau Kefas, sesungguhnya mereka itu telah meletakkan dasar yang lain. Di sini Paulus seolah-olah berkata, "Kaum beriman di Korintus, janganlah berkata bahwa kamu dari golongan seseorang atau golongan tertentu. Kristus satu-satunya dasar, telah diletakkan. Kristus inilah satu-satunya milik mereka dan milik kita dan juga yang ke dalam persekutuan-Nya kita telah dipanggil oleh Allah. Kristus inilah satu-satunya dasar kita."

Sudah umum bila orang-orang Kristen meletakkan dasar yang lain selain Kristus sebagai satu-satunya dasar. Misalnya, seseorang mengatakan bahwa ia mendukung baptisan selam, maka ia meletakkan baptisan selam sebagai satu dasar. Demikian pula mereka yang mendukung bahasa lidah. Manakala Anda menyatakan mendukung seorang tokoh, doktrin, atau praktek tertentu, ini berarti Anda meletakkan dasar lain.

Bersekutu dengan saudara-saudara lain dengan roh yang hidup dan penuh dengan kekayaan Kristus, berarti membangun di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar. Itu juga berarti membangun dengan Kristus. Apabila Anda berkontak dengan saudara-saudara lain secara demikian, berarti Anda membangun di atas Kristus dan bersama Kristus. Sebagai akibatnya, saudara-saudara yang lain akan terbangun dengan teguh ke dalam gereja sebagai bagian dari Tubuh. lnilah artinya membangun di atas dasar yang telah diletakkan.

Dalam ayat 10 Paulus berkata, "Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya." Gereja, tempat kediaman Allah, harus dibangun dengan emas, perak, dan batu permata. Semua bahan berharga ini dihasilkan dari bertumbuhnya Kristus di dalam kita. Tetapi, mungkin sekali kita membangun dengan kayu, rumput kering, dan jerami yang dihasilkan dari daging. Karena itu, setiap orang di antara kita termasuk setiap anggota Tubuh Kristus, harus memperhatikan bagaimana membangun, yaitu membangun dengan bahan apa.

Kita harus berhati-hati supaya tidak membangun dengan bahan lain kecuali Kristus. Artinya, ketika kita menyampaikan sebuah berita atau kesaksian, atau ketika kita bersekutu dengan saudara lain, berhati-hatilah supaya jangan menyajikan apa-apa selain Kristus. Lagi pula, Kristus yang kita bagikan janganlah Kristus yang doktrinal, tetapi Kristus yang telah kita alami. Janganlah meministrikan pengetahuan atau doktrin tentang Kristus saja, melainkan Kristus itu sendiri. Dalam melakukan apa pun dalam kehidupan gereja, kita harus berhati-hati supaya jangan meministrikan apa-apa selain Kristus yang telah kita alami.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 26

21 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:3-9, 17


Dalam ayat 3 Paulus menyingkapkan tanda kekanak-kanakan yang kedua: iri hati dan perselisihan. Semua perselisihan dan iri hati di antara kita menunjukkan kekanak-kanakan.

Tanda kekanak-kanakan yang ketiga ialah mengagungkan tokoh-tokoh rohani sehingga menyebabkan perpecahan (3:4-5). Dalam ayat 7 Paulus menunjukkan bahwa baik yang menanam maupun yang menyiram tidaklah penting, tetapi Allah yang menumbuhkan, itulah yang terpenting. Jika kita berpaling kepada Allah saja, kita akan diselamatkan dari perpecahan yang diakibatkan oleh pengagungan atas seorang hamba Kristus melebihi hamba Kristus yang lain.

Pada butir ini saya ingin membicarakan lebih lanjut tentang gereja sebagai ladang Allah dan bangunan Allah. Ungkapan "ladang Allah" terutama mengacu kepada pertumbuhan hayat. Bangunan, bait, mengacu kepada sasaran kehendak kekal Allah. Jadi, gereja adalah ladang yang menghasilkan bahan-bahan sehingga Allah bisa mencapai sasaran-Nya untuk memiliki sebuah bangunan. Pertama-tama kita memiliki ladang untuk pertumbuhan hayat, kemudian bangunan bagi penggenapan tujuan kekal Allah.

Dalam 3:17 Paulus berkata bahwa bait Allah itu kudus. Menurut konteksnya, kudus di sini berarti dipisahkan bagi Allah: Bagi orang-orang Korintus dipisahkan bagi Allah berarti mereka tidak lagi Yunani. Jika kita nampak hal ini, itulah tandanya kita telah menerima makanan keras dari ayat 17. Ini membuktikan bahwa kita telah memahami sesuatu secara pengalaman, riil dan dalam.

Menjadi bangunan Allah berarti kita tidak lagi terpecah-belah atau berserakan. Paulus mengetahui bahwa kaum beriman Yunani di Korintus telah terpecah-belah oleh karena kesukaan-kesukaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kaum beriman telah berserakan; tertimbun saja tidak, apa lagi terbangun bersama menjadi bait Allah. Saya ulangi, Allah menghendaki sebuah bangunan. Pertama, Ia menghendaki sebidang ladang untuk mempertumbuhkan Kristus, dan kemudian, Ia ingin sebuah bangunan.

Kita tidak perlu meratap, berdoa, atau bertobat secara agamawi, tetapi kita perlu belas kasihan Tuhan untuk nampak visi yang diperlihatkan kepada Paulus. Kita perlu nampak berapa banyak kita masih hidup di dalam kebudayaan, tradisi dan agama kita. Kita perlu nampak bahwa kita masih hidup dalam banyak perkara selain Kristus dan kita tidak benar-benar memperhidupkan Kristus dari hari ke hari. Ya, banyak berita telah kita dengar, tetapi kita belum nampak visinya. O, kita perlu belas kasihan Tuhan agar nampak visi surgawi! Walaupun kita tidak boleh berdoa secara emosional atau berdoa secara agamawi, namun kita perlu berdoa dengan tulus untuk mendapat belas kasihan Tuhan. Marilah kita semua berdoa, "Tuhan, belas kasihanilah aku. Aku perlu nampak visi yang dilihat Paulus. Tuhan berikanlah aku langit yang cerah agar aku boleh nampak wahyu tentang ekonomi-Mu."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 25

20 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-2, 6-7


Paulus berbeban supaya kaum beriman Korintus bertumbuh dalam hayat. Ia tahu bahwa apabila mereka bertumbuh dalam hayat, dengan spontan mereka akan memiliki kehidupan orang Kristen yang tepat. Kemudian realitas kehidupan gereja akan ada di antara mereka, dan kehidupan Tubuh yang sejati akan terbangun. Mereka akan menjadi gereja bukan hanya dalam sebutan, tetapi dalam realitas, dalam hayat, dan dalam pengalaman atas Kristus. Kemudian mereka akan menjadi ladang Allah dan bait Allah yang sesungguhnya dan yang riil.

Dalam 1 Korintus 3 kita melihat bahwa kaum beriman Korintus memperlihatkan tanda-tanda kekanak-kanakan. Satu tanda kekanak-kanakan di antara kaum beriman ialah: mereka hanya dapat menerima susu, bukan makanan keras (ay. 2). Selama seorang beriman tinggal pada taraf kekanak-kanakan, ia tidak dapat menerima apa-apa yang keras, tidak peduli berapa banyak berita yang didengarnya yang mengandung makanan keras.

Paling sedikit sampai taraf tertentu, tanda kekanak-kanakan ini ada di antara kita. Tahun demi tahun makanan keras diministrikan kepada orang-orang kudus. Tetapi, dari banyak kasus orang beriman, dari reaksinya terhadap apa yang diministrikan, ternyata mereka belum dapat mencapai taraf ini. Hal ini menunjukkan bahwa banyak yang belum dapat menerima makanan keras. Mereka hanya dapat minum susu. Ini adalah satu tanda kekanak-kanakan.

Ada banyak berlian dalam 1 Korintus 1 dan 2. Akan tetapi, generasi demi generasi, kebanyakan pembaca Surat Kiriman ini hanya menjamah bungkusnya atau kotaknya, bukan berliannya, hal-hal yang dalam dari Allah. Sebagai contoh, ketika kita bersaksi mengenai 1:30, kita harus dapat mengatakan bagaimana Kristus menjadi hikmat kita dari Allah dalam hidup sehari-hari kita. Seorang saudara mungkin bersaksi bahwa dalam kehidupan pernikahannya dia menikmati Kristus sebagai kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sekarang, hidup, dan siap pakai. Berbicara demikian berarti memperlihatkan bahwa kita telah melihat berlian-berlian dan bukan hanya pembungkusnya.

Perkataan Paulus tentang persekutuan Anak Allah dalam 1:9 benar-benar sebutir berlian. Kita perlu bersaksi tentang persekutuan ini, kenikmatan timbal balik ini, bukan dengan cara yang doktrinal, tetapi dalam pengalaman. Belajar doktrin berarti hanya menerima susu, sedangkan mengambil berlian dalam pengalaman berarti menerima makanan keras. Tanda pertama kekanak-kanakan ialah tidak mampu menerima makanan keras.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 25

19 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1; 14:4


Dalam 1 Korintus terdapat tiga jenis karunia: karunia-karunia awal dalam pasal 1, karunia-karunia mujizat dan karunia-karunia kematangan dalam pasal 12 dan 14. Berkali-kali telah kita utarakan bahwa karunia-karunia awal, yaitu karunia yang diterima kaum beriman pada saat mereka beroleh selamat, mencakup hayat ilahi dan Roh Kudus. Karunia-karunia mujizat, mencakup perkara-perkara seperti kesembuhan dan berbahasa lidah. Karunia bahasa lidah dalam pasal 12 dan 14 mengacu kepada berbicara dalam satu bahasa yang sebenarnya belum pernah dipelajari oleh seseorang. Tiba-tiba, di bawah kuasa ilahi, seorang beriman secara ajaib berbicara dalam bahasa lain. Inilah karunia bahasa lidah yang sejati. Karunia ajaib semacam ini tidak memerlukan pertumbuhan hayat seperti yang dibutuhkan oleh karunia-karunia kematangan.

Dalam pasal 12 dan 14 kita juga mempunyai satu kategori karunia-karunia yang lain, karunia-karunia kematangan. Bernubuat (bertutur-sabda) adalah salah satu dari karunia-karunia kematangan ini. Bertutur-sabda lebih baik daripada berbahasa lidah, karena berbahasa lidah tidak dapat membangun gereja, tetapi bertutur-sabda membangun gereja (14:4). Kita semua harus mengejar karunia-karunia itu, terutama bertutur-sabda, yang membangun gereja.

Bertutur-sabda berarti berbicara bagi Kristus dan bahkan menyampaikan Kristus. Jika kita mau menyampaikan Kristus, pertama-tama kita harus mengalami Kristus. Bila kita memiliki pengalaman atas Kristus yang sejati, barulah kita dapat meministrikan Dia kepada gereja. Jadi, bertutur-sabda dengan menyampaikan Kristus memerlukan pengalaman. Di antara orang-orang Korintus mungkin ada sejumlah karunia yang ajaib, tetapi mereka kekurangan karunia-karunia kematangan, seperti karunia bertutur-sabda bagi pembangunan gereja.

Dalam 1 Korintus kita juga memiliki karunia mengatur, atau memimpin. Karunia semacam ini berdasar pada kematangan. Kita tidak dapat mengharap orang kudus yang masih hijau menjadi pemimpin. Memegang tampuk pimpinan memerlukan sejumlah kematangan. Sebenarnya, karunia ini berhubungan dengan kepenatuaan. Seorang penatua bukanlah seorang yang masih kanak-kanak. Sebaliknya, ia harus seorang yang agak matang.

Kaum beriman di Korintus kekurangan karunia-karunia kematangan. Khususnya mereka kekurangan karunia menyampaikan Kristus sehingga gereja bisa tersuplai dan terbangun, dan kekurangan karunia kepemimpinan yang tepat. Mereka telah menerima karunia-karunia awal, tetapi tidak banyak dari mereka yang bertumbuh dalam hayat. Akibatnya, tidak ada karunia tutur-sabda yang wajar, juga tidak ada karunia kepemimpinan yang dapat membangun gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 25

18 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-9


Sekali lagi saya ingin menunjukkan, ketika kita membaca atau mempelajari Alkitab, kita perlu masuk ke dalam roh penulisnya. Beban roh Paulus dalam 1 Korintus 3 ialah membantu menyadarkan kaum beriman Korintus tentang apa yang mereka miliki dan apa yang mereka butuhkan. Mereka memiliki hayat ilahi dan Roh Kudus, dan mereka perlu pertumbuhan, pertumbuhan dalam hayat dan pertumbuhan dalam Roh Kudus. Jika mereka ingin bertumbuh, mereka perlu beroleh penyiraman.

Walaupun orang kudus bisa menyiram orang lain, namun pertumbuhan hanya datang dari Allah sendiri. Karena pertumbuhan hanya datang dari Allah, maka mereka yang menyiram orang lain harus membantu mereka berkontak dengan Allah. Sesungguhnya berkontak dengan Allah itu sendiri adalah penyiraman. Jadi cara terbaik untuk disirami ialah berkontak dengan Allah. Jika Anda dapat membantu seorang yang lemah atau seorang yang masih hijau rohaninya untuk berkontak dengan Allah, hal itu akan mendatangkan penyiraman yang sejati. Kemudian penyiraman itu akan menyuplaikan unsur-unsur hayat kepada mereka yang telah memiliki hayat ilahi. Sementara unsur-unsur ini ditambahkan kepada mereka, mereka akan memperoleh lebih banyak suplai hayat. Kemudian dengan spontan mereka akan bertumbuh.

Paulus tahu bahwa kaum beriman Korintus perlu diberi makan, disirami, dan lebih banyak suplai hayat. Mereka perlu diberi makan dengan makanan keras (ay. 2), mereka perlu disirami terus-menerus (ay. 6-7), dan mereka perlu lebih banyak suplai hayat dari Allah sehingga mereka dapat bertumbuh dalam hayat. Inilah perkara-perkara yang kita butuhkan dalam kehidupan gereja hari ini. Kita perlu diberi makan dengan makanan keras. Kita perlu menyirami orang lain dan juga disirami. Kita telah nampak, bahkan yang termuda dan yang terlemah di antara kita dapat menyirami orang kudus. Tetapi dalam menyirami orang lain jangan mencoba memecahkan problem mereka atau menyangka melakukan pekerjaan Allah dengan menolong orang lain bertumbuh. Sebaliknya, kita harus bersama-sama menggunakan waktu untuk berkontak dengan Allah. Demikianlah kita menyirami orang lain, dan Allah akan memberi pertumbuhan kepada mereka melalui lebih banyak suplai hayat. Semoga kita semua nampak, bahwa kebutuhan kita yang mendesak ialah pertumbuhan hayat, dan semoga kita menempuh kehidupan yang menghasilkan pertumbuhan dalam hayat, dan semoga kita berfungsi dengan menanam, memberi makan, menyiram, dan juga menyerahkan pertumbuhan sejati ke tangan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 24

17 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-9


Dalam 3:1-9 kita melihat Paulus menganggap semua orang beriman di dalam Kristus sebagai tanaman yang memerlukan pertumbuhan. Hal yang terpenting bagi sebatang tanaman ialah pertumbuhan. Kaum beriman Korintus tidak kekurangan dalam karunia-karunia awal dalam hayat - hayat yang kekal dan Roh Kudus - tetapi mereka sangat kurang dalam pertumbuhan hayat. Karunia-karunia awal diberikan dengan maksud supaya dipertumbuhkan dan dikembangkan.

Karunia-karunia dalam 1:7 berbeda dengan yang terdapat dalam pasal 12 dan 14. Karunia-karunia dalam pasal-pasal ini bukanlah karunia-karunia awal. Dalam pasal 12 dan 14 terdapat karunia-karunia mujizat dan karunia-karunia kematangan. Kaum beriman mungkin tercengang dengan penyataan karunia mujizat yang ajaib, tetapi mungkin mereka menganggap karunia-karunia awal yang berupa hayat kekal dan Roh Kudus sangat umum dan tidak perlu mendapat banyak perhatian. Akan tetapi, walaupun karunia-karunia mujizat itu bersumber dari Allah, sebenarnya karunia-karunia itu tidak lebih penting daripada karunia-karunia awal.

Hari ini banyak orang Kristen yang menghargai karunia-karunia mujizat melebihi karunia-karunia awal.
Banyak orang beriman Pentakosta mengabaikan karunia-karunia awal karena menyukai karunia-karunia mujizat, dan banyak orang Kristen fundamental tidak memperhatikan karunia-karunia, melainkan doktrin. Jadi, di antara orang-orang Pentakosta dan orang-orang fundamentalis terdapat satu pengabaian yang serius atas karunia-karunia awal, karunia-karunia hayat ilahi dan Roh Kudus. Betapa kasihan situasi kebanyakan orang Kristen hari ini! Inilah yang membuat saya berbeban untuk menekankan pentingnya karunia-karunia awal. Kita semua perlu nampak bahwa karunia-karunia ini adalah benih yang ditabur ke dalam kita dan karunia-karunia ini perlu dikembangkan dan dipelihara. Dalam Surat Kiriman ini Paulus berusaha mengembangkan dan memelihara karunia-karunia awal yang diterima oleh kaum beriman Korintus. Ia benar-benar sadar bahwa kaum beriman Korintus adalah bayi dan sangat memerlukan pertumbuhan. Ia hanya dapat memberi mereka susu, tetapi kedambaannya adalah menyuplai mereka dengan makanan keras.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 24

16 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-9


Dalam 3:1 Paulus menyebut kaum beriman di Korintus sebagai bayi-bayi (belum dewasa, LAI) dalam Kristus. Meskipun kaum beriman di Korintus telah menerima semua karunia awal dalam hayat dan tidak kekurangan satu pun (1:7), tetapi setelah itu mereka tidak bertumbuh dalam hayat, mereka tetap sebagai bayi dalam Kristus, tidak rohani, malah milik daging. Di sini rasul menunjukkan kekurangan dan keperluan mereka, yaitu bertumbuh besar dalam hayat dan mencapai kedewasaan penuh (2:6; Kol. 1:28).

Yang rasul berikan kepada kaum beriman di Korintus kelihatannya adalah pengetahuan, tetapi sebenarnya adalah susu (ay. 2). Susu terutama untuk bayi; makanan keras untuk orang dewasa (Ibr. 5:12). Fakta bahwa kaum beriman di Korintus belum dapat menerima makanan keras menunjukkan mereka belum bertumbuh dalam hayat.

Dalam ayat 3 Paulus melanjutkan, "Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi dan hidup secara manusiawi?" Kata "duniawi" dalam ayat ini dalam bahasa aslinya berarti "bersifat tubuh daging". Iri hati dan perselisihan adalah ekspresi dan karakteristik dari sifat daging. Karena itu, iri hati dan perselisihan menyatakan bahwa mereka yang berada di dalam daging adalah bersifat tubuh daging, mereka hidup menurut perilaku manusia. Setiap orang yang jatuh adalah daging (Rm. 3:20; Gal. 2:16). Karena itu, menurut tingkah laku manusia berarti menurut daging.

Ayat 4 mengatakan, "Karena jika yang seorang berkata, 'Aku dari golongan Paulus,' dan yang lain berkata, 'Aku dari golongan Apolos,' bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia karnal?" (Tl.). Manusia di sini mengacu kepada manusia karnal, manusia alamiah yang telah jatuh, manusia duniawi. Kita tidak seharusnya berjalan menurut manusia alamiah, melainkan harus berjalan menurut roh perbauran. Akan tetapi, dengan berkata mereka dari golongan Paulus, atau Apolos, orang-orang Korintus telah berjalan menurut manusia alamiah yang telah jatuh. Mereka tidak hidup dan berperilaku menurut Roh di dalam roh manusia mereka yang dilahirkan kembali.

Dalam ayat 8 Paulus menyatakan, "Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama." Di sini seolah-olah Paulus berkata, "Aku dan Apolos adalah satu. Aku satu dengan Apolos, dan Apolos satu denganku. Mengapa kalian berusaha memecah belah kami? Mengapa beberapa orang di antara kalian berkata bahwa mereka dari golongan Apolos dan yang lain berkata bahwa mereka dari golongan Paulus? Berkata demikian berarti memecah belah. Apolos dan aku adalah satu dalam ministri yang Allah berikan. Aku yang menanam dan dia yang menyiram, tetapi kami berdua berbagian dalam satu ministri. Lagi pula, tiap-tiap orang akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Kami adalah kawan sekerja untuk Allah, dan kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 24

14 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3: 10-12


Jika kita merenungkan konteks dari ketiga pasal yang pertama dari Surat Kiriman ini, kita akan memahami bahwa maksud Paulus ialah memberi kesan kepada kaum beriman di Korintus bahwa bangunan Allah itu terpisah dari segala sesuatu yang berbau Yunani. Kaum beriman Yunani masih menghargai hikmat, filsafat, kebudayaan, dan cara hidup mereka. Mereka menganggap kebudayaan Yunanilah yang terbaik. Tetapi Paulus berkata bahwa bait Allah itu kudus, terpisah dari segala sesuatu yang duniawi dan khususnya dari segala sesuatu yang berbau Yunani.

Dari 3:11 kita tahu bahwa Kristuslah satu-satunya dasar bagi gereja sebagai bangunan Allah. Tidak seorang pun dapat meletakkan dasar yang lain. Namun demikian, ada orang beriman di Korintus yang menjadikan Paulus, Apolos, atau Kefas sebagai dasar mereka. Ketika mereka mengumumkan bahwa mereka dari golongan Paulus, Apolos, atau Kefas, itu berarti mereka mengatakan bahwa orang-orang itulah dasar dan tumpuan mereka. Dalam 1:13 Paulus bertanya kepada mereka, "Apakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau apakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?" Dengan pertanyaan-pertanyaan itu Paulus menunjukkan bahwa ia bukanlah satu-satunya dasar itu. Sebaliknya, dalam 3:10 Paulus berkata, "Sesuai dengan anugerah Allah, yang diberikan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang terampil telah meletakkan dasar." Satu-satunya dasar bukanlah Paulus, Apolos, Kefas, atau siapa pun kecuali Yesus Kristus, Putra Allah.

Problem di antara orang-orang Korintus ialah bahwa mereka berusaha meletakkan banyak dasar yang lain. Dalam pasal 14 kita melihat, bagi beberapa orang, karunia berbahasa lidah adalah suatu dasar. Ini menunjukkan bahwa praktek tertentu mungkin saja dijadikan dasar. Karena itu, Paulus menghendaki kaum beriman di Korintus menyadari bahwa ia telah meletakkan satu-satunya dasar, yaitu Yesus Kristus.

Kita harus menyadari bahwa kita bukan hanya tukang bangunan, tetapi kita juga harus memperhatikan bagaimana kita membangun di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar (3:10). Seperti yang akan kita lihat, gereja, rumah Allah, harus dibangun dengan emas, perak, dan batu-batu permata, bahan-bahan yang diproduksi dari pertumbuhan Kristus di dalam kita. Tetapi, seperti yang ditunjukkan dalam ayat 12, ada kemungkinan kita membangun dengan kayu, rumput, dan jerami, bahan-bahan yang diproduksi oleh kita dalam daging dan dalam hayat alamiah. Karena itu, kita masing-masing, setiap anggota Tubuh, harus berhati-hati dengan bahan yang kita gunakan untuk membangun. Kita harus membangun dengan emas, perak, dan batu-batu permata, bukan dengan kayu, rumput, dan jerami.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 23

13 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:6-7, 11-12, 16-17


Kalau Allah yang menumbuhkan, serahkanlah masalah pertumbuhan kepada-Nya. Tanggung jawab kita hanya menanam dan menyiram, bukan membantu orang lain bertumbuh. Jikalau kita mencoba membantu pertumbuhan orang lain, kita telah melampaui tanggung jawab kita. Membuat orang kudus bertumbuh itu di luar kemampuan kita. Tidak seorang pun dari kita dapat menghasilkan pertumbuhan dalam orang beriman yang lain. Paulus pun tidak mampu membuat orang kudus bertumbuh. Ia tahu jelas bahwa kita dapat menanam dan menyiram, tetapi hanya Allah yang menumbuhkan.

Sementara menanam dan menyiram, kita perlu memiliki keyakinan dengan iman bahwa Allah akan menumbuhkan. Kita harus percaya bahwa Allah ada di sini dan Ia akan menumbuhkan apa pun yang kita tanam dan siram. Jika kita memiliki keyakinan ini, kita tidak akan berusaha membantu pertumbuhan orang lain.

Gereja bukan hanya ladang Allah, tetapi juga bangunan Allah. Ketika kita bertumbuh di ladang, kita akan menghasilkan bahan-bahan mustika bagi pembangunan tempat kediaman Allah di bumi. Sasaran kekal Allah adalah bangunan, bait yang dibangun dengan bahan-bahan mustika di atas Kristus sebagai satu-satunya dasar. Pekerjaan pembangunan dirampungkan bukan hanya melalui orang-orang seperti Paulus, Apolos, dan Kefas saja, tetapi juga melalui setiap anggota Tubuh, seperti yang diwahyukan dalam Efesus 4:16.

Dasar itu unik, tetapi bisa menghasilkan bangunan yang berbeda dikarenakan pekerja yang berbeda menggunakan bahan yang berbeda (3:11-12). Semua orang beriman di Korintus telah menerima Kristus sebagai dasar. Tetapi, beberapa orang beriman Yahudi di tengah-tengah mereka ingin memakai hasil karya agama Yahudi untuk membangun gereja; orang-orang beriman Yunani ingin membangun gereja dengan hikmat filsafat mereka. Mereka semua tidak seperti rasul, yang membangun gereja dengan pengetahuan yang unggul dan pengalaman yang limpah akan Kristus. Maksud rasul menulis surat ini adalah memperingatkan mereka agar tidak membangun dengan barang-barang hasil latar belakang alamiah mereka. Mereka harus belajar seperti Paulus, membangun dengan Kristus yang dikenal secara obyektif dan yang dialami secara subyektif.

Dalam pasal 3 Paulus berusaha menunjukkan kepada orang-orang Korintus, bahwa sasaran kekal Allah adalah bangunan. Ini berarti Allah tidak ingin kaum beriman menjadi individualistis. Ia benar-benar tidak menginginkan orang kudus memiliki pilihan pribadi terhadap Paulus, Apolos, Kefas, atau bahkan Kristus yang terbatas. Allah memperhatikan bangunan, dan Dia damba agar semua orang beriman di sebuah lokal terbangun bersama sebagai bait-Nya. Lagi pula, apabila kita ingin terbangun bersama untuk menjadi tempat kediaman Allah, kita perlu bertumbuh, dan supaya bertumbuh, kita perlu penyiraman. Jadi, penanaman, penyiraman, dan pertumbuhan semuanya adalah untuk sasaran Allah, yaitu bangunan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 23

12 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:6-7; 4:15


Aspek penanaman yang kedua ialah membawa tanaman yang hidup itu berkontak dengan tanah yang baik dan menanamkan mereka ke dalam tanah itu. Tanah yang baik, tempat tanaman itu dapat bertumbuh, tidak diragukan lagi adalah kehidupan gereja. Di satu pihak, kita perlu belajar bagaimana menyalurkan Kristus ke dalam orang-orang dosa melalui memberitakan Injil dalam hayat. Pada saat Kristus tersalur ke dalam orang lain, mereka akan menjadi tanaman yang hidup. Di pihak lain, kita perlu meletakkan tanaman-tanaman ini ke dalam tanah yang baik, kehidupan gereja. Kedua hal ini merupakan penanaman.

Menanam, menyiram, menumbuhkan, semua ini berhubungan dengan perkara hayat. Ini membuktikan bahwa kaum beriman adalah ladang Allah untuk menumbuhkan Kristus. Para minister Kristus hanya bisa menanam dan menyiram, hanya Allah yang bisa menumbuhkan. Kaum beriman di Korintus menjunjung tinggi orang-orang yang menanam dan yang menyiram, tetapi mengabaikan Allah yang menumbuhkan. Itulah sebabnya mereka tidak bertumbuh di dalam Kristus yang adalah hayat mereka.

Dikatakan dari segi pertumbuhan dalam hayat, para minister Kristus, baik yang menanam maupun yang menyiram, tidak terhitung apa-apa, hanya Allah adalah segala sesuatu (ay. 7). Pandangan mata kita harus beralih dari mereka kepada diri Allah. Ini akan menyelamatkan kita terhindar dari perpecahan yang timbul karena menghargai seorang minister lebih daripada yang lain.

Dalam hubungan kita dengan orang lain banyak sekali waktu yang diboroskan untuk percakapan yang sia-sia. Problem tidak akan dapat diselesaikan dengan percakapan. Bahkan sekalipun Anda dapat menyelesaikan problem orang lain, hal itu tidak akan menyuplainya dengan hayat atau menyirami dia; sebaliknya hal itu akan mematikannya. Saya ulangi, jangan berusaha untuk memecahkan problem orang lain. Semakin berusaha untuk menyelesaikan problem, semakin banyaklah problem yang timbul, dan semakin banyaklah orang yang terbunuh oleh usaha kita.

Daripada terlibat dalam problem, sebaiknya kita bersikap sederhana dalam hubungan kita dengan mereka yang datang bersekutu dengan kita. Allah adalah Bapa kita, akhirnya Ia akan menangani semua problem. Hal yang penting ialah menyiram. Telah kita tunjukkan bahwa dengan berdoa baca bersama orang kudus, kita dapat menyiraminya. Adakalanya cukup dengan berdoa bersama orang itu. Dengan berdoa, orang itu akan dibawa kepada Tuhan, dan kita dibawa kepada Tuhan dengan lebih mendalam. Hasilnya, keduanya tersirami. Inilah cara yang sangat riil untuk menyiram orang kudus dalam kehidupan gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 23

11 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:5-9


Dalam 3:6 Paulus berkata, "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan." Jika kita mau mempertumbuhkan Kristus di ladang Allah, kita perlu penanaman dan penyiraman. Namun janganlah mengira hanya orang-orang seperti Paulus dan Apolos yang bertanggung jawab untuk penanaman dan penyiraman. Semua saudara dan saudari dalam gereja harus melakukan pekerjaan ini. Akan tetapi, kita tidak memiliki konsepsi ini. Sebaliknya, kalau ada satu orang kudus yang kita temui dalam kelemahan atas masalah tertentu, kita membawa orang itu kepada penatua. Jika seorang saudara datang kepada Anda dan Anda mengetahui ia lemah, Anda harus menyiraminya. Jangan memanggil penatua, tetapi Anda harus memberinya makan dan merawatnya. Hal ini sungguh penting untuk kita pelajari.

Ada beberapa orang mungkin takut berbuat kesalahan jika mereka mencoba menanam dan menyiram. Mungkin Anda akan melakukan kesalahan, tetapi jangan takut, belajar yang sejati datang dari bekerja, dari praktek. Mungkin Anda melakukan kesalahan-kesalahan tertentu, namun akhirnya Anda akan belajar dari kesalahan itu dan menjadi terampil dalam menanam dan menyiram. Dalam hal-hal tertentu mungkin Anda akan lebih banyak membantu daripada para penatua. Para penatua di sebuah gereja lokal hanya sedikit. Bagaimana mereka dapat memperhatikan begitu banyak saudara dan saudari? Daripada mencari para penatua untuk melakukan sesuatu, pikullah beban untuk merawat orang lain, yakni menyirami mereka. Dalam pemulihan Tuhan, kita adalah untuk mempraktekkan hidup gereja. Untuk mempraktekkan kehidupan gereja yang wajar, kita semua harus menanam dan menyiram.

Karena Paulus berkata bahwa ia menanam dan Apolos menyiram, jangan menyangka Paulus hanya dapat menanam dan Apolos hanya dapat menyiram. Tidak, mereka yang bekerja di ladang tidak hanya menanam atau menyiram; mereka mengerjakan apa saja yang diperlukan -- menanam, menyiram, memupuk, dan bahkan memotong serta memangkas tanam-tanaman. Melalui praktek, kita akan belajar mengerjakan semua perkara ini dalam kehidupan gereja. Tidak benar kalau Anda hanya menanam dan menyiram dan tidak terlibat dalam perkara-perkara lain. Sebaliknya, kita semua harus belajar mengerjakan apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan Kristus di ladang Allah. Hal ini juga termasuk belajar membunuh "hama-hama" yang mengganggu tanaman yang sedang tumbuh. Orang kudus yang lebih lemah mungkin berkontak dengan Anda, dan mungkin Anda mengetahui bahwa ia sedang diganggu oleh hama tertentu. Dengan spontan Anda akan menyadari bahwa Anda pun pernah diserang oleh hama itu dan Anda berdua membutuhkan obat yang sama.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 22

10 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:5-9


Semua anggota gereja adalah tanaman di ladang Allah. Mereka telah ditanam melalui minister Kristus, kawan sekerja Allah, mereka telah disirami oleh minister-minister lain, yang juga kawan sekerja Allah, dan mereka ditumbuhkan dalam hayat oleh Allah sendiri. Kita menjadi anggota gereja bukan dengan cara bergabung dengan sebuah organisasi sosial, melainkan melalui ditanamkan. Dalam ayat 6 Paulus berkata, "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan." Paulus menanam kaum beriman di Korintus ke dalam gereja, ladang Allah, supaya mereka boleh mempertumbuhkan Kristus.

Menanam, menyiram, dan menumbuhkan, semuanya berkaitan dengan perihal hayat. Hal ini menunjukkan bahwa kaum beriman adalah ladang Allah untuk menumbuhkan Kristus. Sebagai tumbuh-tumbuhan yang ditanam di ladang Allah, yaitu gereja, kita perlu bertumbuh. Tanpa pertumbuhan, kita tidak berguna. Beberapa tanaman di kebun saya memang hidup, namun tidak bertumbuh. Demikian pula hari ini, banyak orang beriman yang hidup secara rohani, namun mereka tidak bertumbuh. Tentu saja daripada mati lebih baik hidup. Asalkan kita hidup, kita berkesempatan untuk bertumbuh. Saya harap tidak satu pun saudara dalam pemulihan Tuhan yang merasa puas dengan hidup tanpa pertumbuhan. Kita semua harus bertumbuh guna menghasilkan Kristus. Semua orang kudus dalam pemulihan Tuhan harus damba bertumbuh. Kita harus berdoa, "Tuhan, buatlah aku bertumbuh."

Tujuan pertumbuhan kita di ladang Allah ialah untuk menghasilkan Kristus. Seperti tujuan kebun angggur untuk menghasilkan buah anggur, demikian juga tujuan ladang Allah ialah menghasilkan Kristus. Butir inti dari berita tentang 1 Korintus 3 ialah bertumbuh demi menghasilkan Kristus.

Agar membantu kita mempertumbuhkan Kristus, kita perlu berulang-ulang merenungkan pasal 1 dan 2. Jika Anda membaca dan mendoabacakan pasal-pasal ini, Anda akan tersirami dan dikenyangkan. Unsur dan substansi Kristus akan disalurkan ke dalam diri Anda. Kemudian dengan spontan Anda akan menumbuhkan dan menghasilkan Kristus. Hasil dari pertumbuhan Anda adalah Kristus.

Ketika kita bertumbuh dengan wajar, Kristus akan dihasilkan dari dalam kita. Kemudian apa pun yang kita tumbuhkan dari Kristus akan menjadi bahan-bahan bagi bangunan Allah. Gereja hanya terbangun dengan Kristus. Akan tetapi, gereja tidak dibangun dengan Kristus yang obyektif, Kristus yang ada di surga atau yang tiba-tiba turun dari surga. Sebaliknya, gereja terbangun dengan Kristus yang kita alami dan yang kita pertumbuhkan itu. Jadi, untuk pembangunan gereja, kita harus memiliki Kristus yang dihasilkan melalui pertumbuhan hayat kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 22

09 May 2011

1 Korintus - Minggu 9 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:5-9, 16-17


Dalam 3:9 Paulus berkata, "Kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." Kata Yunani ladang dalam ayat ini secara harfiah berarti tanah pertanian. Kaum beriman yang telah dilahirkan kembali di dalam Kristus dan memiliki hayat Allah, adalah ladang Allah, tanah pertanian dalam ciptaan baru Allah, yang menumbuhkan Kristus, agar bahan-bahan yang berharga dapat diproduksi untuk pembangunan Allah. Karena itu, kita bukan hanya ladang Allah, tetapi juga bangunan Allah. Pada aspek korporat, kita adalah gereja Allah, ada Kristus tertanam ke dalam kita. Kristus harus bertumbuh di dalam kita, bahkan bertumbuh hingga menghasilkan sesuatu dari diri kita. Menurut arti pasal ini, kita tidak menghasilkan buah-buahan, melainkan menghasilkan emas, perak, dan batu permata untuk pembangunan tempat kediaman Allah di bumi. Jadi, bangunan Allah, rumah Allah, gereja, adalah perlipatgandaan Kristus, merupakan perkembangbiakan Kristus yang tak terbatas.

Bait Allah dalam ayat 16 dan 17 adalah penjelasan bangunan Allah dalam ayat 9. Bait adalah bangunan, dan bangunan dihasilkan oleh bahan-bahan yang tumbuh di ladang. Jadi, kita mempunyai ladang, bangunan, dan bait. Bangunan Allah bukan bangunan biasa; bangunan Allah adalah tempat kediaman Allah yang kudus, bait yang di dalamnya dihuni Roh Allah. Kita, para pembangun bait suci yang sedemikian kudus, harus menyadari hal ini, sehingga kita dapat berwaspada, tidak membangun dengan bahan-bahan yang tidak berharga seperti kayu, rumput, dan jerami, tetapi dengan bahan-bahan berharga seperti emas, perak, dan permata, yang sesuai dengan sifat dan ekonomi Allah.

Dalam Surat 1 Korintus, Paulus menggunakan waktu lebih banyak untuk berbicara mengenai gereja daripada mengenai Kristus. Kita telah melihat bahwa dalam kedua pasal yang pertama Paulus telah banyak berbicara mengenai Kristus. Problem di antara kaum beriman di Korintus disebabkan oleh kekurangan mereka dalam mengalami Kristus. Karena alasan ini, Paulus memulai Surat Kiriman ini dengan Kristus dan kemudian melanjutkannya dengan gereja.

Di mana ada Kristus, di situ pula harus ada gereja. Apabila kita memberitakan Kristus, kita pun harus memberitakan gereja. Demikian pula, apabila kita memiliki Kristus, kita harus berada di dalam gereja. Kristus dan gereja tidak terpisahkan, sama seperti kepala seseorang tidak dapat dipisahkan dari tubuhnya. Memisahkan kepala dari tubuh berarti membawa maut kepada tubuh. Karena itu, jangan sekali-kali memisahkan Kristus dari gereja atau gereja dari Kristus.

Dalam ayat 9 Paulus pertama-tama membicarakan ladang Allah, lalu bangunan Allah. Alasan urutan yang demikian adalah bangunan tergantung pada ladang. Kalau tidak ada ladang, tidak mungkin ada bangunan, karena ladang menghasilkan bahan-bahan untuk bangunan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 22

07 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:10, 34


Karena Paulus memakai rohnya, ia memiliki pengenalan yang menyeluruh mengenai situasi dan kondisi kaum beriman di Korintus. Dalam pasal 2, seolah-olah ia berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Korintus, karena kalian masih di dalam pikiran filosofis Yunani kalian, maka kalian tidak mengenal diri kalian sendiri. Dengan pikiran tidak mungkin kita mengenal hal-hal mengenai manusia. Kalian tidak mengenal situasi, posisi, kondisi, kebutuhan, atau nasib kalian. Kalian menganggap diri sendiri bijak, tetapi sebenarnya kalian bodoh dan buta. Aku mengenal hal-hal manusia sebab aku berada di dalam rohku. Hanya roh manusia yang mengerti hal-hal manusia. Karena kalian memakai pikiran dan bukan roh, maka kalian tidak mengenal hal-hal manusia tentang pengalaman atas Kristus dan gereja. Kalian tidak menyadari bahwa kalian berdiri pada posisi yang salah, dan dalam kondisi yang salah. Lagi pula, kalian kehilangan suplai Allah bagi kebutuhan kalian. Bahkan kalian tidak menyadari bahwa kalian mengabaikan nasib kalian."

Jika kita memakai roh kita, kita akan menemukan bahwa di dalam roh kita berhuni Roh Allah, maka kita akan mengenal bukan hanya hal-hal manusia, tetapi juga hal-hal Allah. Kita akan mengenal diri kita sendiri, dan kita juga akan mengenal Kristus.

Saya prihatin bahwa beberapa di antara kita mungkin tidak mengenal diri mereka sendiri dengan tepat. Orang-orang tertentu mungkin tidak mengenal bahwa mereka berada pada keadaan yang salah. Mungkin ada banyak hal yang belum diakuinya di hadapan Allah, dan untuk itu mereka belum memperoleh pembasuhan-Nya. Mungkin mereka sombong dalam pikiran mereka, menganggap bahwa diri mereka benar dan orang-orang lain, termasuk seluruh gereja salah. Pemikiran yang demikian mengenai diri sendiri datang dari kegagalan mereka untuk melatih roh mereka. Namun, jika mereka mau berpaling ke roh dan memakai roh, mereka akan berkata, "O, Tuhan, akulah orang yang bersalah. Aku bersalah dalam segala hal, dan kepada setiap orang. Tuhan, ampunilah dan basuhlah aku."

Memakai roh kita akan membawa kita ke dalam Roh Allah. Roh Allah memungkinkan kita mengenal bukan hanya di mana kesalahan kita, tetapi juga mengenal bahwa Allah mengasihi kita dan Kristus ingin menjadi hayat dan persona kita. Oleh Roh Allah kita juga bisa mengenal Kristus sebagai hikmat kita dari Allah. Kemudian, jika kita terus-menerus hidup di dalam roh perbauran, dalam roh manusia kita dengan Roh Allah, kita akan menemukan bahwa Kristus adalah kebenaran, pengudusan, dan penebusan kita dari hari ke hari. Kita akan mengalami Dia dan menikmati Dia. Kita juga akan merasakan kebutuhan kita akan gereja, dan rindu untuk hadir dalam sidang-sidang, walaupun orang lain mencela kita dan heran dengan apa yang sedang kita lakukan.

Bila kita menggunakan roh, pertama-tama kita akan mengenal diri kita sendiri. Khususnya, kita akan mengenal di mana letak kesalahan posisi, kondisi, dan situasi kita. Kita juga akan mengetahui di mana kita telah meleset dari sasaran penyuplaian ilahi yang telah Allah takdirkan, persiapkan, wahyukan, dan karuniakan kepada kita. Kemudian kita akan mengaku kepada Tuhan dan mohon pengampunan-Nya. Akhirnya, kita akan menyadari bahwa Roh Allah berhuni di dalam kita dan Ia damba untuk memperlihatkan betapa besar kasih Kristus kepada kita dan betapa kaya diri-Nya terhadap kita untuk kita alami dan nikmati. Hal ini membuat kita menikmati Tuhan dan memiliki keinginan yang bertambah-tambah bagi kehidupan gereja. Inilah pengalaman roh manusia mengenal hal-hal manusia dan Roh Allah mengenal hal-hal Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 21

06 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:11; Yoh. 14:17-20; 15:4-5


Dalam 2:11 Paulus berkata, "Siapa di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah." Melalui ayat ini kita mengetahui bahwa roh manusia mengetahui hal-hal manusia, dan Roh Allah mengetahui hal-hal Allah. Roh manusia adalah bagian terdalam dari manusia, memiliki indra yang bisa menembus hal-hal terdalam dari diri manusia, sedang pikiran manusia hanya mampu menjangkau hal-hal permukaan saja. Demikian juga, hanya Roh Allah yang mampu mengetahui hal-hal Allah.

Untuk mendeteksi adanya sesuatu, kita perlu menggunakan organ yang tepat. Misalnya, kita mendeteksi suara dengan indra pendengar. Tetapi misalkan seseorang berbicara dan Anda tidak menggunakan indra pendengar, melainkan indra pencium. Pada kasus yang demikian, Anda tidak akan menyadari adanya sesuatu dan Anda mungkin menyimpulkan bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi. Sebenarnya seseorang sedang berbicara, tetapi Anda menggunakan organ yang salah untuk mendeteksi apa yang sedang dikatakannya.

Sangat pentinglah kita menggunakan organ yang tepat -- roh manusia -- untuk mengetahui hal-hal rohani. Akan tetapi, mengenai pengalaman atas Kristus dan gereja, sebagian besar orang Kristen telah diajar untuk mengenal Kristus dan gereja dengan memakai pikiran dan dengan ajaran tradisional sebagai dasar. Beberapa denominasi bahkan mengadakan seminar untuk melatih orang-orang menggunakan mentalitas mereka dalam memecahkan problem-problem di antara orang Kristen. Lagi pula, latihan-latihan itu tidak berdasar pada firman Allah yang murni, melainkan berdasarkan tradisi. Jadi, sebagai ganti menggunakan roh, kebanyakan orang Kristen menggunakan pikiran alamiah untuk memahami, menganalisis, melihat, dan memfilsafatkan. Lagi pula, dasar dari aktivitas mental ini bukanlah Alkitab, melainkan tradisi.

Praktek ini telah menyebabkan banyak orang beriman membuat kesalahan-kesalahan yang serius dalam pengertian mereka terhadap pengalaman atas Kristus. Misalnya, seorang guru Kristen yang terkenal telah mengatakan dalam tulisannya bahwa Kristus tidak benar-benar berhuni di dalam kita, Ia hanya ada di surga dan diwakili oleh Roh Kudus di dalam kita. Jelas ini adalah kasus pemahaman pengalaman atas Kristus dengan memakai pikiran menurut doktrin dan teologi yang tradisional. Menurut Alkitab, Kristus berada di surga juga di dalam kaum beriman. Dalam Yohanes 14:17 Tuhan Yesus mengatakan tentang Roh kebenaran (realitas), "Yaitu Roh kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." Di sini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa Roh realitas akan berhuni di dalam kita. Bila kita bandingkan ayat 17 dengan 18, kita nampak bahwa Dia yang adalah Roh realitas dalam ayat 17 menjadi Aku yang adalah Tuhan sendiri dalam ayat 18. Dalam ayat 18 Tuhan berkata lebih lanjut, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu." Hal ini tentu tidak mengacu kepada kedatangan Kristus kali kedua. Apabila ayat ini mengacu kepada kedatangan Kristus kali kedua, maka orang-orang Kristen sejak abad pertama hingga kini telah menjadi yatim piatu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 21

05 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:4; 1 Kor. 1:17


Pemulihan Tuhan hari ini ialah pemulihan visi sentral dari ministri Paulus yang melengkapi. Sasaran utama Tuhan hari ini bukanlah memulihkan kebenaran yang doktrinal. Selama abad-abad yang silam, Tuhan telah memulihkan banyak kebenaran. Misalnya kebenaran baptisan selam telah dipulihkan. Menurut Alkitab, pembaptisan haruslah diselamkan. Namun, ini bukanlah sasaran sentral ekonomi Allah, dan juga bukan satu aspek dari ministri Paulus yang melengkapi. Dalam pemulihan-Nya, Tuhan berusaha memulihkan Kristus yang almuhit sebagai Roh pemberi-hayat yang menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kaum beriman dan membuat mereka menjadi Tubuh-Nya yang hidup. Dengan perkataan lain, inti pemulihan Tuhan hari ini adalah Kristus dan gereja.

Jika kita mau memenuhi keinginan Tuhan untuk memiliki kehidupan gereja yang wajar di bumi ini sebagai ekspresi-Nya dan sebagai persiapan untuk kedatangan-Nya kembali, kita harus memakai roh kita untuk mengenal hal-hal manusia, dan kita juga harus bersandar kepada Roh yang berhuni di batin untuk mengenal hal-hal Allah. Apa yang diinginkan Tuhan bukanlah karunia bahasa lidah, kesembuhan, atau memperpanjang kaki; Ia menginginkan sebuah gereja yang tersusun dari kaum beriman yang dipenuhi, dijenuhi, dan diinfus dengan diri-Nya sendiri menjadi Tubuh-Nya bagi ekspresi-Nya. Untuk ini kita perlu pengalaman yang riil atas Roh yang berhuni, bukan hanya karunia-karunia Roh yang luaran.

Allah menghendaki kita menyadari bahwa Allah Tritunggal -- Bapa, Putra, dan Roh -- telah melalui proses termasuk inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Dengan penyaliban, Yesus Kristus telah mengakhiri ciptaan lama. Dengan kebangkitan, Ia menunaskan kita dalam ciptaan baru. Dengan kenaikan, Ia dimuliakan, diagungkan, dinobatkan, dilantik sebagai Tuhan, dan diberi amanat dengan pemerintahan ilahi. Selanjutnya, Ia turun ke atas gereja sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit. Hari ini, sebagai Roh itu, Dia sedang menunggu orang menerima-Nya melalui percaya kepada-Nya. Begitu seseorang menyeru nama Tuhan Yesus, Kristus akan segera masuk ke dalamnya, melahirkan kembali rohnya, berhuni dalam rohnya, dan membaurkan diri-Nya sendiri dengan rohnya yang dilahirkan kembali untuk menjadikannya benar-benar bersatu dengan-Nya. Kemudian, orang beriman baru ini harus mengenal rohnya dan juga Roh pemberi-hayat, ekspresi terakhir dari Allah Tritunggal, supaya ia dapat diubah dan dibangun dengan orang lain menjadi Tubuh, satu organisme untuk mengekspresikan Allah Tritunggal bagi penggenapan tujuan Allah. Inilah sasaran Allah, inti pemulihan-Nya hari ini.

Oleh roh kita, kita mengetahui hal-hal manusia, dan oleh Roh Allah kita mengetahui hal-hal Allah. Hasilnya, kita dapat hidup di dalam Kristus, bersama Kristus, oleh Kristus, dan bagi Kristus. Kemudian, Ia akan memiliki kehidupan gereja yang wajar sebagai Tubuh-Nya yang organik untuk mengekspresikan Dia.

Alangkah besar belas kasih-Nya sehingga kita dapat nampak visi ini! Alangkah besar kasih karunia-Nya dan alangkah ajaib kita dapat dibawa masuk ke dalam pemahaman atas visi ini! Kita berbeban supaya semua orang kudus dalam pemulihan Tuhan nampak visi ini dan membicarakan hal yang sama, memiliki pikiran yang sama dengan opini yang sama. Sesungguhnya, Kristuslah pikiran, opini, dan percakapan kita. Percakapan yang sama, pikiran yang sama, dan opini yang sama, tidak lain adalah Kristus terkasih kita itu sendiri. Sesungguhnya Dialah segala sesuatu kita. Alangkah mustikanya wahyu dalam kedua pasal pertama dari 1 Korintus ini!


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 20

04 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:1-2, 11


Jika kita mau tahu apa yang terdapat dalam diri manusia dan Allah, kita perlu mempunyai dua roh, roh manusia dan Roh Allah (2:11). Karena kaum beriman Korintus mengabaikan kedua roh ini, maka mereka tidak tahu apa yang ada dalam diri manusia maupun yang terdapat dalam diri Allah. Jadi dalam pasal 2, Paulus seolah-olah berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Korintus, janganlah kalian mengandalkan pikiran filosofis kalian, tetapi pakailah roh kalian, bukan jiwa atau daging kalian. Bila kalian memakai roh kalian dan mengandalkan Roh Allah, kalian akan mengetahui kondisi, situasi, posisi, keperluan, dan nasib kalian. Tidak seorang pun mengetahui perkara manusia selain roh manusia. Karena kalian tidak memakai roh, tetapi memakai pikiran filosofis, maka kalian meleset dari sasaran. Kalian tidak tahu apa yang terdapat dalam diri manusia, dan kalian tidak memahami diri kalian sendiri. Kalian tidak tahu situasi kalian, dan kalian tidak tahu betapa kasihan kondisi kalian. Aku menganjuri kalian untuk memakai roh kalian seperti halnya aku memakai rohku. Karena aku memakai roh, maka aku tahu apa yang terdapat dalam diri kalian. Aku tahu bagaimana posisi, kondisi, dan situasi kalian." Dalam menghadapi kaum beriman Korintus, Paulus benar-benar berada di dalam roh.

Banyak orang beriman tidak memiliki pengertian yang tepat atas Roh Allah. Ada kaum fundamentalis menitikberatkan doktrin. Dalam banyak kasus mereka bahkan takut membicarakan Roh. Mereka tidak memberi perhatian yang wajar pada kedua roh dalam Perjanjian Baru. Khususnya mereka tidak menempatkan penekanan yang wajar atas kedua roh itu dalam Surat Kiriman Paulus. Jadi, kaum fundamentalis ini mewakili satu ekstrem mengenai Roh Allah.

Ekstrem lainnya diwakili oleh sebagian orang Kristen yang berada dalam pergerakan Pentakosta atau Kharismatik, sebab mereka menekankan secara berlebihan karunia-karunia Roh, misalnya penyembuhan dan bahasa lidah. Situasi di kalangan kebanyakan orang Kristen semacam ini sangat mirip dengan situasi kaum beriman di Korintus, mereka terlalu menitikberatkan bahasa lidah dan mujizat-mujizat. Dalam banyak kasus, bahasa lidah dan penyembuhan itu tidak sejati. Menurut Kisah Para Rasul 2, berbahasa lidah seharusnya adalah berbicara dengan suatu bahasa atau dialek. Bahasa lidah yang sejati bukan terdiri atas pengulangan beberapa suara. Kalau apa yang disebut bahasa lidah yang dipraktekkan dalam banyak kelompok kharismatik hari ini direkam dan dipelajari oleh ahli bahasa, pasti ahli bahasa itu menarik kesimpulan bahwa suara-suara yang diucapkan itu tidak merupakan satu bahasa atau dialek apa pun.

Situasi kekristenan hari ini sangat mirip dengan situasi gereja di Korintus. Mereka mengabaikan roh manusia dan sering mencampuradukkan roh dengan jiwa. Tambahan pula, karena pandangan-pandangan doktrin, atau terlalu menekankan karunia-karunia rohani tanpa membedakan yang sejati atau yang palsu, mereka telah mengabaikan Roh Allah.

Dalam menanggulangi perpecahan dan kekacauan di Korintus, Paulus tidak mengandalkan doktrin, melainkan berdasar pada pengalaman atas Kristus. Kristus yang disalibkan adalah satu-satunya pokok, sentral, isi, dan substansi dari ministri Paulus. Kristus yang disalibkan adalah inti ekonomi Allah. Paulus menetapkan bahwa di antara orang-orang Korintus, ia tidak mau mengetahui apa-apa kecuali Kristus yang disalibkan ini (2:1-2).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 20

03 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:10-12, 27-30; 2:11-12


Kalau kita membahas Surat 1 Korintus, kita melihat bahwa hal-hal yang terdapat dalam diri manusia meliputi posisi, situasi, kondisi, kebutuhan, sumber, dan nasib manusia. Pikiran alamiah manusia tidak cukup untuk mengetahui hal-hal ini. Bahkan para profesor pun tidak mengetahuinya. Konghucu mengenal filsafat etis, namun ia tidak mengenal hal-hal yang terdapat dalam diri manusia maupun Allah. Ia mengatakan bahwa jika kita berdosa kepada langit, tidak ada jalan untuk memperoleh pengampunan. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak mengenal Allah maupun manusia. Ia tidak mengenal sumber, kondisi, posisi, situasi, kebutuhan, dan nasib manusia. Sungguhpun ia tahu bahwa Allah itu ada, namun ia tidak mengenal Allah.

Orang-orang Farisi dan Saduki menyangka bahwa karena mereka mengenal Perjanjian Lama, maka mereka juga mengenal Allah. Walaupun mereka berusaha keras untuk memelihara Perjanjian Lama sampai tingkat tertentu, tetapi mereka tidak memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Apakah Anda menyangka bahwa para imam yang menyembah Allah di bait itu benar-benar mengenal Dia? Tidak, mereka sama sekali tidak mengenal Dia. Demikian pula, orang-orang Farisi, Saduki, dan para ahli Taurat tidak mengenal hal-hal yang terdapat dalam diri manusia. Mereka tidak mengenal posisi, kondisi, dan kebutuhan mereka sendiri. Hanya Tuhan Yesuslah yang mengetahui hal-hal yang terdapat dalam diri manusia dan Allah. Karena agamawan-agamawan itu memahami pikiran alamiah mereka, maka mereka tidak dapat mengetahui hal-hal ini. Akan tetapi Tuhan Yesus memakai roh-Nya. Menurut Markus 2:8, dalam roh-Nya Ia mengerti pikiran-pikiran dan motivasi orang-orang Farisi. Karena Ia memakai roh-Nya dengan Roh Allah, Ia dapat mengetahui hal-hal yang terdapat dalam diri manusia dan Allah.

Dalam 1 Korintus 1 dan 2 kita melihat bahwa Paulus adalah satu contoh dari orang yang mengetahui hal-hal dalam diri manusia dan Allah. Ia tahu posisi, kondisi, situasi, dan nasib kaum beriman di Korintus. Karena kaum beriman ini memakai mentalitas filsafat Yunani, mereka tidak mengetahui hal-hal yang terdapat dalam diri manusia. Walaupun mereka tidak mengenal diri mereka sendiri, namun Paulus sangat mengenal mereka, karena Paulus adalah seorang yang memakai rohnya agar dibawa masuk ke dalam Roh Allah. Dengan sarana kedua roh inilah, Paulus memiliki pengenalan yang lengkap terhadap orang-orang Korintus.

Paulus pun memiliki pengenalan yang tepat mengenai Allah. Ketika ia melukiskan situasi dan kondisi di antara para filsuf Yunani di Korintus, ia memberi kita sebuah potret Allah. Bukankah menakjubkan, sementara ia melukiskan kondisi kaum beriman ia menyajikan sebuah gambar dari hal-hal yang terdapat di dalam diri Allah? Di sini Paulus menunjukkan bahwa sementara orang-orang Korintus menjunjung hikmat manusia, Allah bermaksud membinasakannya. Jadi, mengenai hal ini, kita memiliki sebuah wahyu rangkap dua: Pertama, orang-orang Korintus mengagungkan hikmat mereka; kedua, Allah membinasakan hikmat itu. Dengan prinsip yang sama, dalam pasal 3 kaum beriman Korintus merusak gereja; akan tetapi Allah membangunnya. Sekali lagi sebuah gambar menyajikan wahyu rangkap dua: sebuah visi perusakan oleh manusia dan pembangunan oleh Allah. Selain itu, dengan menunjukkan betapa orang-orang Korintus memerlukan Kristus, Paulus juga mengungkapkan sampai sejauh mana Allah menyuplai mereka dengan Kristus. Sekali lagi, sebuah gambar memuat dua visi. Dalam kedua pasal ini kita melihat betapa kita memerlukan Kristus dan juga betapa Kristus disuplaikan Allah kepada kita. Karena itu, kita nampak hal-hal yang terdapat di dalam diri manusia dan hal-hal yang terdapat di dalam diri Allah.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 19

02 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:9, 24, 30; 2:11


Dalam 1 Korintus Paulus meliput banyak hal yang bahkan tidak disebut-sebut dalam Surat Roma. Misalnya, dalam 1:9 Paulus mengatakan bahwa melalui Allah yang setia kita telah dipanggil ke dalam persekutuan Anak-Nya Yesus Kristus. Perkataan semacam ini tidak diucapkan Paulus dalam suratnya kepada orang Roma. Dalam 1:24 Paulus melanjutkan bahwa bagi kita yang dipanggil, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Hal ini tidak disebut di dalam Surat Roma.

Surat Roma mewahyukan bahwa kita ada di dalam Kristus, namun dalam 1 Korintus 1:30 Paulus mengumumkan lebih lanjut: "Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus." Di sini kita melihat bahwa oleh Allahlah kita berada dalam Kristus. Surat Roma memberi kita fakta tentang beradanya kita di dalam Kristus, tetapi tidak menyebutkan bahwa oleh Allahlah kita berada di dalam Kristus. Sebelum Anda beroleh selamat, pernahkah Anda bermimpi bahwa Anda akan berada di dalam Kristus? Pernahkah Anda membayangkan bahwa Allah akan menaruh Anda ke dalam Kristus? Kita tahu dari 1:30 bahwa hanya oleh Allahlah kini kita berada di dalam Kristus. Pada masa kekekalan yang lampau, sebelum Allah menciptakan apa-apa, Allah sudah berpikir untuk menaruh kita di dalam Kristus. Kita bahkan boleh mengatakan bahwa Allah mempunyai sebuah mimpi mengenai kita, sebuah mimpi menurut keinginan hati-Nya, yaitu agar kita dapat berada di dalam Kristus. Karena Allah damba untuk mendapatkan kita, Dia bermimpi sedemikian mengenai kita. Jadi bukanlah secara kebetulan kalau kita berada di dalam Kristus. Hal ini telah ditetapkan Allah pada kekekalan yang lampau. Setiap kali saya memikirkan bahwa pada kekekalan yang lampau Allah mempunyai kedambaan untuk menaruh saya ke dalam Kristus, saya lupa diri karena sukacita. Oh, betapa bermaknanya perkara ini, Allah sudah bermimpi tentang kita dalam kekekalan! Betapa manis dan menyenangkan hal ini! Betapa mustikanya pernyataan: "Oleh Dia kamu berada di dalam Kristus Yesus!"

Dalam 1 Korintus Paulus juga berbicara tentang hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah dan tentang minum dari satu Roh. Dalam Roma 11:33 Paulus memang berkata, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah!" Akan tetapi dalam Surat Roma ia tidak menyebut hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah, tidak pula disebut tentang minum dari satu Roh. Ungkapan-ungkapan unik yang terdapat dalam 1 Korintus ini bukan hanya mustika, tetapi juga nikmat untuk kita kecap. Dalam Surat Roma banyak hal yang mustika, tetapi hal-hal yang mustika dalam 1 Korintus lebih baik untuk kita kecap


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 19