Hitstat

31 August 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Selasa

Pekerjaan Roh (2): Menginsafkan Dunia Akan Kebenaran
Yohanes 16:8,10
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi

Ayat Bacaan: Yoh. 16:10, Rm. 4:25; 10:9; Ibr. 2:14; Mat. 25:41

Dalam Yohanes 16:10, Tuhan berkata bahwa Roh akan menginsyafkan orang dunia “tentang kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa.” Ini berarti bahwa Bapa telah sepenuhnya dipuaskan dengan kematian penebusan Tuhan di atas salib dan telah menerima Dia dalam kebangkitan-Nya. Kalau orang dosa mau percaya dalam Kristus, Allah akan membenarkan mereka, sebab Kristus sendiri akan menjadi kebenaran mereka. Kita dibenarkan oleh kebangkitan-Nya. Ini dibuktikan dalam Roma 4:25 dan 10:9. Roma 4:25 mengatakan, “Yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk pembenaran kita.” Kemudian Roma 10:9 mengatakan, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan.”
Kini Putra sebagai kebenaran diberikan kepada kaum beriman. Putra yang telah memuaskan Bapa dan telah diterima oleh-Nya, telah diberikan kepada kaum beriman-Nya sebagai kebenaran kita. Oleh karena Putra telah diberikan kepada kaum beriman sebagai kebenaran mereka, mereka dibenarkan di dalam Dia di hadapan Allah. Hanya di dalam Putra sebagai kebenaran kita, kita dibenarkan oleh Allah dan terbebas dari sumber dosa yaitu Iblis. Iblis adalah sumber dosa, tetapi Putra dalam daging telah memusnahkan Iblis di atas salib (Ibr. 2:14). Melalui percaya dalam Putra, kita bebas dari sumber dosa.
Dengan percaya dalam Kristus kita dipindahkan keluar dari Adam, masuk ke dalam Kristus. Namun kalau kita tidak percaya dalam Kristus, kita akan beroleh bagian hukuman atas Iblis itu. Janganlah bersimpatik kepada Iblis ataupun mengasihani dia. Jangan tetap berada dalam Adam, membantu Iblis menanggung hukuman. Kalau kita tidak bertobat akan dosa kita dalam Adam dan percaya dalam Kristus, Anak Allah, kita akan tinggal dalam dosa dan beroleh bagian hukuman Iblis sampai kekal (Mat. 25:41). Setiap kali kita memberitakan injil, kita harus memberitahu semua orang perkara ini. Seluruh umat manusia dilahirkan dalam Adam, tetapi setiap orang yang percaya dapat berpindah keluar dari Adam, masuk ke dalam Kristus.

30 August 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Senin

Pekerjaan Roh (1): Menginsafkan Dunia akan Dosa
Yohanes 16:8-9
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

Ayat Bacaan: Rm. 5:12; Yoh. 8:44, 26: 2:1; Why. 12:9; 20:2; 1 Yoh. 3:10; Mat. 23:33; 3:7

Menurut Yohanes pasal 16, pekerjaan Roh mencakup tiga hal: menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Dosa dihubungkan dengan Adam, sebab melalui Adam dosa masuk ke dalam manusia (Rm. 5:12). Kita dilahirkan berdosa dalam Adam. Sumber dosa ialah Iblis. Dalam Yohanes 8:44 Tuhan berkata kepada orang-orang Farisi, “Kamu berasal dari bapamu, yaitu Iblis, dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran...” Kita semua dilahirkan dari Iblis, ular tua itu (Yoh. 8:44, Why. 12:9). Karena Iblis adalah bapa dari semua orang berdosa, maka semua orang berdosa disebut “anak-anak Iblis” (1 Yoh. 3:10), juga disebut “ular, keturunan ular beludak” (Mat. 23:33, 3:7).
Kita tak perlu berbuat dosa untuk menjadi orang dosa, sebab kita telah dilahirkan sebagai orang dosa. Kita telah menjadi orang dosa selama enam ribu tahun. Walau sebagai manusia, Anda mungkin hanya berusia dua puluh tahun, namun sebagai orang dosa, Anda sudah berusia enam ribu tahun. Sebab kita semua terlahir dalam dosa dalam Adam, kita semua terlahir terkutuk (Yoh. 3:18). Ketika Adam terkutuk enam ribu tahun yang lalu, kita pun terkutuk di dalamnya. Oleh karena kita di bawah budak dosa, apa yang dapat kita lakukan? Di luar Kristus, tiada jalan melarikan diri. Kristus ialah jalan kita, satu-satunya pelarian kita. Jalan satu-satunya untuk bebas dari dosa ialah percaya dalam Putra (Yoh. 8:24, 36, 3:15-17). Kepercayaan ini mengakibatkan pemindahan dari Adam ke dalam Kristus. Ini sangat ajaib dan indah.
Kalau Anda tidak percaya ke dalam Tuhan Yesus, Anda sudah bersyarat binasa. Anda tak perlu merampok sebuah bank, menipu suami Anda atau berbohong kepada orang tua Anda. Asalkan Anda tidak percaya dalam Tuhan Yesus, Anda sudah ditakdirkan binasa. Jalan terbaik untuk diselamatkan dari situasi dosa Anda ialah percaya ke dalam Tuhan. Satu-satunya dosa yang membuat Anda bersyarat binasa ialah tidak percaya dalam-Nya. Sebab itu, kuncinya hari ini adalah kita percaya atau tidak. Kalau kita percaya, kita akan berpindah keluar dari Adam ke dalam Kristus.

29 August 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Minggu

Kepergian Putra Adalah Untuk Kedatangan Roh Itu
Yohanes 16:7
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14, 16:7

Kepergian Tuhan bukan berarti bahwa Dia meninggalkan murid-murid. Kepergian-Nya adalah untuk kedatangan-Nya sebagai Roh itu. Langkah pertama kedatangan Tuhan adalah melalui inkarnasi sehingga Dia dapat beserta kita dan di antara kita. Inkarnasi-Nya adalah jalan di mana Allah yang kekal menjadi seorang manusia untuk menjamah kita. Langkah kedua adalah, sebelum Dia dapat masuk ke dalam kita dan berbaur dengan kita, Dia bertransfigurasi dari daging menjadi Roh Kudus. Tuhan pergi melalui kematian sehingga Dia dapat kembali dalam kebangkitan sebagai Roh Realitas. Realitas Kristus adalah Roh Kudus, dan Roh Kudus itulah Roh realitas. Datangnya Roh realitas berarti datangnya realitas Kristus.
Oleh datangnya Kristus sebagai Roh realitas, Dia akan tinggal di dalam kita dan kita akan tinggal di dalam-Nya. Kita dapat tinggal dalam Allah Tritunggal dan Allah Tritunggal dapat tinggal di dalam kita. Dengan demikianlah Allah Tritunggal membaurkan diri-Nya dengan kita. Maka Dia dan kita, kita dan Dia akan saling huni. Inilah pemikiran dasar dan inti Yohanes 14 sampai 16. Dalam ketiga pasal ini Tuhan terutama membincangkan satu masalah ini: bahwa Bapa dalam Putra sebagai Roh telah masuk ke dalam kita, membaurkan diri-Nya dengan kita dan menjadikan kita tempat kediaman bagi-Nya dan menjadikan Dia menjadi tempat kediaman bagi kita. Dalam Yohanes 16:7 Tuhan berkata, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab Jikalau Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Tuhan Yesus di surga, di hadapan Allah, menjadi wakil kita, memperhatikan setiap aspek kehidupan kita; demikian juga Roh Kudus di dalam kita, di hadapan kita, merawat kita, melayani kita. Tuhan Yesus di surga berdoa untuk kita; Roh Kudus bekerja di dalam kita menurut apa yang Tuhan Yesus doakan untuk kita. Meskipun Tuhan Yesus meninggalkan kita, naik ke surga, tetapi Roh Kudus yang adalah perwujudan Tuhan Yesus, tinggal di dalam kita, menjadi “Paracletos” kita, beserta dengan kita. Dia setiap waktu, di mana saja, melayani dan merawat kita, menghibur dan memimpin kita.

28 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Sabtu

Kesaksian Roh Kebenaran
Yohanes 15:26-27
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:26-27; 14:26

Agama menganiaya, tapi Roh realitas bersaksi. Roh kudus adalah realitas dari segalanya, dan kita adalah saksi-saksi Roh realitas. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan mengutus Roh realitas kepada murid-murid. Tetapi dalam Yohanes 14:26 Tuhan mengatakan bahwa Bapa yang akan mengutus Penghibur, Roh Kudus, di dalam nama Putra.
Yohanes memakai dua cara yang berlainan tentang satu hal yang sama. Pertama, Dalam Yohanes 14:26 mengatakan, Bapa akan mengutus Roh Kudus; kemudian di dalam Yohanes 15:26 berbunyi, Tuhan sendiri akan mengutus Roh Kudus. Lalu siapa sebenarnya yang mengutus Roh Kudus, Bapa ataukah Putra? Kita harus menjawab, Roh Kudus diutus oleh Bapa dan Putra. Bapa dan Putra adalah esa. Bapa mengutus berarti Putra mengutus. Putra mengutus berarti berarti Bapa mengutus. Keduanya itu adalah esa.
Roh realitas bersaksi tentang Putra sebagai Pokok anggur. Dia bersaksi di depan agama yang menganiaya. Roh Kudus bersaksi kepada ranting-ranting dan melalui ranting-ranting kepada dunia. Agama boleh saja menganiaya, namun Roh realitas bersaksi bahwa Putra itu Pokok Anggur. Melalui orang-orang percaya sebagai ranting-ranting, maka kesaksian ini akan tersebar luas ke seluruh dunia. Bahkan sampai hari ini, kesaksian ini masih berjalan terus.
Roh itu hari ini bersaksi melalui kita, ranting-ranting pokok anggur. Kita dapat bersaksi bahwa Roh yang di dalam kita adalah Roh yang berbicara. Seringkali Dia mendorong kita untuk berbicara, bersaksi bagi Tuhan. Namun, seringkali kitalah yang enggan membuka mulut kita. Akibatnya, kesaksian Roh itu terhalang oleh sikap kita. Kalau kita mau menempuh jalan rohani, kita harus menjadi saluran air hidup. Kita harus berhubungan dengan Roh Kudus, agar air hidup mengalir ke atas diri kita. Akan tetapi, saluran air hidup mempunyai dua ujung. Yang satu terbuka kepada Roh Kudus, kepada hayat dan kepada Tuhan, sedang yang lainnya terbuka kepada manusia. Kalau ujung yang tertuju kepada manusia tidak terbuka, air hidup selamanya tak dapat mengalir. Namun, bila kedua ujung terbuka, niscaya air hidup itu akan mengalir keluar melalui kita, menjangkau orang-orang berdosa di sekeliling kita.

27 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Jumat

Dianiaya Oleh Dunia
Yohanes 15:20
Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu;...

Ayat Bacaan: Yoh. 15:20-25; Gal. 1:13

Tuhan memberitahu murid-murid-Nya, bilamana mereka ingin mengikuti-Nya di atas jalan hayat, mereka harus siap menanggung aniaya (Yoh. 15:20-25). Bilamana kita ingin mengalami Allah Tritunggal sebagai hayat kita, ingin terbaur dengan Allah Tritunggal, dan saling menjadi tempat kediaman dengan Allah Tritunggal, haruslah siap menyambut aniaya dari agama. Penganiayaan yang menimpa ke atas murid-murid Tuhan, bukannya berasal dari dunia yang milik duniawi, melainkan berasal dari agama-agama yang menyembah Allah dan yang kelihatannya mencintai Allah.
Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya bahwa karena Dialah, orang-orang agamawi akan menganiaya mereka, bahkan membunuh mereka. Kita telah nampak, bahwa murid-murid selaku ranting-ranting pohon anggur, adalah Tubuh Kristus, organisme bagi hayat dan ekspresi Allah Tritunggal; sementara dunia yang adalah sistem kosmik adalah sistem yang disusun oleh setan. Sistem agama yang bersifat setani, akan selalu membenci kita.
Dunia agama menganiaya orang-orang yang mengikuti Tuhan di dalam hayat, dikarenakan mereka adalah ranting-ranting pokok anggur yang benar, bersatu dengan Tuhan, bertindak dan melakukan sesuatu di dalam nama Tuhan. Kaum agamawan tidak mengenal Bapa yang adalah sumber Tuhan, maka mereka membenci orang-orang yang sungguh-sungguh mengikuti Tuhan. Karena kaum agama membenci Bapa yang di dalam Putra (Yoh. 15:23), maka itulah mereka pun membenci pada pengikut-pengikut Putra. Pembencian dan penganiayaan ini merupakan dosa mereka di mata Allah (Yoh. 15:22, 24). Dari kesemuanya ini, kita dapat melihat betapa jahatnya agama, sekalipun agama yang terbentuk berdasarkan firman Allah yang kudus.
Galatia 1:13 mewahyukan bahwa ketika Paulus berada dalam agama, dia menganiaya gereja Allah secara berlebihan dan merusaknya. Bagi beberapa orang, agama adalah kata yang positif, tetapi bagi mereka yang melaksanakan kehidupan gereja, agama adalah kata yang negatif. Jika Anda berada dalam gereja, Anda berada di luar agama. Jika Anda dalam agama, Anda tidak dapat berada di dalam kehidupan gereja yang sejati.

26 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Kamis

Terpisah Dari Dunia
Yohanes 15:19
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:18-19; 14:17; 7:7; 1 Kor. 1:21

Ranting-ranting terpisah dari dunia. Kita tak ada sangkut paut apa-apa dengan dunia, karena kita sudah sepenuhnya melekat pada pohon anggur. Istilah dunia di sini terutama ditujukan pada dunia agama (Yoh. 15:18, 16:2). Dengan kata lain, dunia dalam pasal 15 ialah agama, khususnya agama Yahudi. Bagi murid-murid Tuhan Yesus di saat itu, dunia ialah agama Yahudi. Mereka telah dipisahkan dari agama Yahudi kepada Kristus, pokok anggur itu. Agama, sebagai salah satu bagian dari sistem dunia setani, membenci ranting-ranting pokok anggur. Agama selalu berusaha agar ranting-ranting tidak mengekpresikan Allah Tritunggal (Yoh. 15:18).
Kita wajib terpisah dari dunia, karena dunia berlawanan dengan gereja. Sebagai sistem setan, dunia berlawanan dengan Tubuh Kristus. Dunia membenci Tubuh, membenci ranting-ranting, serta membenci gereja. Dunia agama akan berusaha sekuatnya agar kita tidak dapat berbuah. Sebab itu, sebagai ranting-ranting yang telah dipilih dan keluar dari dunia, maka tidaklah seharusnya kita berkaitan dengan sistem setani agama (Yoh. 15:19). Tetapi hampir di antara semua orang Kristen terdapat percampuran ini. Demi belas kasih Tuhan, kita mau menjauhi segala sistem agama dan berdiri di pihak gereja di dalam kemurnian, tanpa ada campuran sedikit pun. Sistem agama yang manapun berasal dari setan, dengan tujuan menjatuhkan dan merusak kehidupan gereja yang normal dan tepat.
Susunan dunia dengan jelas memusuhi Allah. Orang dunia “tidak mengenal Allah” (1 Kor. 1:21), “membenci” Kristus (Yoh. 15:18), dan “tidak menerima” Roh Kebenaran (Yoh. 14:17), sebab itu “pekerjaan-pekerjaannya jahat” (Yoh. 7:7). Dipandang dari sudut Allah memilih kita, kita keluar dari dunia; tetapi dipandang dari sudut hayat baru kita, kita sama sekali bukan milik dunia, melainkan berasal dari atas. Kita adalah orang-orang yang dilahirkan kembali, sama sekali tidak ada kaitannya dengan sistem itu, karena kita oleh Roh itu dilahirkan dari atas. Oleh sebab itu, jika kita mau berbuah dengan tepat, kita harus membuang cara-cara dunia. Buah-buah yang tepat, buah-buah yang tinggal tetap, hanya bisa dihasilkan dengan cara yang tepat pula.

25 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Rabu

Dipilih dan Ditetapkan Untuk Pergi dan Berbuah (3)
Yohanes 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,...

Ayat Bacaan: Yoh. 15:16; 1 Tes. 5:17; Luk. 18:1; 1 Tim. 2:1, 4

Untuk menghasilkan buah, tidak ada jalan lain, kita harus pergi mengunjungi orang berdosa. Namun untuk memiliki kontak yang sukses dengan orang dosa, kita harus menjadi orang yang berdoa setiap waktu (Yoh. 15:16b; 1 Tes. 5:17; Luk. 18:1). Ketika kita sedang bekerja, kita harus berdoa bagi satu atau dua orang yang akan kita kunjungi. Kita harus berdoa: “Tuhan, Engkau menghendaki agar semua orang diselamatkan. Ingatlah mereka dan lawatlah mereka dengan keselamatan-Mu.” Kita harus menjadi orang yang berdoa dengan tak putus-putusnya siang dan malam. Kehendak Allah bagi keselamatan manusia menuntut doa-doa kita bagi orang berdosa agar mereka dapat diselamatkan (1 Tim. 2:1, 4).
Kita perlu serius, tulus, dan tekun dalam pengharapan untuk berbuah. Kita perlu terus-menerus berdoa bagi keselamatan orang dosa. Ketika saudara Watchman Nee masih sekolah, dia menetapkan setiap hari Sabtu berpuasa dan berdoa untuk pemberitaan Injil pada hari Minggunya. Kita mungkin saja menerima pimpinan Tuhan untuk berdoa puasa bagi perkara berbuah. Kita harus sekuatnya berdoa, mohon Tuhan memberi kita buah-buah, menyingkirkan ketidakberbuahan diri kita. Kita harus sekuatnya berdoa dan berkata, “Ya Tuhan, berikanlah kepada kami buah-buah tetap yang diperlukan. Telah bertahun-tahun lamanya kami tidak berbuah.” Doa yang demikian akan membuat kita memiliki pertobatan yang tuntas.
Tuhan telah mengamanatkan untuk pergi, menghasilkan buah, dan buah kita harus tetap. Namun, memastikan buah kita tetap bukanlah pekerjaan yang mudah. Pada masa yang lalu, meskipun kita kurang dalam hal penginjilan, namun kita membawa cukup banyak orang ke hadapan Tuhan dan juga membaptis banyak orang. Akan tetapi, sangat sedikit yang tinggal tetap. Kita semua harus belajar apa yang perlu kita lakukan supaya buah kita tetap. Dalam Yohanes 21:15 Tuhan menyuruh kita merawat anak-anak domba-Nya. Ini berarti melakukan sesuatu bagi buah-buah yang kita hasilkan, agar buah-buah itu tetap. Setelah menghasilkan buah, kita tetap harus bertanggung jawab untuk merawat buah-buah itu, sehingga menjadi buah-buah yang tetap.

24 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Selasa

Dipilih dan Ditetapkan Untuk Pergi dan Berbuah (2)
Yohanes 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,...

Ayat Bacaan: Yoh. 15:2, 6; 2 Tim. 4:2

Terhadap perintah Tuhan untuk pergi dan menghasilkan buah, mungkin ada orang berkata bahwa mereka sangat sibuk dan tidak punya waktu. Ini tidak benar. Jika rumah kita kebakaran, kita tidak akan berkata, “Aku terlalu sibuk. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi kebakaran.” Penggunaan waktu kita tergantung pada apa yang kita anggap lebih penting. Tetapi tak peduli apakah kita memiliki waktu atau tidak, baik atau tidak baik waktunya, kita tidak ada pilihan (2 Tim. 4:2). Ini bukan tergantung pada kita. Dia adalah Tuan, dan Dia telah memberi perintah dan masih tetap memberi perintah agar kita pergi dan menghasilkan buah. Dia tidak akan membiarkan kita beralasan. Jika kita tidak berbuah, kita akan dipotong dari kenikmatan atas kekayaan pokok anggur (Yoh. 15:2a, 6).
Hari ini pemberitaan Injil kita masih kurang memadai. Orang-orang Kristen suka berbicara tentang banyak hal dalam Alkitab kecuali berbuah. Dalam Yohanes 15, tinggal bukanlah sekadar untuk tinggal; tinggal adalah untuk menghasilkan buah. Tuhan Yesus berkata, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya” (Yoh. 15:2). Dipotong berarti dipotong dari pokok anggur. Banyak orang Kristen telah dipotong, mereka tidak memiliki kenikmatan atas kekayaan Kristus. Mungkin Anda berkata, “Aku belum membawa satu orang pun kepada Tuhan selama enam tahun ini, tetapi aku masih sangat menikmati Tuhan.” Ini adalah berdasar pada perasaan Anda, bukan pada fakta. Faktanya adalah Anda tidak berbuah. Berbuah adalah bukti nyata bahwa kita sungguh-sungguh menikmati Tuhan. Firman-Nya dengan jelas memberi tahu kita bahwa jika kita tidak berbuah, kita akan dipotong.
Di mana-mana ada manusia. Setiap malam kita memiliki tiga atau empat jam untuk ke luar, dan setiap akhir pekan kita memiliki dua hari. Selain itu, Tuhan memberi kita banyak sanak keluarga. Ada lingkungan dan situasi yang begitu cocok bagi kita untuk mendapatkan orang. Ketika kita berjumpa dengan Tuhan, kita tentu tidak dapat beralasan. Tuhan telah mempersiapkan lingkungan dengan semua situasi yang kita perlukan untuk berbuah. Masalah satu-satunya adalah kita tidak mau pergi untuk menghasilkan buah bagi Tuhan.

23 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Senin

Dipilih dan Ditetapkan Untuk Pergi dan Berbuah (1)
Yohanes 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, …

Ayat Bacaan: Yoh. 15:16; Mat. 28:19

Kita telah dipilih dan ditetapkan untuk pergi dan menghasilkan buah yang tetap. Dalam Yohanes 15:16, Tuhan berkata: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu.” Ayat yang sama dalam Alkitab versi King James (KJV) tidak memakai kata “ditetapkan” melainkan kata “ditakdirkan” (ordained). Kita memang telah ditakdirkan; ditakdirkan berarti telah ditetapkan. Kita semua harus mengetahui bahwa kita telah ditakdirkan untuk berbuah. Janganlah mengajukan alasan apapun. Tidak peduli bagaimana keadaan kita saat ini, kita telah dipilih dan ditakdirkan untuk menghasilkan buah-buah yang tetap.
Untuk menghasilkan buah, pertama-tama kita perlu jelas bahwa jika kita telah diselamatkan oleh Tuhan, kita juga telah diperintah oleh Tuhan. Perintah-Nya yang pertama kepada kita adalah “Pergi” (Yoh. 15:16; Mat. 28:19). Tuhan menyuruh kita untuk “pergi dan menghasilkan buah.” Untuk melaksanakannya, kita perlu pergi mengontaki orang berdosa. Tuhan tidak memilih kita tanpa tujuan. Pemilihan-Nya adalah untuk pengutusan-Nya. Dia mengutus kita untuk tiga hal: pertama, kita harus pergi; kedua, kita harus menghasilkan buah; dan ketiga, buah kita harus tetap. Dalam hal ini, kita tidak ada pilihan; Tuhan menuntut kita agar kita menerima pengutusan-Nya.
Mungkin ada orang yang berpikir, “Memberitakan Injil memang baik, tetapi Tuhan tidak memberikan beban itu kepadaku. Jika Tuhan menginginkan aku pergi, Dia pasti memberi beban kepadaku.” Kita mungkin tidak mengatakan hal ini, tetapi ini mungkin ada di dalam hati kita. Suatu hari, ketika kita berdiri di depan takhta penghakiman Kristus, kita harus memberikan perhitungan atas apa yang telah kita lakukan. Jika kita tidak setia, kita harus memberi tahu Tuhan mengapa kita tidak berbuah, dan Tuhan akan mencela kita. Dia mungkin akan mengingatkan kita dengan firman-Nya dalam Yohanes 15:16 ini, dan bertanya mengapa kita tidak menuruti perintah-Nya untuk berbuah. Ketahuilah, tidak menuruti perintah Tuhan adalah perkara yang sangat serius!

22 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 4 Minggu

Perintah Untuk Saling Mengasihi
Yohanes 15:12-13
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:12-17; 13:34

Berbuah berkaitan erat dengan hal saling mengasihi. Kita harus memelihara hubungan yang tepat terhadap satu sama lain di dalam hayat, yaitu di dalam kasih oleh hayat. Kita wajib memelihara hubungan kita di dalam kasih, serta mengasihi satu sama lain bersandarkan hayat yang ada di batin kita, dan hayat ini adalah Tuhan sendiri.
Kita bukan ranting-ranting dari beberapa pohon yang terpisah, melainkan ranting-ranting pada satu pohon yang sama. Sebab itulah kita perlu memelihara persekutuan yang baik dengan ranting-ranting yang lain, sama seperti kita dengan pohonnya. Itulah sebabnya dalam pasal ini Tuhan menyuruh kita juga mengasihi satu sama lain (Yoh. 15:12, 17). Tanpa kita saling mengasihi, pastilah sulit berbuah. Tanpa kita saling mengasihi, berarti persekutuan kita dengan pokok anggur telah terputus, sehingga mustahil kita berbuah. Sebab itu, agar dapat berbuah, kita harus saling mengasihi.
Dengan kasih yang dipakai oleh Tuhan untuk mengasihi kita, kita mengasihi Tuhan. Dengan kasih ini pula kita saling mengasihi. Semua anggota Tubuh Kristus seharusnya saling mengasihi dengan kasih ilahi. Dalam Injil Yohanes, Tuhan sangat memperhatikan keesaan, dan memperhatikan kita saling mengasihi. Dalam Yohanes 13:34 Tuhan Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu sang mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Sekarang, dalam Yohanes 15 Tuhan mewahyukan bahwa ranting-ranting harus saling mengasihi, supaya melalui berbuah, mereka mengekspresikan hayat ilahi (Yoh.15:12-17). Untuk membangun Tubuh Kristus, kita harus menjadi satu di dalam Allah Tritunggal, juga harus saling mengasihi dengan kasih ilahi.
Jika kita kekurangan kasih ilahi dan jika kita tidak lagi saling mengasihi, apakah jadinya dengan kehidupan gereja? Jawabannya adalah kehidupan gereja akan lenyap, dan tidak ada buah-buah yang dihasilkan. Di mana tidak ada kasih ilahi, kehidupan gereja segera berakhir, kekayaan hayat Allah tidak dapat diekspresikan. Untuk menikmati Allah dan mengekspresikan Allah, kita perlu mengasihi Dia dengan mutlak dan saling mengasihi dengan yang lain.

21 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Sabtu

Berdoa Untuk Berbuah Banyak
Yohanes 15:7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:8

Kapan kala kita tinggal di dalam Tuhan dan membiarkan firman-Nya tinggal di dalam kita, sebenarnya kita adalah esa dengan Dia, dan Dia akan bekerja di dalam kita. Karena itu, apapun yang kita minta, bukanlah kita semata-mata yang berdoa, melainkan Dia yang berdoa di dalam doa kita. Doa semacam ini bertalian dengan hal berbuah (Yoh. 15:8), dan doa yang demikian pasti akan dikabulkan.
Kita tak dapat berdoa untuk berbuah melalui diri kita sendiri. Doa yang demikian haruslah berasal dari Kristus yang bersemayam di dalam, melalui Roh dan oleh firman-Nya. Jika kita tinggal di dalam Tuhan dan senantiasa memelihara persekutuan dengan Tuhan, serta membiarkan Tuhan dengan firman-Nya tinggal, bergerak, mendorong dan membakar di dalam kita, pasti kita takkan sanggup terus membungkam, sebaliknya kita akan mengutarakan sesuatu dalam doa kita. Apa yang kita katakan akan menjadi suatu doa yang riil di dalam roh. Inilah ekspresi daripada Kristus yang bersemayam yang berbicara sebagai Roh dengan firman-Nya dari dalam kita.
Apabila firman Tuhan tinggal di dalam kita, persekutuan dan ekspresi-Nya juga akan tinggal di dalam kita. Karena itu, kita boleh meminta apa saja yang kita kehendaki. Melalui doa, kita akan mengekspresikan apa yang telah kita terima dari Tuhan, dan ini akan digenapi bagi kita. Doa ini bukanlah doa manusia, doa alamiah; melainkan doa ilahi, ekspresi dari komunikasi ilahi. Setelah Tuhan yang tinggal di dalam kita mengekpresikan pikiran-pikiran, keinginan-keinginan, pendapat-pendapat serta kehendak-kehendak-Nya, barulah kemudian kita mengambil firman-Nya dan mengekspresikannya melalui cara berdoa.
Selama ini mungkin kita juga berdoa. Tetapi untuk perkara apakah kita berdoa? Kalau kita jujur, kita lebih banyak berdoa untuk diri sendiri, bukannya berdoa agar dapat berbuah banyak. Kita perlu lebih banyak berdoa untuk perkara berbuah! Doa semacam ini bersifat sangat ilahi, karena doa ini mengutarakan dan mengekspresikan kehendak, keinginan dan pikiran Kristus yang tinggal di dalam kita dan yang menyatukan diri-Nya dengan kita. Doa-doa yang demikian akan menjadi ekspresi, perwujudan yang sempurna daripada Allah Bapa.

20 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Jumat

Membiarkan Firman-Nya Tinggal di Dalam Kita
Yohanes 15:7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:7; Kol. 3:16; Ef. 3:8

Karena kita tinggal di dalam Tuhan, kita harus membiarkan firman-Nya tinggal di dalam kita (Yoh. 15:7). Terjemahan kata “firman” dalam bahasa Yunani adalah rhema, berarti firman yang berbicara secara langsung dan pada waktu sekarang. Membiarkan firman Tuhan yang berbicara ini tinggal di dalam kita, akan menimbulkan banyak permintaan, dan permintaan ini berkaitan dengan Sang Putra yang ingin memperluas tempat tinggal-Nya di dalam kita. Selama Dia tinggal di dalam kita, Dia selalu berbicara.
Perkataan Tuhan yang seketika di dalam kita adalah rhema. Menurut pengalaman kita, kebanyakan Tuhan mengucapkan satu kata kepada kita, yaitu “tidak”. Setiap kali Tuhan berbicara kepada kita, kita harus mendengarnya dan menerimanya. Jika kita tidak menaati firman yang berbicara, kita akan segera terputus dari persekutuan. Tetapi jika kita melakukan firman-Nya, kita akan menikmati segala kelimpahan dan kepenuhan hayat-Nya, sehingga kita mempunyai hayat yang berlimpah untuk berbuah.
Masalah gereja hari ini adalah: gereja kekurangan firman Allah yang hidup; sebaliknya hanya ada doktrin-doktrin yang mati. Benar-benar ada kekurangan yang nyata dalam hal komunikasi langsung dari Allah, hanya ada khotbah manusia. Betapa sayangnya bahwa begitu banyak orang telah mati di bawah doktrin-doktrin yang bagus! Semoga Allah membelaskasihani kita, memberi kita rhema, perkataan yang langsung Allah katakan kepada kita hari ini. Hanya jika kita memiliki rhema, kita dapat maju dan memiliki firman hidup untuk menyuplai orang lain dan menghasilkan buah.
Kita harus membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita, mendiami kita, atau berumah dalam kita (Kol. 3:16). Kata Yunani yang diterjemahkan “tinggal” berarti berada di dalam rumah, bersemayam, atau berhuni. Perkataan Tuhan haruslah mempunyai tempat yang cukup lapang di dalam kita agar dapat beroperasi dan menyuplaikan kekayaan Kristus. Kekayaan Kristus sesungguhnya ada di dalam firman-Nya (Ef. 3:8). Sebab itu, kalau kita ingin berbuah, kita harus menikmati firman, dipenuhi dengan firman, dan belajar menuruti firman Tuhan yang hidup di dalam kita.

19 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Kamis

Tinggallah di Dalam Aku
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:4-5; Ef. 1:22-23

Tiada suatu tanaman lain pun yang dapat menggambarkan hubungan yang hidup antara Tuhan dengan kita selain daripada pohon anggur. Sebagai ranting-ranting-Nya, kita tidaklah baik untuk apa pun selain untuk berbuah, sebab hanya dengan demikian kekayaan hayat Bapa dapat diekspresikan. Secara individu, ranting adalah orang yang sudah dilahirkan kembali. Secara korporat, mereka adalah gereja, Tubuh Kristus (Ef. 1:22-23).
Apakah yang dimaksud dengan berbuah? Berbuah merupakan hasil dari penyaluran kekayaan hayat ilahi. Sebab itu, janganlah Anda mencoba untuk membawa orang kepada Kristus dengan kekuatan Anda sendiri. Jangan pula menggunakan cara-cara duniawi untuk mendapatkan jiwa-jiwa. Menghasilkan buah merupakan hasil penyaluran hayat ilahi melalui kita ke dalam orang lain. Ini bukanlah sekedar mengabarkan Injil atau mendapatkan jiwa-jiwa, tetapi seharusnya merupakan mengalirkan kekayaan hayat ilahi.
Bagaimanakah agar ranting-ranting dapat berbuah? Buah dihasilkan ketika ranting-ranting tinggal dalam pokok anggur dan membiarkan pokok anggur tinggal di dalam ranting (Yoh. 15:4). Agar buah dapat dihasilkan, perihal saling tinggal ini merupakan perkara yang penting. Begitu kita menyadari bahwa kita adalah sebatang ranting, sukarlah bagi kita untuk tinggal di luar pohon anggur. Asal kita tinggal di dalam-Nya, Dia akan tinggal di dalam kita. Dia tinggal di dalam kita bergantung pada tinggalnya kita di dalam Dia. Tinggalnya kita di dalam Dia adalah syarat tinggalnya Dia di dalam kita.
Jika kita tidak tinggal di dalam Tuhan, tidak ada jalan bagi-Nya untuk tinggal di dalam kita. Meskipun Dia tidak berubah, kita sering berubah. Mungkin kita tinggal di dalam-Nya pada hari ini dan keesokan harinya meninggalkan Dia. Oleh sebab itu, tinggalnya Dia di dalam kita tergantung pada tinggalnya kita di dalam Dia. Bagaimanakah agar kita dapat senantiasa tinggal di dalam Tuhan? Tinggal di dalam Tuhan adalah memiliki persekutuan dengan Dia. Agar dapat tinggal di dalam Tuhan, kita harus memelihara, menjaga, dan mempertahankan persekutuan kita dengan Dia, yakni melalui menuruti perasaan hayat terbit di dalam kita. Menuruti perasaan hayat membuat kita tetap tinggal di dalam Dia.

18 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Rabu

Hukuman bagi Ranting yang Tidak Berbuah
Yohanes 15:2
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:2, 6, 8-11; 1 Kor. 9:16

Tuhan Yesus mengatakan bahwa jika kita, ranting-ranting-Nya, tidak berbuah, kita akan dipotong (Yoh. 15:2, 6). Dipotong berarti kehilangan kenikmatan atas suplaian yang kaya dan penuh dari pohon anggur. Inilah sebabnya banyak orang Kristen yang begitu miskin dalam kenikmatan atas kekayaan Kristus. Mereka telah kehilangan kenikmatan yang penuh atas kekayaan Kristus karena mereka tidak berbuah. Jika kita tidak berbuah, kita akan dipotong. Walaupun kita masih ada di dalam Tuhan, tetapi kita tidak dapat memiliki kenikmatan yang riil atas suplai yang kaya dari kelimpahan hayat pohon anggur. Asalkan kita tidak memiliki kenikmatan atas suplai yang limpah dari kelimpahan hayat Kristus, kita telah dipotong.
Saudara saudari, kita harus bangkit untuk menghasilkan buah. Rasul Paulus sangat mengenal hukuman atas ketidakberbuahan. Sebab itu dia berkata, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” (1 Kor. 9:16). Bagi Paulus, tidak memberitakan injil, tidak berbuah, adalah satu celaka. Walaupun “dipotong” di sini bukanlah masuk ke dalam neraka atau binasa, melainkan berarti kaum imani itu akan kehilangan kenikmatan mereka dalam Kristus, namun akibat pemotongan ini sangatlah serius. Sungguh mengerikan dipotong dari pokok anggur. Alkitab mengatakan, bahwa akibat dipotong adalah semacam penghukuman dan kerugian. Bila kita adalah orang yang gagal seperti itu dan tidak bertobat dari keadaan kita yang tidak berbuah, ketika Tuhan datang kembali, kita akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, dan di dalam kerajaan seribu tahun terputus dari kenikmatan atas Kristus.
Memberitakan Injil, menyelamatkan orang dosa, adalah berbuah. Kita mungkin menyukai perkara tinggal dalam pokok anggur, yaitu tinggal di dalam Kristus. Namun, Yohanes 15:8-11 tidak hanya menekankan perkara tinggal; tetapi juga menekankan perkara menghasilkan buah. Janganlah kita mentoleransi diri sendiri yang tidak berbuah. Walaupun kita mengakui bahwa hal ini alkitabiah, mungkin kita belum menghasilkan buah apa pun. Jika kita tidak menghasilkan buah, Tuhan akan memotong kita dari kenikmatan akan Dia, dan Dia akan menghakimi serta menghukum kita saat kedatangan-Nya.

17 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Selasa

Setiap Ranting Harus Berbuah
Yohanes 15:2
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:2; Yeh. 15:2-3; 1 Kor. 4:13

Apakah kegunaan pohon anggur? Pohon anggur dibudidayakan bukan untuk diambil bunganya, daunnya, atau batangnya. Bunga, daun, dan batang dari pohon anggur bahkan tidak cukup menarik untuk dipamerkan. Kita memang sering melihat pameran tanaman hias dengan bunganya yang indah, tapi kita tentu tidak pernah melihat orang memamerkan tanaman anggur yang berbunga. Mengapa? Sebab satu-satunya alasan orang membudidayakan pohon anggur adalah untuk mendapatkan buahnya.
Batang dari pohon anggur bahkan tidak baik untuk dijadikan bahan bangunan (Yeh. 15:2-3). Tidak ada alat-alat rumah tangga atau perabotan yang dibuat dari kayu pohon anggur. Juga tidak ada kayu pohon anggur yang dapat dibuat menjadi tiang, balok, papan, atau atap rumah. Anda tidak akan pernah melihat sebuah bangunan yang dibangun dengan bahan dari kayu pohon anggur. Pohon anggur hanya baik untuk berbuah, tidak untuk tujuan lain apa pun.
Yohanes 15:2 mengatakan, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Kristus adalah pokok anggur, dan kaum beriman (gereja) adalah ranting-ranting-Nya. Sebagai ranting-ranting Kristus, nasib kita adalah menghasilkan buah. Kita dilahirkan kembali untuk menghasilkan buah. Dalam pengertian yang sama, gereja ditentukan untuk berbuah.
Keberadaan kita sebagai ranting-ranting Kristus bukanlah untuk berbunga atau untuk menghasilkan bahan-bahan bagi pembangunan organisasi agama Kristen. Di atas muka bumi ini, kita hanya baik untuk berbuah. Paulus mengatakan bahwa terhadap dunia ini, ia telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu (1 Kor. 4:13). Artinya, kegunaan Paulus sama sekali bukan untuk dunia ini, melainkan untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan Allah Bapa. Dunia tidak layak mendapatkan kita.
Saudara saudari kekasih, berguna atau tidaknya kita bagi Kristus sangat tergantung apakah kita berbuah bagi-Nya atau tidak. Setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong-Nya, sebaliknya ranting yang berbuah akan dibersihkan-Nya agar lebih banyak berbuah. O, betapa seriusnya perkataan Tuhan ini!

16 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Senin

Kristus Adalah Pokok Anggur yang Sejati
Yohanes 15:1
Akulah pokok anggur yang bernar dan Bapa-kulah pengusahanya

Ayat Bacaan: Yoh. 15:1

Pada tahun 1958, Saudara Witness Lee diundang untuk berbicara ke London kepada sekelompok orang Kristen yang menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang paling rohani di bumi ini pada waktu itu. Sebenarnya mereka adalah kelompok terakhir dari orang-orang kudus yang berada dalam aliran hayat batini. Saudara Witness Lee tinggal bersama mereka selama empat minggu. Suatu hari mereka membawa Saudara Witness Lee melihat sebuah pohon anggur yang besar, yaitu pohon anggur ratu. Orang-orang Inggris sangat bangga dengan pohon anggur itu.
Ketika orang-orang kudus dari aliran hayat batini itu menanyakan pendapat Saudara Witness Lee mengenai pohon anggur tersebut, dia berkata, “Aku telah melihat sebuah pohon anggur yang jauh lebih besar. Pohon anggur ini memerlukan seluruh bumi untuk penyebarannya. Dalam Yohanes 15 Tuhan berkata, ‘Akulah pokok anggur yang benar’. Ini berarti bahwa sesungguhnya semua pokok anggur yang lain adalah palsu, termasuk pohon anggur ratu itu. Hanya satu pohon anggur yang benar-benar sejati, yakni Kristus.” Ya, Dialah pohon anggur yang sejati. Inilah penyebaran Kristus di seluruh muka bumi.
Berbicara mengenai penyebaran Kristus di bumi, tentu tidak bisa lepas dari membicarakan gereja. Kristus itu tidak kelihatan, namun gereja mengekspresikan Kristus yang tidak kelihatan itu. Kristus dan gereja adalah suatu kesatuan; kita tidak dapat memisahkan keduanya. Kristus adalah kepala gereja, dan gereja adalah Tubuh-Nya. Penyebaran Kristus di seluruh muka bumi hari ini dapat dilihat dari penyebaran gereja-gereja lokal di seluruh muka bumi hari ini. Pertambahan gereja berarti pertambahan Kristus.
Jika cabang-cabang dari pokok anggur tidak menghasilkan buah, maka tidak ada pertambahan pokok anggur. Buah yang dihasilkan dari cabang adalah pertambahan dari pokok anggur. Jadi pertambahan gereja adalah melalui berbuahnya semua anggota tubuh. Semua anggota tubuh harus dapat menghasilkan buah. Bila tidak, tidak akan ada pertambahan gereja. Berbuah adalah hasil kenikmatan kita terhadap Kristus. Pertambahan dan perluasan pokok anggur ini adalah pemuliaan Bapa.

15 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Minggu

Pengusaha Pokok Anggur
Yohanes 15:1
Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:1

Dalam Injil Yohanes pasal 15 Tuhan Yesus menggambarkan seluruh rencana Allah (ekonomi Allah) sebagai sebuah pokok anggur. Tuhan Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya” (Yoh. 15:1). Pokok anggur dan carang-carang adalah suatu organisme untuk memuliakan Bapa melalui menyatakan kekayaan hayat ilahi. Putra adalah pokok anggur, yang adalah perwujudan Bapa. Apa adanya Bapa, apa yang Dia miliki, dan apa yang dilakukan Bapa terbungkus di dalam pokok anggur. Jadi, pohon anggur adalah suatu gambaran dari Allah Tritunggal. Karena Bapa adalah pengusahanya, maka pohon anggur itu ditanam, dibudidayakan, dan disuplai oleh Dia. Bapa sebagai pengusaha adalah sumber, pemula, perencana, penanam, hayat, zat, tanah, air, udara, sinar matahari, dan segala sesuatu bagi pohon anggur itu.
Pokok anggur yang besar ini adalah organisme dari Allah Tritunggal. Di dalam pokok anggur inilah aliran hayat dari Roh itu bersirkulasi. Roh itulah yang membawa kekayaan Bapa untuk menopang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Berapa panjangnya pohon anggur ini? Pohon anggur ini mencapai setiap sudut bumi yang berpenduduk. Ia cukup panjang untuk mencapai Amerika Utara, Argentina, Cile, Peru, Uruguay, Paraguay, Kolombia, Bolivia, Kanada, Inggris, Jerman, Yunani, Turki, Rusia, Cina, Korea, Jepang, Thailand, Filipina dan Indonesia. Pokok anggur ini juga telah menyebarkan diri-Nya ke Polandia, Rumania, Afrika Selatan, New Zealand, dan Australia. Dia terus bertumbuh mengelilingi seluruh bumi. Ia bukanlah pohon yang menjulang tinggi dari bumi ke langit, tetapi ia adalah pohon menjalar mengelilingi seluruh bumi.
Hasil apakah yang diharapkan oleh Pengusaha pokok anggur ini? Bapa sebagai pengusahanya mengharapkan diri-Nya beserta seluruh kekayaan-Nya dapat dinyatakan melalui pokok anggur ini. Apabila pohon anggur menghasilkan bertandan-tandan anggur, itulah saatnya kekayaan hayat ilahi dinyatakan. Namun apabila pokok anggur ini tidak berbuah, kekayaan hayat Bapa tidak dapat dinyatakan, sebab bagaimanapun, kekayaan hayat batiniah dari pohon anggur itu terekspresi melalui tandan-tandan buah itu.

14 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Sabtu

Damai Sejahtera Kutinggalkan Bagimu
Yohanes 14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:27

Damai sejahtera hayat mengatasi semua gelisah dan ketakutan. Semua gelisah dan ketakutan yang muncul dalam potongan firman ini (Yoh. 14:27) berasal dari penganiayaan oleh kaum agamawan. Pada masa itu mengikuti Tuhan Yesus bukanlah perkara kecil. Murid-murid berbuat demikian ini adalah menanggung resiko akan kehilangan nyawa mereka atau setidak-tidaknya akan kehilangan nafkah mereka. Berhubung murid-murid di bawah ketakutan terhadap agama penentang dan penganiaya, maka Tuhan memberitahu mereka bahwa di dalam Dia mereka mempunyai damai sejahtera.
Tuhan meninggalkan damai sejahtera-Nya kepada murid-murid. Damai sejahtera ini sebenarnya adalah Tuhan sendiri. Tak peduli tentangan, aniaya, desas-desus fitnahan, dan pengrusakan reputasi yang dilontarkan oleh agama kepada kita, Tuhan Yesus di dalam kita adalah hayat dan damai sejahtera kita. Puji Tuhan, Dia itulah segala-gala bagi kita; Dialah hayat kita, tempat kediaman kita, dan damai sejahtera kita.
Damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak seperti yang dunia diberikan (Yoh. 14:27). Damai sejahtera yang dunia berikan itu semu, tidak sejati. Bila dunia ini dapat memberikan damai sejahtera yang sejati, tentu tidak diperlukan lagi tentara dan peralatan perang. Situasi hari ini dengan jelas menunjukkan bahwa dunia tidak dapat memberikan damai sejahtera yang sejati.
Damai sejahtera yang Tuhan berikan berhubungan dengan kasih karunia. Kasih karunia adalah Allah didapatkan oleh manusia. Damai sejahtera adalah perasaan karena mendapatkan Allah. Allah yang kita dapatkan untuk menjadi hayat kita dan untuk kita nikmati inilah kasih karunia. Kasih karunia di dalam kita ini menghasilkan damai sejahtera, menyebabkan kita merasa penuh damai sejahtera dalam batin. Seseorang yang setiap hari mengalami Allah, menikmati hayat Allah, dan merasakan kekuatan hayat Allah akan mendapatkan damai sejahtera dalam dirinya. Karena itu, kalau kita tidak mempunyai damai sejahtera dalam batin, atau tidak sungguh-sungguh merasa damai sejahtera, ini membuktikan bahwa kita kekurangan kasih karunia. Kalau kita kekurangan kasih karunia, berarti kita kekurangan Allah.

13 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Jumat

Roh Kudus Akan Mengajarkan Segala Sesuatu
Yohanes 14:26
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:26; 20:19-22; Kis. 13:52

Sebelum kematian-Nya, Tuhan berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa Dia akan pergi, dan Bapa akan mengutus Roh Kudus sebagai Penghibur (Yoh. 14:26). Hal ini telah dipenuhi pada hari kebangkitan Tuhan. “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu...datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah... Dia menghembus mereka dan berkata, Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:19-22). Melalui dihembusi demikian oleh Tuhan, murid-murid menerima Roh Kudus ke dalam mereka sehingga mereka penuh dengan sukacita dan penuh dengan Roh Kudus (Kis. 13:52).
Melalui kelahiran kembali kita telah menerima Roh Kudus. Roh Kudus ini menjadi Penolong (Penghibur) yang mengajarkan kita bagaimana hidup di hadapan Allah. Roh Kudus akan mengingatkan kita akan semua yang telah Tuhan katakan. Roh Kudus akan membimbing kita kembali kepada firman dan mengajarkan kita tentang segala sesuatu melalui pengurapan dari Roh itu. Pengurapan ini mengacu kepada pergerakkan Roh Kudus yang memberitahukan maksud Tuhan sehingga kita mengetahui maksud Tuhan dan menerima pimpinan Tuhan. Roh Kudus ini tidak mengajar kita atas satu perkara, atau beberapa perkara saja, melainkan mengajar kita tentang segala sesuatu, baik perkara dalam hidup sehari-hari maupun menghadapi perkara yang besar, baik hal materi maupun perihal rohani.
Satu hal yang paling mustika bagi kita adalah di dalam diri kita ada pengajaran pengurapan Roh Kudus. Kita seharusnya bertindak dan berperilaku menurut pengurapan itu. Apa saja yang kita pikirkan, yang kita ucapkan, yang kita perbuat, yang kita laksanakan, kalau itu diperkenan Allah atau dikehendaki-Nya, akan ditegaskan dan dibiarkan oleh pengurapan ini. Kalau tidak, pasti “dicegah” sehingga di batin kita merasakan tidak damai sejahtera.
Oleh sebab itu, kita perlu berlatih senantiasa bersentuhan dengan Tuhan. Kapan saja, di mana saja, dapat bersekutu dengan Tuhan, merasakan pengurapan Roh Kudus, dan menjamah pengajaran Roh Kudus. Asal kita berperilaku menurut pengajaran ini, mengikuti perasaan Roh Kudus, taat kepada Allah, kita akan mendapatkan damai sejahtera dan sukacita.

12 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Proses Pembangunan Rumah Bapa di Dalam Kita
Yohanes 14:23
Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Ayat Bacaan: Yoh. 14:23

Allah bukan hanya ingin saling huni dengan manusia, tetapi di atas manusia Dia mendambakan sebuah tempat kediaman untuk tinggal bersama antara Allah dengan manusia. Dalam Yohanes 14:23 Tuhan Yesus berkata, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” Dari pengalaman, kita tahu bahwa Bapa dan Putra melakukan kunjungan terus menerus kepada kita. Kita mungkin sedang berada di rumah, di sekolah, atau di tempat kerja, saat itu Bapa dan Putra datang mengunjungi kita untuk melakukan pekerjaan pembangunan di dalam kita, membuat tempat kediaman yang akan menjadi tempat saling huni bagi Allah Tritunggal dan kita. Inilah proses pembangunan rumah Bapa di dalam kita.
Apakah syarat kunjungan Bapa dan Putra kepada kita? Syaratnya adalah kita harus mengasihi Dia dan menuruti firman-Nya (Yoh. 14:23). Bila kita mengasihi Tuhan dan menuruti firman-Nya, barulah Tuhan ada jalan untuk membangun rumah-Nya di dalam kita. Kita harus mengasihi Tuhan dengan hati kita dan memberi Tuhan lebih banyak tumpuan di dalam kita. Jika kita mengasihi Tuhan, kita pasti akan dipenuhi oleh Dia, sebaliknya segala sesuatu yang tadinya memenuhi batin kita akan keluar dari kita. Kita juga seharusnya menuruti firman. Firman tidak saja perlu dimengerti, dipahami, dipercayai, dan diterima, juga perlu dituruti. Apa yang dikatakan Alkitab, harus kita turuti semua. Untuk itu kita perlu melepaskan diri sendiri, menghapus opini, dan tunduk kepada Tuhan. Terbangunnya rumah Bapa di dalam kita membuat Allah memiliki tempat saling huni bagi perhentian, kepuasan, dan manifestasi-Nya.
Demi terbangunnya rumah Bapa, kita perlu membiarkan Tuhan Yesus menduduki kita seluruhnya di dalam batin kita, perlu membiarkan segala kepenuhan Allah akan memenuhi dan meresapi seluruh diri kita. Kita dapat berdoa, “O, Tuhan Yesus! Aku cinta kepada-Mu! Aku mau memberikan diriku kepada-Mu, sebagaimana Engkau telah memberikan diri-Mu kepadaku.” Demikian akhirnya seluruh diri kita diduduki oleh Allah Tritunggal, juga penuh dengan penyertaan Allah. Inilah kehidupan orang Kristen yang sejati!

11 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Rabu

Menjadi Tempat Tinggal Bersama
Yohanes 14:19-20
Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:19-21; Ef. 4:6; Gal. 2:20; Kol. 1:27; 1 Yoh. 2:24

Allah Tritunggal ada di dalam kita. Efesus 4:6 memberitahu kita bahwa Bapa ada di dalam kita: “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua... dan di dalam semua.” Putra juga ada di dalam kita, seperti diwahyukan oleh Galatia 2:20: “Kristus yang hidup di dalam aku,” dan Kolose 1:27: “Kristus ada di dalam kamu,....” Sebelum ketersaliban-Nya, Tuhan Yesus menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh itu akan berada di dalam mereka: “yaitu Roh realitas...akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:17, Tl.). Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh itu semuanya berada di dalam kita.
Tuhan berdoa di dalam Yohanes 17:21, “Supaya mereka semua menjadi satu; sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita.” Satu Yohanes 2:24 berkata, “Kamu akan tetap tinggal di dalam Putra dan di dalam Bapa.” Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan kepada kita bahwa bukan hanya Bapa dan Putra saja yang saling huni; bahkan kita, kaum imani, juga saling huni dengan Allah Tritunggal. Allah dapat berada di dalam kita, dan kita dapat berada di dalam Allah. Kita saling huni dengan Allah Tritunggal. Kita bukan lagi orang-orang berdosa yang kasihan yang ditakdirkan untuk masuk neraka. Bukan! Kita telah bebas dari kutukan Allah yaitu kematian yang kekal, tetapi terlebih lagi, kita sekarang telah menjadi satu dengan Allah Tritunggal. Dia hidup di dalam kita dan kita hidup di dalam Dia (Yoh. 14:20). Puji Tuhan! Haleluya! Amin!
Allah senantiasa beserta dengan kita, bahkan hidup di dalam kita. Jadi apabila Anda dicobai oleh teman-teman Anda untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak baik, atau untuk melakukan hal-hal yang berdosa, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Apakah Anda pikir Allah mau pergi ke tempat-tempat itu atau melakukan hal-hal seperti itu? Tentu tidak. Pada saat-saat yang demikian, serulah nama Tuhan untuk mengaktifkan Allah Tritunggal di dalam Anda, lalu keluarlah dari pencobaan-pencobaan semacam itu. Hasilnya, Allah akan sangat senang di dalam Anda. Puji Tuhan! Betapa mengagumkannya hubungan yang kita miliki dengan Allah kita! Kita dan Allah kita, Saling huni!

10 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Selasa

Pengacara Kita di Hadapan Bapa
Yohanes 14:17
Yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:17; Rm. 8:29; 1 Yoh. 1:7, 9; Why. 12:10-11

Mengapa Yohanes mengatakan kepada kita bahwa kita mempunyai seorang Pengacara dengan Bapa. Seorang pengacara adalah seorang yang terlibat dalam kasus-kasus hukum. Kita dengan mudah dapat melihat mengapa kita perlu seorang pengacara dengan hakim di dalam satu pengadilan hukum. Tetapi mengapa kita perlu seorang Pengacara dengan Bapa kita? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah “kasus” dosa-dosa kita setelah kelahiran ulang adalah satu masalah yang melibatkan Bapa dan keluarga dengan “pengadilan”.
Kapan saja kita berdosa, kita menyakiti hati Bapa. Bapa kita bukan hanya Bapa, tetapi juga hakim yang adil-benar. Lalu, siapakah yang mendakwa kita? Yang mendakwa kita di depan hakim (Bapa) adalah si pendakwa itu, yakni Iblis. Karena kasus kita juga adalah suatu masalah keluarga, maka kita memerlukan seorang Pengacara, yakni Tuhan Yesus, yang juga adalah Saudara sulung kita (Rm. 8:29). Sebagai Pengacara kita, Tuhan Yesus mengurus kasus kita, membela setiap kasus kita di hadapan Bapa.
Iblis mungkin menuduh Anda, “Kamu telah melakukan satu dosa yang serius, yakni menyakiti hati saudaramu. Kesalahanmu sungguh mengerikan.” Mendengar tuduhan ini, hati nurani kita pun terusik. Apakah yang harus kita lakukan? Datang kepada Pengacara kita! Kita perlu bertobat dan mengaku dosa dengan tuntas kepada Tuhan atas kesalahan yang telah kita perbuat. Kemudian, Tuhan akan berkata di hadapan Bapa, juga di hadapan Iblis: “Hai Iblis, memang benar dia telah melakukan suatu perbuatan dosa, namun darah-Ku telah tertumpah baginya. Tidakkah kau ingat bahwa segala dosanya telah Aku pikul dua ribu tahun yang lalu di atas salib? Enyahlah engkau, hai Iblis!” Lalu, apakah yang akan dilakukan Bapa, hakim yang adil itu? Bapa tidak dapat melakukan yang lain, kecuali mengampuni kita berdasarkan pekerjaan penebusan yang telah dirampungkan oleh Kristus di atas salib. Haleluya!
Bilamana kita berdosa, kita perlu seorang Pengacara sorgawi, Yesus Kristus, untuk membela setiap kasus kita di depan Bapa (1 Yoh. 1:7b, 9; Why. 12:10-11). Tidak ada satu kasus pun yang terlalu besar, yang tak dapat Dia bereskan.

09 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Senin

Seorang Penghibur di Dalam Kita
Yohanes 14:17
Yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16, 26

Ketika Tuhan bersama murid-murid, seorang Parakletos, seorang Penghibur, telah ada bersama mereka. Tetapi Parakletos ini telah hampir pergi. Dengan demikian, perlu parakletos yang lain, Penghibur yang lain, datang. Sebenarnya, Parakletos yang pertama dan Parakletos yang lain itu adalah satu. Sekarang, Penghibur yang lain itu ada di dalam kita sebagai Roh pemberi hayat, dan Seorang yang adalah Penghibur pertama, Tuhan Yesus Kristus, sekarang ada di dalam sorga di sebelah kanan Allah.
Kita dapat memakai listrik sebagai satu ilustrasi dari dua Penghibur ini. Di satu pihak, listrik ada di dalam pusat pembangkit listrik. Di pihak lain, listrik juga telah dialirkan ke dalam rumah-rumah kita. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan, listrik itu ada dua ujung; ujung yang satu di pusat pembangkit listrik, dan ujung yang lain di dalam rumah-rumah kita. Seperti listrik mengalir dari pusat pembangkit ke rumah-rumah kita, demikianlah Penghibur, Tuhan Yesus, di dalam sorga, dan Penghibur yang lain, Roh pemberi hayat di dalam roh kita. Di sorga kita mempunyai Tuhan Yesus Kristus sebagai Penghibur kita, dan di dalam roh kita kita mempunyai Roh itu sebagai Penghibur yang lain. Akan tetapi, keduanya ini adalah satu. Untuk inilah, kata Parakletos digunakan untuk Penghibur di sorga dan Penghibur di dalam roh kita.
Penghibur adalah satu terjemahan yang tepat dari Parakletos di dalam Yohanes 14:16, karena di dalam ayat ini ada satu perasaan tertentu bahwa Penghibur ini datang untuk menghibur murid-murid dalam dukacita mereka karena Tuhan meninggalkan mereka. Tuhan telah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia akan pergi dan mereka disusahkan oleh ini. Oleh karena itu, Tuhan mengatakan bahwa mereka tidak perlu berdukacita, karena Dia akan memohon Bapa untuk mengirim kepada mereka Penghibur yang lain.
Karena kesusahan kita, diperlukan penghiburan, diperlukan seorang Parakletos di dalam Yohanes 14:26. Sebagai Penghibur yang demikian, Dia menolong kita, melayani kita, mempertahankan kita dan ikut serta dengan kita. Seorang semacam ini benar-benar adalah seorang Penghibur. Puji Tuhan, sebagai Parakletos kita, Dia selalu tersedia bagi kita!

08 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Minggu

Seorang Penolong Yang Lain
Yohanes 14:16
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16; 1 Yoh. 2:1-2; Rm. 8:34

Kepergian Tuhan bukanlah untuk meninggalkan murid-murid, melainkan untuk kedatangan-Nya. Langkah pertama atas kedatangan-Nya ialah di dalam tubuh daging; langkah kedua kedatangan-Nya adalah sebagai Roh itu. Kepergian-Nya ialah melalui mati dan bangkit, dan kedatangan-Nya ialah sebagai “Penolong yang lain”. Penolong yang lain ini merupakan bentuk-Nya yang lain. Sebagai Roh itu, Dia dapat masuk ke dalam kita dan membuat kita hidup sebagaimana Dia hidup.
Dalam Yohanes 14:16 Tuhan berkata, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, selama-lamanya yaitu Roh kebenaran.” Roh itu ialah “Penolong yang lain” (Parakletos). Kata “Parakletos” berarti seseorang yang mengiringi kita, memperhatikan urusan kita dan segala keperluan kita. Puji Tuhan, Kristus kita bukan hanya duduk di surga, Dia pun sebagai Roh yang senantiasa menyertai dan memperhatikan urusan kita. Roh Kudus, yang adalah hakiki dan perwujudan Kristus, hari ini senantiasa mendampingi kita, merawat kita, dan menaruh perhatian atas segala keperluan kita.
Rasul Yohanes berkata, “Jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh. 2:1b-2). Kata “pengantara” di sini dalam bahasa Yunani juga adalah parakletos, yang berarti seorang pengacara (advocate, KJV). Pengacara di sini berarti seorang penolong, pembela kasus kita di depan hukum, seorang yang berdoa syafaat bagi kita (Rm. 8:34), seorang penasihat, atau penghibur (a comforter).
Rasul Yohanes tidak yakin kaum beriman selalu dapat menjaga diri mereka dari dosa. Dia tahu, walaupun kita mungkin berhati-hati terhadap dosa yang bercokol di dalam daging kita, kita masih dapat berbuat dosa. Sebab itu, dia memberitahu kita, jika kita berbuat dosa, kita mempunyai seorang Pengantara (Pengacara) pada Bapa, seorang yang akan membela kasus-kasus kita di hadapan Allah. Ajaibnya, Pengacara ini selalu mendampingi kita!

07 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Sabtu

Melakukan Pekerjaan yang Lebih Besar
Yohanes 14:12
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa

Ayat Bacaan: Yoh. 14:12; 1 Kor. 3:10

Pernahkah Anda membayangkan bahwa kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan lakukan? Pertanyaan ini mungkin kedengarannya agak aneh, namun Tuhan sendiri yang mengatakan demikian (Yoh. 14:12). Ayat selanjutnya mengatakan, “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.”
Jika kita membaca konteksnya, kita akan nampak bahwa Tuhan yang pernah hidup di bumi, kini menjadi Roh itu dan hidup di dalam kita, bahkan memperhidupkan diri-Nya dari dalam diri kita. Dalam proses memperhidupkan diri-Nya di dalam kita, diperlukan doa. Karena itu, ketika kita berdoa, berarti Dia berdoa di dalam kita, juga berarti kita berdoa di dalam Dia. Demikian kita bersatu dengan Dia, juga membiarkan Dia bersatu dengan kita untuk berdoa, berarti kita berdoa dalam nama-Nya. Melalui doa yang demikianlah, kita dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar.
Pekerjaan yang lebih besar yang tengah kita lakukan hari ini adalah membangun Tubuh Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah menghasilkan bahan-bahan bangunan, yakni orang-orang percaya. Namun untuk menyatukan dan membangun bahan-bahan itu sehingga menjadi bangunan yang rapi tersusun, diperlukan pekerjaan lebih lanjut. Itulah sebabnya kitab dalam Perjanjian Baru tidak berhenti pada keempat kitab Injil, melainkan terus berlanjut ke Kisah Para Rasul dan surat-surat kiriman yang membicarakan mengenai pembangunan Tubuh Kristus.
Rasul Paulus mengatakan bahwa ia adalah seorang ahli bangunan (1 Kor. 3:10). Dia berkata, “Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.” Saudara saudari kekasih, sudahkah Anda nampak pekerjaan yang lebih besar, yang diamanatkan kepada kita, kaum beriman dalam Kristus? Kalau kita nampak akan hal ini, kita akan lebih banyak berdoa dan bersandar anugerah Allah melayani Dia.

06 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Jumat

Bukan Aku, Tetapi Bapa
Yohanes 14:10
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.


Ayat Bacaan: Yoh. 14:10; 5:30; 6:38; 1 Tim. 3:16

Segala sesuatu yang Tuhan Yesus lakukan adalah bekerja sama dengan Bapa yang berhuni dan bekerja di dalam Dia untuk perampungan kehendak-Nya. Dalam Yohanes 14:10b Tuhan berkata, “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” Putra bekerja sama dengan Bapa yang hidup dan bekerja di dalam Dia. Tuhan tidak memiliki kebebasan untuk hidup menurut diri sendiri. Dia tidak mencari kehendak-Nya sendiri tetapi kehendak Allah (Yoh. 5:30b; 6:38). Selama di bumi, Tuhan menempuh hidup yang sepenuhnya menyatakan Allah guna mengekspresikan Dia dalam kebajikan insani-Nya (1 Tim. 3:16a). Ketika orang-orang melihat kebajikan-Nya, mereka melihat Allah dinyatakan.
Kehidupan Tuhan Yesus yang sepenuhnya berdasarkan hayat dan kehendak Bapa, seharusnya menjadi pola teladan kita. Kita perlu menerapkan semua butir ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Sering kali perkataan kita tidak dibatasi oleh Allah! Khususnya orang yang memiliki kemampuan berbicara, yang berpikir bahwa mereka mampu berbicara. Tetapi orang yang telah ditanggulangi oleh Allah tahu bagaimana seharusnya berkata-kata. Dia tidak mempertahankan diri sendiri. Keberanian yang datang dari diri sendiri sudah tidak ada lagi. Ia tidak mempercayai dirinya lagi; sebaliknya ia menjadi rendah hati.
Kita tidak dapat memisahkan kehendak Allah dari diri Allah sendiri. Orang Kristen dalam menaati kehendak Allah haruslah seperti Tuhan Yesus. Dalam segala hal, kita bukan hanya harus bisa mengatakan bahwa ini bukan kehendak kita tetapi kehendak Allah; kita juga harus dapat mengatakan bahwa bukan kita yang bekerja tetapi Allah yang bekerja di dalam kita. Tidak cukup hanya mengatakan bahwa kita tahu sesuatu mengenai kehendak Allah. Kita juga harus mengatakan bahwa ketika kita melakukan perkara ini, ini adalah Allah yang bekerja di dalam kita. Kita harus menanyakan dua hal, “Pekerjaan siapakah ini, Allah atau kita?” dan, “Siapakah yang melakukan hal ini, Allah atau kita?” Segala sesuatu yang kita lakukan pasti bukan kehendak Allah; hanya apa yang Dia lakukan, itulah kehendak-Nya.

05 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Kamis

Putra Adalah Perwujudan dan Ekspresi Bapa
Yohanes 14:9
Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.”

Ayat Bacaan: Yoh. 14:6, 8-11; Yes. 9:5

Ketika Tuhan berkata bahwa Dia adalah jalan dan Dia akan membawa kaum beriman ke dalam Bapa, maka Filipus bertanya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami” (Yoh. 14:8). Tuhan lalu menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Siapa saja yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yoh. 14:9-10).
Melihat Putra berarti melihat Bapa, sebab Bapa terwujud di dalam Putra. Putra adalah perwujudan dan ekspresi Bapa. Putra di dalam Bapa, Bapa pun di dalam Putra (Yoh. 14:10-11). Alangkah misterinya perkara ini. Karena Bapa di dalam Putra, maka tatkala Putra berbicara, Bapa yang tinggal di dalam Putra, melalukan pekerjaan-Nya. Jadi, Bapa bekerja di saat Putra berbicara, sebab mereka saling berada di dalam satu sama lain. Yesaya 9:5 menyingkapkan bahwa Putra disebut Bapa: “Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan... dan namanya disebutkan... Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal.” Seorang Putra diberikan, dan nama-Nya disebut Bapa yang Kekal, Allah yang Mahakuasa. Sungguh ajaib!
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, pada akhirnya Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam kesatuan dengan Bapa dan Putra. Melalui kesatuan yang demikian, pada akhirnya kita pun menjadi ekspresi Putra. Menjadi ekspresi Putra berarti memperhidupkan Dia. Siapa pun yang melihat kita, dia akan melihat Putra yang diperhidupkan melalui kita. Apakah yang sedang dicari Allah pada hari ini? Allah sedang mencari orang-orang yang memperhidupkan Kristus dan yang bersatu dengan Dia. Orang-orang yang demikian pada akhirnya akan menjadi gereja. Tahukah Anda apakah gereja itu? Gereja adalah kumpulan orang yang memperhidupkan Kristus dan yang bersatu dengan Allah. Perkara yang didambakan Allah adalah sekelompok orang yang memperhidupkan Kristus dan yang bersatu dengan Allah. Ketika kita memperhidupkan Kristus yang adalah kebenaran (Yoh. 14:6), maka kita menyatakan kebenaran.

04 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Rabu

Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Ayat Bacaan: Yoh. 14:4-6; Ibr. 10:20

Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:4-6). Di sini Tuhan tidak mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang datang ke rumah Bapa”, melainkan Dia mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa.” Datang kepada Bapa adalah datang ke rumah Bapa, karena Bapa adalah rumah. Frase “kalau tidak melalui Aku” mewahyukan bahwa kita dapat datang kepada Bapa sebagai rumah kita hanya melalui Kristus sebagai satu-satunya jalan.
Bagaimanakah Kristus dapat menjadi jalan? Kristus menjadi jalan melalui disalibkan. Ibrani 10:20 mengatakan bahwa hari ini jalan yang baru dan yang hidup telah dibuka bagi kita melalui kematian-Nya. Kristus dan kematian-Nya adalah jalan yang dibuka kembali bagi kita untuk masuk ke dalam Allah sebagai tempat kediaman kekal kita. Selain itu, karena Kristus sudah mati bagi kita, maka Dialah jalan untuk mengalahkan dosa dan mengatasi godaan dunia.
Bagi kita, Kristus bukan hanya jalan, tetapi juga kebenaran (realitas) dan hayat. Jalan apakah yang Allah berikan kepada kita? Kristus. Kebenaran apakah yang Allah berikan kepada kita? Kristus. Hayat apakah yang Allah berikan kepada kita? Kristus. Kristus adalah jalan kita, kebenaran kita, dan hayat kita. Allah tidak pernah memberi kita sesuatu yang di luar Kristus. Di pandangan Allah, segala sesuatu yang berkenaan dengan-Nya, haruslah Kristus. Kalau kita mengenal Putra Allah ini, kita memiliki jalan, kebenaran, dan hayat.
Allah telah memberikan Putra-Nya bagi kita. Kita seharusnya berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Engkaulah jalanku, Engkaulah kebenaranku, dan Engkaulah hayatku. Tuhan, aku hanya berurusan dengan-Mu, bukan dengan hal-hal milik-Mu.” Kiranya Tuhan membuka mata kita untuk melihat Putra Allah dan melepaskan kita dari banyak hal-hal luaran. Semoga kita terus belajar hidup di dalam Dia, dan membiarkan Dia hidup di dalam kita. Amin!

03 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Selasa

Aku Pergi dan Menyediakan Tempat Bagimu
Yohanes14:3
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:3, 10-11; 17:12; 1 Tim. 3:15; Ef. 2:21

Kediaman sejati kaum beriman adalah di dalam Allah Bapa. Menurut pengertian yang agamis dan tradisional, Yohanes 14 membicarakan tentang wisma surgawi. Tetapi Yohanes 14 sebenarnya tidak membicarakan wisma surgawi, melainkan membicarakan tempat tinggal di dalam satu persona ilahi, yaitu di dalam Allah Bapa.
Tuhan Yesus ada di dalam Bapa (Yoh. 14:10-11). Dia ingin murid-murid-Nya juga berada di dalam Bapa (Yoh. 17:12). Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia membawa murid-murid-Nya ke dalam diri-Nya. Karena Dia ada di dalam Bapa, maka murid-murid yang berada di dalam Dia juga berada di dalam Bapa. Jadi, di mana Tuhan Yesus berada, di sana pula murid-murid berada. Di manakah Tuhan Yesus? Ia ada di dalam Bapa. Jadi, bila kita berada di tempat Dia berada, berarti kita juga ada di dalam Bapa.
Ada orang yang percaya bahwa Yohanes 14:2-3 membicarakan Tuhan sedang membangun sebuah wisma surgawi, dan setelah selesai membangun wisma ini, Dia akan datang kembali. Ini sungguh takhayul. Ada pula beberapa orang yang membicarakan wisma surgawi ini berkata, “Wisma surgawi ini sungguh hebat! Tuhan Yesus sudah membangunnya selama 2.000 tahun lebih masih belum rampung juga. Setelah Dia menyediakan tempat untuk kita, Dia akan datang kembali dan membawa kita ke tempat-Nya.” Sungguh menggelikan.
Kepergian Tuhan melalui kematian dan kedatangan-Nya kembali dalam kebangkitan adalah untuk menyediakan tempat bagi kita di dalam Tubuh-Nya yang misteri. Pada mulanya, tubuh Kristus hanyalah tubuh individu, tetapi melalui kematian dan kebangkitan-Nya, tubuh Kristus ini diperbesar menjadi Tubuh korporat-Nya, yaitu gereja, rumah Allah (1 Tim. 3:15), bait Allah (Ef. 2:21). Pernahkah Anda menyadari, ketika Anda percaya ke dalam Allah, Anda pun serta merta masuk ke dalam gereja yang adalah Tubuh Kristus? Menjadi anggota Tubuh Kristus dan tinggal di dalam Bapa jauh lebih berharga daripada sekedar mendapatkan sebuah wisma di surga. Kristus adalah Allah yang tidak terbatas, yang memenuhi semua dan di dalam segala sesuatu. Melalui tinggal di dalam-Nya, kita menjadi kepenuhan-Nya, bagi ekspresi-Nya yang sempurna.

02 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Senin

Di Rumah Bapa-Ku Banyak Tempat Tinggal
Yohanes 14:2
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:2; 2:16; Rm. 12:5; 1 Kor. 3:16-17; 6:17; 2 Kor. 3:17

Dalam benak kebanyakan orang Kristen, ketika mereka mati kelak, Allah telah menyediakan rumah bagi mereka di surga. Oleh sebab itu, mereka pun mulai membayangkan kira-kira berapa besar rumah yang akan mereka tempati kelak di surga. Ketika Tuhan mengatakan “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.... Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”, benarkah bahwa yang Tuhan maksudkan adalah Dia akan menyediakan perumahan mewah bagi kaum beriman-Nya di surga, seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang Kristen hari ini?
Kita harus menyadari bahwa “rumah Bapa-Ku” dalam Yohanes 14:2 adalah suatu kemah (tabernakel). Kita harus melupakan konsepsi warisan tradisional yang mengatakan bahwa “rumah Bapa-Ku” adalah sebuah istana di surga. Selain itu, “rumah Bapa-Ku” yang disebutkan dalam Yohanes 2:16, juga mengacu kepada bait Allah. Apakah bait Allah hari ini? Bait Allah hari ini adalah gereja, Tubuh Kristus. Jadi, “banyak tempat tinggal” dalam Yohanes 14:2 mengacu kepada banyak anggota Tubuh Kristus (Rm. 12:5), yang adalah bait Allah (1 Kor. 3:16-17). Tubuh Kristus memiliki banyak anggota, dan setiap anggota adalah sebuah tempat tinggal. Bukankah di dalam rumah kita terdapat beberapa kamar? Demikian pula, sebagai kaum beriman dalam Kristus dan anggota-anggota Tubuh Kristus, kita semua adalah “kamar-kamar” itu, yakni tempat tinggal di dalam rumah Bapa.
Tuhan adalah tempat tinggal kita, dan kita pun adalah tempat tinggal-Nya. Saling tinggal ini menunjukkan berbaurnya Tuhan sebagai Roh itu (2 Kor. 3:17) dengan kita di dalam roh kita (1 Kor. 6:17). Roh ilahi dan roh insani berbaur bersama menjadi satu roh, dan perbauran ini adalah tempat saling tinggal. Kita adalah tempat kediaman Allah, dan Dia pun tempat tinggal kita. Dia dan kita berbaur bersama. Jadi, rumah kita yang sejati dan permanen adalah Allah sendiri. Kristus adalah rumah kita, tempat kediaman kita sampai selama-lamanya. Tempat tinggal kita yang kekal bukanlah bangunan dari kayu atau batu, melainkan suatu Persona yang hidup, yakni Allah sendiri. Tidak semua orang bisa tinggal di dalam-Nya, hanya anak-anak Allah yang bisa tinggal di dalam-Nya. Haleluya!

01 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Minggu

Janganlah Gelisah Hatimu
Yohanes 14:1
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:1-12, 28; 13:3, 36; 16:33

Bagian pertama Injil Yohanes terdiri atas pasal satu sampai pasal tiga belas, yang menunjukkan bagaimana Kristus sebagai Firman kekal datang melalui inkarnasi, membawa Allah ke dalam manusia untuk menjadi hayat dan suplai hayat manusia. Bagian kedua dari Injil Yohanes terdiri atas pasal 14-21, yang menunjukkan kepada kita bahwa ketersaliban Yesus dan kebangkitan Kristus merupakan kepergian-Nya untuk menyiapkan jalan bagi kita untuk masuk ke dalam Allah. Kemudian, sebagai Roh itu, Kristus datang untuk tinggal di dalam kita sebagai hayat kita bagi pembangunan rumah kediaman Allah. Jadi, kepergian Kristus adalah untuk kedatangan-Nya.
Dalam Yohanes 13:3 dan 14:2-3 disebutkan tentang kepergian Tuhan. Pada saat itu Tuhan memberitahu murid-murid-Nya, bahwa Dia akan pergi. Menurut konsepsi alamiah kita, kepergian Tuhan berarti Dia akan meninggalkan murid-murid untuk pergi suatu tempat. Namun, kepergian yang Tuhan maksudkan di sini adalah kepergian-Nya untuk melalui proses kematian dan kebangkitan. Ke manakah Tuhan Yesus pergi? Menurut konsepsi manusia, kepergian-Nya kepada Bapa berarti Dia pulang ke surga. Tetapi Tuhan Yesus tak pernah mengatakan bahwa Dia pergi ke surga. Tuhan Yesus memberitahu murid - murid-Nya bahwa Dia akan pergi kepada Bapa (Yoh. 14:12, 28).
Ketika Tuhan mengatakan bahwa Dia akan pergi (Yoh. 13:36), mungkin murid-murid serta merta merasa gelisah. Itulah sebabnya Tuhan pun berkata, “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yoh. 14:1). Dalam alam apakah kita gelisah? Hati kita gelisah karena kita ada di bumi, di dunia ini (Yoh. 16:33), yakni di dalam alam fisik. Kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan masuk ke dalam Kristus melalui percaya ke dalam Dia. Kristus yang dipercayai orang-orang Kristen dewasa ini adalah Kristus yang jauh di surga tingkat ketiga. Tetapi Kristus kita bukan hanya yang telah bangkit dan naik ke surga; Dia juga telah turun dan masuk ke dalam roh kita. Haleluya, Kristus kini berada di dalam roh kita. Dia adalah Allah yang Mahahadir, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Karena fakta inilah, tidak ada alasan bagi kita, murid-murid-Nya, untuk gelisah.