Hitstat

14 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 2 Sabtu

Damai Sejahtera Kutinggalkan Bagimu
Yohanes 14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:27

Damai sejahtera hayat mengatasi semua gelisah dan ketakutan. Semua gelisah dan ketakutan yang muncul dalam potongan firman ini (Yoh. 14:27) berasal dari penganiayaan oleh kaum agamawan. Pada masa itu mengikuti Tuhan Yesus bukanlah perkara kecil. Murid-murid berbuat demikian ini adalah menanggung resiko akan kehilangan nyawa mereka atau setidak-tidaknya akan kehilangan nafkah mereka. Berhubung murid-murid di bawah ketakutan terhadap agama penentang dan penganiaya, maka Tuhan memberitahu mereka bahwa di dalam Dia mereka mempunyai damai sejahtera.
Tuhan meninggalkan damai sejahtera-Nya kepada murid-murid. Damai sejahtera ini sebenarnya adalah Tuhan sendiri. Tak peduli tentangan, aniaya, desas-desus fitnahan, dan pengrusakan reputasi yang dilontarkan oleh agama kepada kita, Tuhan Yesus di dalam kita adalah hayat dan damai sejahtera kita. Puji Tuhan, Dia itulah segala-gala bagi kita; Dialah hayat kita, tempat kediaman kita, dan damai sejahtera kita.
Damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak seperti yang dunia diberikan (Yoh. 14:27). Damai sejahtera yang dunia berikan itu semu, tidak sejati. Bila dunia ini dapat memberikan damai sejahtera yang sejati, tentu tidak diperlukan lagi tentara dan peralatan perang. Situasi hari ini dengan jelas menunjukkan bahwa dunia tidak dapat memberikan damai sejahtera yang sejati.
Damai sejahtera yang Tuhan berikan berhubungan dengan kasih karunia. Kasih karunia adalah Allah didapatkan oleh manusia. Damai sejahtera adalah perasaan karena mendapatkan Allah. Allah yang kita dapatkan untuk menjadi hayat kita dan untuk kita nikmati inilah kasih karunia. Kasih karunia di dalam kita ini menghasilkan damai sejahtera, menyebabkan kita merasa penuh damai sejahtera dalam batin. Seseorang yang setiap hari mengalami Allah, menikmati hayat Allah, dan merasakan kekuatan hayat Allah akan mendapatkan damai sejahtera dalam dirinya. Karena itu, kalau kita tidak mempunyai damai sejahtera dalam batin, atau tidak sungguh-sungguh merasa damai sejahtera, ini membuktikan bahwa kita kekurangan kasih karunia. Kalau kita kekurangan kasih karunia, berarti kita kekurangan Allah.

No comments: