Hitstat

19 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 3 Kamis

Tinggallah di Dalam Aku
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Ayat Bacaan: Yoh. 15:4-5; Ef. 1:22-23

Tiada suatu tanaman lain pun yang dapat menggambarkan hubungan yang hidup antara Tuhan dengan kita selain daripada pohon anggur. Sebagai ranting-ranting-Nya, kita tidaklah baik untuk apa pun selain untuk berbuah, sebab hanya dengan demikian kekayaan hayat Bapa dapat diekspresikan. Secara individu, ranting adalah orang yang sudah dilahirkan kembali. Secara korporat, mereka adalah gereja, Tubuh Kristus (Ef. 1:22-23).
Apakah yang dimaksud dengan berbuah? Berbuah merupakan hasil dari penyaluran kekayaan hayat ilahi. Sebab itu, janganlah Anda mencoba untuk membawa orang kepada Kristus dengan kekuatan Anda sendiri. Jangan pula menggunakan cara-cara duniawi untuk mendapatkan jiwa-jiwa. Menghasilkan buah merupakan hasil penyaluran hayat ilahi melalui kita ke dalam orang lain. Ini bukanlah sekedar mengabarkan Injil atau mendapatkan jiwa-jiwa, tetapi seharusnya merupakan mengalirkan kekayaan hayat ilahi.
Bagaimanakah agar ranting-ranting dapat berbuah? Buah dihasilkan ketika ranting-ranting tinggal dalam pokok anggur dan membiarkan pokok anggur tinggal di dalam ranting (Yoh. 15:4). Agar buah dapat dihasilkan, perihal saling tinggal ini merupakan perkara yang penting. Begitu kita menyadari bahwa kita adalah sebatang ranting, sukarlah bagi kita untuk tinggal di luar pohon anggur. Asal kita tinggal di dalam-Nya, Dia akan tinggal di dalam kita. Dia tinggal di dalam kita bergantung pada tinggalnya kita di dalam Dia. Tinggalnya kita di dalam Dia adalah syarat tinggalnya Dia di dalam kita.
Jika kita tidak tinggal di dalam Tuhan, tidak ada jalan bagi-Nya untuk tinggal di dalam kita. Meskipun Dia tidak berubah, kita sering berubah. Mungkin kita tinggal di dalam-Nya pada hari ini dan keesokan harinya meninggalkan Dia. Oleh sebab itu, tinggalnya Dia di dalam kita tergantung pada tinggalnya kita di dalam Dia. Bagaimanakah agar kita dapat senantiasa tinggal di dalam Tuhan? Tinggal di dalam Tuhan adalah memiliki persekutuan dengan Dia. Agar dapat tinggal di dalam Tuhan, kita harus memelihara, menjaga, dan mempertahankan persekutuan kita dengan Dia, yakni melalui menuruti perasaan hayat terbit di dalam kita. Menuruti perasaan hayat membuat kita tetap tinggal di dalam Dia.

No comments: