Hitstat

30 April 2018

Matius - Minggu 31 Senin


Pembacaan Alkitab: Mat. 23:1-12
Doa baca: “Siapa saja terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Mat. 23:11)


Setelah Tuhan diperiksa dan diuji oleh para pemimpin agama, di dalam hikmat-Nya, Ia membungkam mulut mereka. Pada akhirnya, Ia sampai pada tahap di mana Ia tidak berbicara kepada mereka lagi. Sebaliknya dalam pasal 23, Ia memberi mereka kata-kata yang terakhir. Dalam kecamanNya terhadap kaum agamawan, terlebih dulu Tuhan berbicara mengenai kemunafikan mereka (23:1-12).

Dalam ayat 2-3 Tuhan berkata, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengatakan hal-hal tertentu mengenai hukum Taurat, tetapi mereka tidak melakukannya. Karena itu Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya untuk melakukan segala sesuatu yang dikatakan oleh ahliahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena perkataan mereka adalah menurut Alkitab. Namun, Ia berkata kepada murid-murid-Nya agar jangan mengikuti apa yang mereka lakukan, sebab perbuatan mereka itu munafik.

Tingkah laku ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berkebalikan dengan kerendahan hati umat kerajaan. Umat kerajaan harus mutlak berlawanan dengan mereka. Sebagai contoh, dalam ayat 8 Tuhan berkata, “Tetapi kamu, janganlah kamu disebut ‘Rabi’; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.” Ini menunjukkan bahwa Kristus adalah guru dan tuan kita.

Kita semua memiliki satu Bapa surgawi dan itu adalah Allah sendiri. Dalam ayat 10 kita nampak bahwa Kristus adalah satu-satunya Pemimpin, Pembimbing, Penganjur, dan Pengarah kita. Dalam ayat 11 dan 12 kita nampak bahwa yang terbesar di antara kita wajib menjadi hamba kita, siapa meninggikan dirinya akan direndahkan, dan siapa merendahkan dirinya akan ditinggikan. Karena itu, orang yang meninggikan diri akan direndahkan dan orang yang merendahkan diri akan ditinggikan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 60

28 April 2018

Matius - Minggu 30 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Mat. 22:34-36; Ef. 3:5
Doa baca: “Yang pada zaman orang-orang dahulu tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia, tetapi sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.” (Ef. 3:5)


Setelah menjawab semua pertanyaan orang- orang yang menguji-Nya dengan penuh hikmat, Dia mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang Kristus. Pertanyaan mereka berhubungan dengan agama, politik, kepercayaan, dan hukum Taurat. Pertanyaan-Nya adalah mengenai Kristus, pusat segala sesuatu. Mereka mengetahui agama, politik, kepercayaan, dan hukum Taurat, tetapi mereka tidak memperhatikan Kristus.

Ketika orang-orang Farisi ditanyai pertanyaan ini oleh Tuhan, mereka menjawab bahwa Kristus adalah anak Daud (ayat 42). Kemudian Tuhan berkata, “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh- musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi, jika Daud menyebut Dia 'Tuan', bagaimana mungkin Ia anak-Nya pula?” (ayat 43-45). Pertanyaan ini berarti bagaimana mungkin seorang kakek buyut menyebut cicitnya, “Tuhan”. Ini adalah sebuah pertanyaan yang orang-orang Farisi tidak tahu bagaimana menjawabnya. Kristus adalah Allah; dalam keilahian-Nya Dia adalah Tuhan Daud. Dia juga seorang manusia; dalam keinsanian-Nya Dia adalah Anak Daud. Orang-orang Farisi telah mempelajari Perjanjian Lama dan mereka telah nampak jelas bahwa Kristus adalah Anak Daud. Tetapi mereka tidak nampak bahwa Kristus pun adalah Anak Allah.

Dia adalah Allah juga manusia, Anak Allah juga anak Daud. Janganlah kalian sampai terseret ke dalam perangkap Iblis dengan memperdebatkan persona Kristus. Mengira bahwa Anda mengetahui segala sesuatu tentang persona Kristus sudah menunjukkan bahwa Anda telah masuk perangkap. Kita hanya perlu menyembah Dia, menerima Dia masuk, menikmati Dia, dan mengalami Dia sebagai Yang ajaib.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 59

27 April 2018

Matius - Minggu 30 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mat. 22:23-33
Doa baca: “Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!’” (Mat. 22:29)


Dalam Matius 22:23-33 kita nampak Tuhan diuji oleh orang-orang Saduki. Mereka berkata kepada Tuhan tentang seorang perempuan yang telah menikah dengan tujuh orang saudara, dengan pertanyaan, “Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristrikan dia” (ayat 28). Dari pandangan manusia, ini merupakan sebuah pertanyaan yang sulit. Namun, Tuhan Yesus memberi orang Saduki jawaban yang tegas.

Ayat 29 mengatakan, “Yesus menjawab mereka, 'Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!'” Kitab Suci di sini mengacu kepada ayat-ayat Perjanjian Lama yang menyinggung perkara kebangkitan, dan kuasa Allah mengacu kepada kuasa kebangkitan. Dalam jawaban-Nya kepada orang Saduki, Tuhan melakukan empat perkara: pertama, Ia mempersalahkan mereka; kedua, Ia menegur mereka; ketiga, Ia mengajar mereka; dan keempat, Ia membungkam mulut mereka.

Setelah Tuhan mempersalahkan dan menegur orang Saduki, Ia mengajar mereka. Untuk membantu orang Saduki mengenal kedalaman fakta yang terkandung dalam firman Alkitab, Tuhan berkata, “Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”

Saya menghargai cara Tuhan menerangkan Alkitab. Ia berkata bahwa Allah adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Jika tidak ada kebangkitan yang akan datang, maka Allah akan menjadi Allah orang mati. Fakta bahwa Allah adalah Allah orang hidup dan Ia adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, membuktikan bahwa Abraham, Ishak, dan Yakub akan dibangkitkan. Inilah penyingkapan Alkitab secara lurus, jujur, hidup, dan dapat dipercaya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 59