Hitstat

04 May 2011

1 Korintus - Minggu 8 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:1-2, 11


Jika kita mau tahu apa yang terdapat dalam diri manusia dan Allah, kita perlu mempunyai dua roh, roh manusia dan Roh Allah (2:11). Karena kaum beriman Korintus mengabaikan kedua roh ini, maka mereka tidak tahu apa yang ada dalam diri manusia maupun yang terdapat dalam diri Allah. Jadi dalam pasal 2, Paulus seolah-olah berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Korintus, janganlah kalian mengandalkan pikiran filosofis kalian, tetapi pakailah roh kalian, bukan jiwa atau daging kalian. Bila kalian memakai roh kalian dan mengandalkan Roh Allah, kalian akan mengetahui kondisi, situasi, posisi, keperluan, dan nasib kalian. Tidak seorang pun mengetahui perkara manusia selain roh manusia. Karena kalian tidak memakai roh, tetapi memakai pikiran filosofis, maka kalian meleset dari sasaran. Kalian tidak tahu apa yang terdapat dalam diri manusia, dan kalian tidak memahami diri kalian sendiri. Kalian tidak tahu situasi kalian, dan kalian tidak tahu betapa kasihan kondisi kalian. Aku menganjuri kalian untuk memakai roh kalian seperti halnya aku memakai rohku. Karena aku memakai roh, maka aku tahu apa yang terdapat dalam diri kalian. Aku tahu bagaimana posisi, kondisi, dan situasi kalian." Dalam menghadapi kaum beriman Korintus, Paulus benar-benar berada di dalam roh.

Banyak orang beriman tidak memiliki pengertian yang tepat atas Roh Allah. Ada kaum fundamentalis menitikberatkan doktrin. Dalam banyak kasus mereka bahkan takut membicarakan Roh. Mereka tidak memberi perhatian yang wajar pada kedua roh dalam Perjanjian Baru. Khususnya mereka tidak menempatkan penekanan yang wajar atas kedua roh itu dalam Surat Kiriman Paulus. Jadi, kaum fundamentalis ini mewakili satu ekstrem mengenai Roh Allah.

Ekstrem lainnya diwakili oleh sebagian orang Kristen yang berada dalam pergerakan Pentakosta atau Kharismatik, sebab mereka menekankan secara berlebihan karunia-karunia Roh, misalnya penyembuhan dan bahasa lidah. Situasi di kalangan kebanyakan orang Kristen semacam ini sangat mirip dengan situasi kaum beriman di Korintus, mereka terlalu menitikberatkan bahasa lidah dan mujizat-mujizat. Dalam banyak kasus, bahasa lidah dan penyembuhan itu tidak sejati. Menurut Kisah Para Rasul 2, berbahasa lidah seharusnya adalah berbicara dengan suatu bahasa atau dialek. Bahasa lidah yang sejati bukan terdiri atas pengulangan beberapa suara. Kalau apa yang disebut bahasa lidah yang dipraktekkan dalam banyak kelompok kharismatik hari ini direkam dan dipelajari oleh ahli bahasa, pasti ahli bahasa itu menarik kesimpulan bahwa suara-suara yang diucapkan itu tidak merupakan satu bahasa atau dialek apa pun.

Situasi kekristenan hari ini sangat mirip dengan situasi gereja di Korintus. Mereka mengabaikan roh manusia dan sering mencampuradukkan roh dengan jiwa. Tambahan pula, karena pandangan-pandangan doktrin, atau terlalu menekankan karunia-karunia rohani tanpa membedakan yang sejati atau yang palsu, mereka telah mengabaikan Roh Allah.

Dalam menanggulangi perpecahan dan kekacauan di Korintus, Paulus tidak mengandalkan doktrin, melainkan berdasar pada pengalaman atas Kristus. Kristus yang disalibkan adalah satu-satunya pokok, sentral, isi, dan substansi dari ministri Paulus. Kristus yang disalibkan adalah inti ekonomi Allah. Paulus menetapkan bahwa di antara orang-orang Korintus, ia tidak mau mengetahui apa-apa kecuali Kristus yang disalibkan ini (2:1-2).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 20

No comments: