Hitstat

20 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1-2, 6-7


Paulus berbeban supaya kaum beriman Korintus bertumbuh dalam hayat. Ia tahu bahwa apabila mereka bertumbuh dalam hayat, dengan spontan mereka akan memiliki kehidupan orang Kristen yang tepat. Kemudian realitas kehidupan gereja akan ada di antara mereka, dan kehidupan Tubuh yang sejati akan terbangun. Mereka akan menjadi gereja bukan hanya dalam sebutan, tetapi dalam realitas, dalam hayat, dan dalam pengalaman atas Kristus. Kemudian mereka akan menjadi ladang Allah dan bait Allah yang sesungguhnya dan yang riil.

Dalam 1 Korintus 3 kita melihat bahwa kaum beriman Korintus memperlihatkan tanda-tanda kekanak-kanakan. Satu tanda kekanak-kanakan di antara kaum beriman ialah: mereka hanya dapat menerima susu, bukan makanan keras (ay. 2). Selama seorang beriman tinggal pada taraf kekanak-kanakan, ia tidak dapat menerima apa-apa yang keras, tidak peduli berapa banyak berita yang didengarnya yang mengandung makanan keras.

Paling sedikit sampai taraf tertentu, tanda kekanak-kanakan ini ada di antara kita. Tahun demi tahun makanan keras diministrikan kepada orang-orang kudus. Tetapi, dari banyak kasus orang beriman, dari reaksinya terhadap apa yang diministrikan, ternyata mereka belum dapat mencapai taraf ini. Hal ini menunjukkan bahwa banyak yang belum dapat menerima makanan keras. Mereka hanya dapat minum susu. Ini adalah satu tanda kekanak-kanakan.

Ada banyak berlian dalam 1 Korintus 1 dan 2. Akan tetapi, generasi demi generasi, kebanyakan pembaca Surat Kiriman ini hanya menjamah bungkusnya atau kotaknya, bukan berliannya, hal-hal yang dalam dari Allah. Sebagai contoh, ketika kita bersaksi mengenai 1:30, kita harus dapat mengatakan bagaimana Kristus menjadi hikmat kita dari Allah dalam hidup sehari-hari kita. Seorang saudara mungkin bersaksi bahwa dalam kehidupan pernikahannya dia menikmati Kristus sebagai kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sekarang, hidup, dan siap pakai. Berbicara demikian berarti memperlihatkan bahwa kita telah melihat berlian-berlian dan bukan hanya pembungkusnya.

Perkataan Paulus tentang persekutuan Anak Allah dalam 1:9 benar-benar sebutir berlian. Kita perlu bersaksi tentang persekutuan ini, kenikmatan timbal balik ini, bukan dengan cara yang doktrinal, tetapi dalam pengalaman. Belajar doktrin berarti hanya menerima susu, sedangkan mengambil berlian dalam pengalaman berarti menerima makanan keras. Tanda pertama kekanak-kanakan ialah tidak mampu menerima makanan keras.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 25

No comments: