Hitstat

07 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Rabu

Pembacaan Alkitab: Why. 22:17


Allah yang diwahyukan dalam Kejadian 1:1 adalah Allah yang "bujangan". Kita juga dapat mengatakan bahwa Dia adalah Allah yang belum melalui proses, Allah yang "mentah". Enam puluh enam kitab dari Alkitab mewahyukan proses yang telah dilalui oleh Allah yang "bujangan" ini. Pertama-tama Dia menciptakan langit dan bumi sebagai lingkungan untuk proses ini. Pada suatu hari, Allah berinkarnasi; Dia lahir dari seorang dara di Betlehem. Sesungguhnya ini adalah bagian dari proses itu. Melalui proses inkarnasi Allah menjadi seorang anak kecil.

Akhirnya, Tuhan Yesus pergi ke salib. Kelihatannya, ketika Dia mati di atas salib, Dia sendiri yang mati di atas salib itu. Tetapi dalam pandangan Allah, alam semesta ini, seluruh ciptaan lama, mati bersama-Nya. Kematian Kristus adalah kematian yang almuhit, karena kematian ini mengakhiri segala sesuatu. Setelah Tuhan Yesus disalibkan, Dia dikubur di dalam sebuah kubur. Kemudian Dia mengadakan perjalanan ke alam maut, alam orang-orang mati. Pada hari ketiga, Kristus bangkit secara jasmani dan secara rohani. Sekarang dalam kebangkitan, Dia adalah Roh pemberi-hayat.

Sebagai Roh pemberi-hayat, Kristus itu almuhit. Roh ini meliputi keilahian, keinsanian, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan. Di dalam Roh ini kita memiliki Bapa, Putra, dan Roh itu, bahkan memiliki tujuh Roh. Karena Roh ini mengandung realitas dari setiap hal positif, kita dapat mengatakan bahwa Roh ini almuhit.

Roh itu adalah ekspresi akhir Allah Tritunggal. Roh ini mencakup semua hal yang telah dirampungkan, dicapai, dan diperoleh Kristus. Roh yang almuhit ini juga mencakup semua apa adanya Kristus. Selain itu, Roh ini memiliki satu pasangan, satu pertambahan. Ini berarti Roh itu memiliki sesuatu yang sepadan dengan Dia. Allah tidak sendiri lagi, tidak bujangan lagi, karena Dia telah memiliki satu mempelai perempuan yang sepadan dengan-Nya. Karena alasan ini, maka wahyu yang rampung dalam Alkitab adalah tentang Roh yang almuhit dengan mempelai perempuan.

Jika kita ingin layak menjadi mempelai perempuan, kita harus bertumbuh dan harus melalui banyak hal. Menjadi mempelai perempuan melibatkan lebih banyak hal daripada menjadi gereja. Misalnya, seorang anak perempuan tidak layak menjadi mempelai perempuan. Sebelum ia dapat menjadi seorang mempelai perempuan, ia harus bertumbuh sampai matang. Ia juga harus sekolah dan belajar banyak hal. Kemudian seorang laki-laki akan memilihnya untuk menjadi mempelai perempuannya.

Jangan mengira asalkan kita adalah gereja, maka kita layak untuk menjadi mempelai perempuan. Ini mirip dengan mengatakan bahwa perempuan mana pun, tidak peduli umur atau kematangannya, layak untuk menikah. Tidak, ada tuntutan-tuntutan tertentu yang harus dipenuhi agar kita dapat menjadi mempelai perempuan. Bagi orang-orang Kristen mengatakan bahwa kita semua adalah gereja itu mudah. Tetapi ketika Tuhan Yesus datang sebagai Mempelai Laki-laki, apakah kita layak untuk menjadi mempelai perempuan-Nya? Pada saat itu Tuhan mungkin berkata kepada kita bahwa kita belum layak, bahwa kita perlu bertumbuh lebih banyak dan matang. Pemahaman tentang Mempelai Laki-laki dan mempelai perempuan ini sesuai dengan wahyu dari firman kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 21

No comments: