Tidak peduli kita bangsa apa, kita semua, sadar atau tidak
sadar, telah berpegang pada prinsip-prinsip tertentu. Kita semua memiliki
prinsip-prinsip dasar atau kaidahkaidah dasar kita sendiri. Sebagai contoh,
mungkin kita mengikuti prinsip menjadi orang yang selalu ramah dan tidak pernah
marah. Misalkan seorang saudari yang belum menikah yang tinggal di perumahan
saudari, mempunyai prinsip yang demikian untuk mengatur kehidupan
sehariharinya. Andaikata ia marah, ia akan sangat menyesal. Boleh jadi ia akan
menangis karena gagal mengamalkan salah satu prinsip dasarnya itu.
Ciptaan baru haruslah menjadi prinsip dasar kita, kaidah dasar
kita. Anak Allah berikut hayat dan sifat ilahi tinggal di dalam kita menjadi
kenikmatan kita. Sebagai akibatnya, kita sekarang memiliki unsur ilahi, bahkan
memiliki Allah yang telah melalui proses itu sendiri di dalam kita. Mengambil
unsur ini sebagai prinsip dasar kita dan hidup menurutnya adalah suatu
perbedaan yang amat besar!
Alkitab tidak mengajar kita mencari bantuan Roh Kudus untuk
berperilaku sebagai makhluk ciptaan Allah yang wajar. Berdasarkan wahyu
Alkitab, kehendak Allah ialah menjadikan kita anak-anak-Nya. Dalam penciptaan
Allah atas umat manusia, Allah telah membuat persiapan seperlunya demi
mencapai sasaran-Nya. Ia menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya. Ia
merancang dan menciptakan manusia seperti sebuah wadah untuk menampung Dia
sendiri. Karena kita jatuh, Allah mengutus Putra-Nya untuk menebus kita. Ketika
kita percaya kepada Kristus, Allah mengutus Roh Putra-Nya masuk ke dalam kita untuk
melahirkan kita kembali dan menjadikan kita anak-anak-Nya. Sekarang Roh itu, perampungan
sempurna dari Allah Tritunggal, tinggal di dalam roh kita untuk bekerja,
bergerak, bertindak, dan mengurapi kita, agar kita dapat sepenuhnya menjadi
anak-anak Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita harus hidup menurut Roh, menerima
Roh sebagai kaidah dasar kita, prinsip dasar kita. Hidup oleh Roh sedemikian
ini berarti hidup menurut prinsip-prinsip dasar.
Kita tidak boleh mengambil standar etika atau tuntutan agama
menjadi prinsip kita. Sebaliknya, prinsip dasar kita seharusnya adalah ciptaan
baru, keputraan ilahi berikut hayat dan sifat Allah. Hari demi hari, kita harus
mengambil keputraan, ciptaan baru, sebagai prinsip dasar kita serta hidup
berdasarkan hal-hal itu. Jika kita berbuat demikian, kita akan bertumbuh di
dalam keputraan Allah menuju kedewasaan. Dengan demikian, pada suatu hari kita
akan berada dalam kemuliaan, dan Allah akan terpancar keluar dari dalam kita.
Dengan cara demikianlah kita akan menjadi satu ekspresi korporat Allah Tritunggal
yang luas dan universal. Itulah yang akan menjadi kesempurnaan keputraan ilahi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mempraktekkan hidup menurut keputraan
ini sebagai prinsip dasar kita, kaidah dasar kita. Puji Tuhan, kita bisa hidup
secara demikian.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 46
No comments:
Post a Comment