Betapa besar perbedaan antara hidup sebagai anak-anak Allah dengan
hidup sebagai orang-orang dosa yang tertebus yang mengekspresikan pekerti
seperti kejujuran, keramahan, dan kasih. Sasaran ekonomi Allah bukan hanya
ingin memiliki sekelompok manusia yang setia, ramah, dan pengasih. Sasaran
ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi anak-anak. Seseorang mungkin jujur, setia,
dan pengasih, tetapi mungkin pula ia belum menjadi anak Allah. Allah
menghendaki anak-anak, Ia tidak menghendaki orangorang dosa yang jujur, setia,
dan pengasih. Tujuan-Nya bukanlah ingin menjadikan
suami-suami yang berdosa menjadi suami-suami yang menyayangi istri, atau
istri-istri yang berdosa menjadi istri-istri yang taat kepada suami mereka.
Kita ulangi, sasaran Allah dalam ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi banyak
anak ilahi.
Untuk menjadi anak-anak Allah, terlebih dulu kita harus
dilahirkan dari Dia. Injil Yohanes menitikberatkan hal ini. Yohanes 1:12-13
mengatkan, “Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Tl.). Kemudian dalam 3:6
dikatakan bahwa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Hak keputraan sepenuhnya
merupakan perkara hayat dan sifat yang tergantung pada kelahiran. Kita telah
dilahirkan dari Allah menjadi anak-anak Allah. Karena itu, kita dapat
mengumumkan dengan tegas, bahwa kita bukan anak menantu atau anak angkat Allah,
kita adalah anak-anak Allah yang dilahirkan dari Allah dalam hayat-Nya.
Setelah kita menjadi anak-anak Allah, kini kita perlu hidup
sebagai anak-anak Allah. Allah tidak menginginkan sekelompok orang yang hanya
ramah, jujur, atau pengasih saja, Ia menginginkan suatu keluarga. Dalam Galatia
6:10, keluarga ini disebut “keluarga iman”. Untuk hidup sebagai anak-anak
Allah, kita perlu menjadi ilahi. Hanya menjadi orang yang berbudi atau yang
agamis saja tidaklah cukup. Untuk menjadi seorang yang rendah hati atau ramah tidak
perlu menjadi anak-anak Allah. Seseorang mungkin rendah hati atau ramah secara
alamiah atau secara etis. Akan tetapi, untuk hidup sebagai anak-anak Allah,
kita benar-benar harus ilahi. Kita harus memiliki hayat Allah dan
Roh Allah.
Allah tidak hanya ingin memiliki sekelompok orang yang baik,
tetapi Ia menghendaki banyak anak yang bersatu dengan Dia secara organik dan
yang memiliki hayat dan sifat-Nya sendiri. Hanya anak-anak semacam inilah yang
dapat menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah satu
organisme, bukan organisasi. Orangorang yang baik mungkin dapat diorganisir
menjadi suatu masyarakat, tetapi tidak dapat menjadi organisme yang dikenal
sebagai Tubuh Kristus. Karena Tubuh itu bersifat organik, maka semua anggota
Tubuh pun harus memiliki unsur organik di dalam mereka. Kita menerima unsur ini
melalui kelahiran baru, melalui kelahiran kembali.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 44
No comments:
Post a Comment