Hitstat

14 September 2012

Galatia - Minggu 22 Jumat


Pembacaan Alkitab: Rm. 8:14, 14


Betapa besar perbedaan antara hidup sebagai anak-anak Allah dengan hidup sebagai orang-orang dosa yang tertebus yang mengekspresikan pekerti seperti kejujuran, keramahan, dan kasih. Sasaran ekonomi Allah bukan hanya ingin memiliki sekelompok manusia yang setia, ramah, dan pengasih. Sasaran ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi anak-anak. Seseorang mungkin jujur, setia, dan pengasih, tetapi mungkin pula ia belum menjadi anak Allah. Allah menghendaki anak-anak, Ia tidak menghendaki orangorang dosa yang jujur, setia, dan pengasih. Tujuan-Nya bukanlah ingin menjadikan suami-suami yang berdosa menjadi suami-suami yang menyayangi istri, atau istri-istri yang berdosa menjadi istri-istri yang taat kepada suami mereka. Kita ulangi, sasaran Allah dalam ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi banyak anak ilahi.

Untuk menjadi anak-anak Allah, terlebih dulu kita harus dilahirkan dari Dia. Injil Yohanes menitikberatkan hal ini. Yohanes 1:12-13 mengatkan, “Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Tl.). Kemudian dalam 3:6 dikatakan bahwa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Hak keputraan sepenuhnya merupakan perkara hayat dan sifat yang tergantung pada kelahiran. Kita telah dilahirkan dari Allah menjadi anak-anak Allah. Karena itu, kita dapat mengumumkan dengan tegas, bahwa kita bukan anak menantu atau anak angkat Allah, kita adalah anak-anak Allah yang dilahirkan dari Allah dalam hayat-Nya.

Setelah kita menjadi anak-anak Allah, kini kita perlu hidup sebagai anak-anak Allah. Allah tidak menginginkan sekelompok orang yang hanya ramah, jujur, atau pengasih saja, Ia menginginkan suatu keluarga. Dalam Galatia 6:10, keluarga ini disebut “keluarga iman”. Untuk hidup sebagai anak-anak Allah, kita perlu menjadi ilahi. Hanya menjadi orang yang berbudi atau yang agamis saja tidaklah cukup. Untuk menjadi seorang yang rendah hati atau ramah tidak perlu menjadi anak-anak Allah. Seseorang mungkin rendah hati atau ramah secara alamiah atau secara etis. Akan tetapi, untuk hidup sebagai anak-anak Allah, kita benar-benar harus ilahi. Kita harus memiliki hayat Allah dan Roh Allah.

Allah tidak hanya ingin memiliki sekelompok orang yang baik, tetapi Ia menghendaki banyak anak yang bersatu dengan Dia secara organik dan yang memiliki hayat dan sifat-Nya sendiri. Hanya anak-anak semacam inilah yang dapat menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah satu organisme, bukan organisasi. Orangorang yang baik mungkin dapat diorganisir menjadi suatu masyarakat, tetapi tidak dapat menjadi organisme yang dikenal sebagai Tubuh Kristus. Karena Tubuh itu bersifat organik, maka semua anggota Tubuh pun harus memiliki unsur organik di dalam mereka. Kita menerima unsur ini melalui kelahiran baru, melalui kelahiran kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 44

No comments: