Hitstat

15 September 2012

Galatia - Minggu 22 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Rm. 8:14; Ibr. 2:10


Setelah kita dilahirkan dari Allah menjadi anak-anak Allah, kita wajib hidup sebagai anak-anak Allah menurut Roh. Dalam Roma 8 Paulus tidak mengatakan perkara-perkara seperti kerendahan hati, kesetiaan, atau kejujuran. Di sini ia tidak memperhatikan masalah pekerti-pekerti insani. Sebaliknya, ia menyuruh kita hidup menurut Roh. Semua yang dipimpin oleh Roh itu adalah anak-anak Allah. Hidup sebagai anak-anak Allah bukanlah perkara memiliki pekerti-pekerti tertentu, tetapi sepenuhnya merupakan masalah hidup menurut Roh. Tentu saja, kalau kita hidup menurut Roh, pasti akan ada hasil atau akibat tertentu yang timbul dalam kehidupan kita. Namun demikian, titik berat dalam Roma 8 bukan pada akibatnya, melainkan pada sifat anak-anak Allah. Selaku orang-orang yang telah dilahirkan dari Allah, janganlah hendaknya kita berupaya membina atau memupuk pekerti-pekerti tertentu. Sebaliknya, kita wajib berupaya untuk hidup oleh Roh.

Agama mengajar orang bagaimana berperilaku, tidak mengajarkan bagaimana hidup oleh Roh. Menurut Alkitab, kita tidak seharusnya berusaha memperbaiki perilaku, melainkan harus hidup oleh Roh. Kita telah dilahirkan dari Roh. Sekarang kita wajib menerima anugerah untuk hidup oleh Roh. Andaikata suami atau istri Anda menyinggung Anda, hiduplah oleh Roh. Jangan berusaha menekan temperamen Anda, atau memaksa diri Anda untuk bersabar. Itu semua hanya perilaku luaran. Pada saat itu Anda hanya perlu menggunakan roh Anda untuk hidup menurut Roh. Jangan berkata kepada diri sendiri, “Aku harus hidup dan berperilaku dengan pola yang sesuai dengan kehidupan gereja. Kalau aku melampiaskan amarahku, aku akan dipermalukan, karena itu aku harus menekan amarahku dan berperilaku secara wajar.” Ini bukan ekonomi Allah, ini tidak lain adalah agama dan etika. Ekonomi Allah ialah menjadikan kita anak-anak-Nya secara sejati dan riil. Untuk ini, kita harus hidup menurut Roh.

Jika kita hidup oleh Roh, Allah akan dapat memiliki banyak anak yang dewasa. Anak-anak ini juga akan menjadi ahli-ahli waris untuk mewarisi segala kekayaan Allah. Bila kita ingin menjadi ahli-ahli waris, haruslah kita menjadi anak-anak yang dewasa penuh. Kita ingin menekankan fakta bahwa kita sedang diserupakan dengan gambar Putra Allah, bukan dengan praktek-praktek tertentu yang mungkin terdapat di antara kaum saleh dalam kehidupan gereja. Saya agak prihatin kalau-kalau kaum saleh menjadi serupa dengan kehidupan gereja bukan menjadi serupa dengan gambar Putra Allah. Ada beberapa orang saleh mungkin telah mengalami banyak perubahan, tetapi perubahan-perubahan itu mungkin bukan suatu perubahan yang riil, yaitu suatu perubahan hayat yang metabolis. Mungkin itu hanya perubahan lahir yang merupakan penyerupaan dengan cara hidup tertentu, yang biasa ditampilkan di antara kaum saleh dalam kehidupan gereja. Allah tidak menghendaki perubahan semacam itu. Ia menghendaki suatu perubahan riil yang terjadi dalam batin kita, sehingga kita boleh menjadi serupa dengan gambar yang hidup dari Putra Allah. Untuk terjadinya perubahan yang demikian, kita perlu hidup di dalam Roh itu, oleh Roh, dan menurut Roh.

Puncak Perjanjian Baru ialah Roh itu. Kehidupan, perilaku, dan tindak tanduk kita semuanya harus menurut Roh. Apabila kita hidup menurut Roh, baru kita benarbenar sebagai anak-anak Allah, dan dari hari ke hari kita akan diserupakan dengan gambar Putra-Nya. Inilah yang diinginkan Allah pada hari ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 44

No comments: