Hitstat

01 September 2012

Galatia - Minggu 20 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 5: 16, 25


Jenis hidup oleh Roh yang pertama adalah untuk jenis kedua, yaitu menerima Roh itu sebagai jalan setapak bagi jalan kita. Kita semua harus berjalan menurut jalan tertentu. Jalan setapak dari jalan ini haruslah Roh itu sendiri. Untuk hidup jenis pertama, Roh itu adalah esens kita; sedang untuk jenis kedua, Roh itu adalah jalan kita.

Galatia 5:25 mengatakan, “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” Di sini Paulus seolah-olah memberi tahu orang-orang Galatia, “Kalian tidak saja telah hidup oleh hukum Taurat, mengambilnya sebagai esens hayat kalian, bahkan tujuan kalian pun ditetapkan menurut hukum Taurat. Hukum Taurat telah menjadi jalan setapak bagi jalan kalian. Sekarang kalian tidak saja hidup di bawah hukum Taurat, tetapi kalian juga berjalan menurut hukum Taurat. Orang-orang Galatia yang terkasih, kalian harus kembali kepada Roh itu dan meninggalkan hukum Taurat di atas salib. Ambillah Roh itu sebagai esens kehidupan sehari-hari untuk menggantikan hukum Taurat. Jika kalian hidup oleh Roh itu sebagai esens kalian, kalian seharusnya juga mengambil Roh itu sebagai jalan setapak kalian untuk mencapai tujuan Allah. Menerima Roh itu sebagai esens dan jalan setapak kalian akan menyingkirkan hukum Taurat, doktrin, agama, tradisi, dan peraturan-peraturan. Tak satu pun dari perkaraperkara itu yang boleh menjadi jalan kalian untuk mencapai tujuan Allah. Jalan satu-satunya adalah Allah Tritunggal sebagai Roh pemberi-hayat. Ia sendirilah yang harus menjadi prinsip, kaidah, jalan setapak, dan kalian harus hidup menurut-Nya.”

Ketika kita mempunyai hidup jenis pertama, yang mengambil Roh itu sebagai esens kita, kita akan bisa memiliki hidup jenis kedua untuk menuju ke sasaran Allah. Hari demi hari, Roh itu akan menjadi jalan setapak kita. Kemudian kita akan hidup menurut Roh itu, tidak lagi menurut doktrin, teologi, agama, tradisi, atau organisasi. Allah Tritunggal ajaib yang telah melalui proses itu akan menjadi jalan setapak kita, dan kita akan hidup di dalam Dia. Dengan hidup oleh Roh sebagai jalan kita, kita akan bisa mencapai sasaran serta memperoleh pahala, yakni Kristus itu sendiri.

Jika kita bersatu dengan Roh yang almuhit, sudah tentu Ia akan memimpin kita hidup di dalam diri-Nya sendiri sebagai jalan kita. Akibatnya, Roh itu akan menjadi kaidah, prinsip yang menuntun kepada sasaran Allah. Dengan spontan Roh itu menjadi jalan setapak, peraturan di atas jalan yang menuju sasaran Allah. Jadi, Roh yang almuhit itu menjadi jalan setapak bagi jalan kita. Jika kita berjalan sepanjang jalan setapak ini, pastilah kita akan mencapai sasaran Allah, dan kehendak-Nya akan bisa dirampungkan.

Kitab Galatia menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya hidup menurut hukum Taurat, agama, tradisi, organisasi, doktrin-doktrin, atau peraturan-peraturan. Sebagai gantinya, Allah Tritunggal yang telah melalui proses yang hidup di dalam kita seharusnya menjadi esens insan baru kita dan sebagai jalan setapak bagi jalan kita. Kita harus hidup oleh Dia dan bertindak di dalam Dia, yakni memiliki kedua jenis hidup oleh Roh itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 40

No comments: