Pembacaan Alkitab: Gal. 5: 16, 25
Jenis hidup oleh Roh yang pertama adalah untuk jenis kedua,
yaitu menerima Roh itu sebagai jalan setapak bagi jalan kita. Kita semua harus
berjalan menurut jalan tertentu. Jalan setapak dari jalan ini haruslah Roh itu
sendiri. Untuk hidup jenis pertama, Roh itu adalah esens kita; sedang untuk
jenis kedua, Roh itu adalah jalan kita.
Galatia 5:25 mengatakan, “Jikalau kita hidup oleh Roh,
baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” Di sini Paulus seolah-olah
memberi tahu orang-orang Galatia, “Kalian tidak saja telah hidup oleh hukum
Taurat, mengambilnya sebagai esens hayat kalian, bahkan tujuan kalian pun
ditetapkan menurut hukum Taurat. Hukum Taurat telah menjadi jalan setapak bagi
jalan kalian. Sekarang kalian tidak saja hidup di bawah hukum Taurat, tetapi
kalian juga berjalan menurut hukum Taurat. Orang-orang Galatia yang
terkasih, kalian harus kembali kepada Roh itu dan meninggalkan hukum Taurat di
atas salib. Ambillah Roh itu sebagai esens kehidupan sehari-hari untuk
menggantikan hukum Taurat. Jika kalian hidup oleh Roh itu sebagai esens kalian,
kalian seharusnya juga mengambil Roh itu sebagai jalan setapak kalian untuk
mencapai tujuan Allah. Menerima Roh itu sebagai esens dan jalan setapak kalian
akan menyingkirkan hukum Taurat, doktrin, agama, tradisi, dan
peraturan-peraturan. Tak satu pun dari perkaraperkara itu yang boleh menjadi
jalan kalian untuk mencapai tujuan Allah. Jalan satu-satunya adalah Allah
Tritunggal sebagai Roh pemberi-hayat. Ia sendirilah yang harus menjadi prinsip,
kaidah, jalan setapak, dan kalian harus hidup menurut-Nya.”
Ketika kita mempunyai hidup jenis pertama, yang mengambil Roh
itu sebagai esens kita, kita akan bisa memiliki hidup jenis kedua untuk menuju
ke sasaran Allah. Hari demi hari, Roh itu akan menjadi jalan setapak kita.
Kemudian kita akan hidup menurut Roh itu, tidak lagi menurut doktrin, teologi,
agama, tradisi, atau organisasi. Allah Tritunggal ajaib yang telah melalui
proses itu akan menjadi jalan setapak kita, dan kita akan hidup di dalam Dia.
Dengan hidup oleh Roh sebagai jalan kita, kita akan bisa mencapai sasaran serta
memperoleh pahala, yakni Kristus itu sendiri.
Jika kita bersatu dengan Roh yang almuhit, sudah tentu Ia akan
memimpin kita hidup di dalam diri-Nya sendiri sebagai jalan kita. Akibatnya,
Roh itu akan menjadi kaidah, prinsip yang menuntun kepada sasaran Allah. Dengan
spontan Roh itu menjadi jalan setapak, peraturan di atas jalan yang menuju
sasaran Allah. Jadi, Roh yang almuhit itu menjadi jalan setapak bagi jalan
kita. Jika kita berjalan sepanjang jalan setapak ini, pastilah kita akan
mencapai sasaran Allah, dan kehendak-Nya akan bisa dirampungkan.
Kitab Galatia menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya hidup
menurut hukum Taurat, agama, tradisi, organisasi, doktrin-doktrin, atau
peraturan-peraturan. Sebagai gantinya, Allah Tritunggal yang telah melalui
proses yang hidup di dalam kita seharusnya menjadi esens insan baru kita
dan sebagai jalan setapak bagi jalan kita. Kita harus hidup oleh Dia dan
bertindak di dalam Dia, yakni memiliki kedua jenis hidup oleh Roh itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 40
No comments:
Post a Comment