Hitstat

12 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Jumat

Yoh. 6:35
Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, Ia tidak akan lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, Ia tidak akan pernah haus lagi.”

Yoh. 6:51
Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya…

Yoh. 6:53
Karena itu, kata Yesus kepada mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”

Rawatan Pagi:
Ekonomi Allah adalah supaya kita makan Kristus dan disusun oleh Dia. Dalam Yohanes 6 Tuhan Yesus berkata bahwa Dia adalah roti hayat, roti yang turun dari surga, dan siapa yang makan Dia akan hidup oleh Dia (ayat 35, 41, 57). Kemudian dalam Yohanes 7 Dia berseru: “Siapa saja yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (ayat 37). Tuhan Yesus berkata mengenai Roh. Dalam Wahyu 22:17 menyerukan lagi untuk datang dan minum. Tuhan memanggil kita untuk minum Roh, Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Telah melalui langkah-langkah proses ilahi, Allah Tritunggal sekarang adalah minuman yang universal, almuhit, disiapkan dan tersedia. Apa yang kita perlukan bukan kemajuan atau perbaikan luaran. Kita perlu mengambil masuk Allah Tritunggal melalui makan dan minum Dia. Menurut ketentuan Allah, cara berbagian atas Dia adalah makan dan minum Dia. (Life-study of Philippians, p. 325)

Bacaan Hari Ini:
Allah bukan saja mendambakan supaya manusia menjadi bejana-Nya untuk diisi Dia (Rm. 9:21, 23; 2 Kor. 4:7), tetapi juga menginginkan manusia makan, mencerna, dan mengasimilasi Dia (Yoh. 6:57). Ketika kita makan, mencerna, dan mengasimilasi makanan jasmani, kita diberi tenaga dan dikuatkan. Makanan yang kita makan disalurkan ke dalam darah kita, dan melalui darah ke dalam setiap bagian tubuh kita. Akhirnya, makanan yang kita makan menjadi serat, jaringan, dan sel diri kita. Dalam cara yang sama, rencana kekal Allah adalah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita supaya Dia menjadi setiap serat diri batiniah kita. Dia ingin dicerna dan diasimilasi oleh kita supaya Dia dapat menjadi susunan diri batiniah kita. (The Divine Dispensing for the Divine Economy, p. 9)
Hanya sesuatu yang organik yang dapat dicerna oleh kita dan kemudian diasimilasi ke dalam kita untuk menjadi suplai hayat kita.…[Allah Tritunggal] harus masuk ke dalam kita untuk dicerna dan diasimilasi oleh kita. Sungguh, Allah Tritunggal hidup dan organik. Menurut…[Yohanes 6], Kristus adalah roti jelai, roti hayat, untuk kita makan. Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (ayat 51). Kemudian Dia selanjutnya mengatakan, “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Aku akan hidup oleh Aku”(ayat 57). Setiap orang beriman yang makan Tuhan Yesus sebagai roti hayat akan hidup oleh Dia. Ketika kita makan roti hayat ini, Dia masuk ke dalam kita dicerna oleh kita dan diasimilasi ke dalam kita secara organik. Inilah jalan satu-satunya Allah Tritunggal dapat menjadi…suplai hayat kita dan hayat kita melalui masuk ke dalam kita secara organik untuk diasimilasi ke dalam setiap serat diri rohani kita. (Life-study of Mark, p. 383)
Cara tepat untuk menerima sesuatu ke dalam perut kita adalah melalui makan atau melalui minum. Makna makan dan minum adalah menerima sesuatu ke dalam diri kita. Karena itu, makan daging Tuhan dan minum darah-Nya, adalah menerima daging dan darah Tuhan ke dalam diri kita. Makan adalah mengambil makanan ke dalam kita diasimilasi ke dalam tubuh kita secara organik. Makan Tuhan Yesus adalah menerima Dia ke dalam kita untuk diasimilasi oleh manusia baru yang dilahirkan kembali secara hayat. Prisnispnya sama dengan minum. (The Fulfillment of the Tabernacle and the Offerings in the Writings of John, pp.183-184)
Kita seharus tidak hanya belajar tekhnik berbuah dan memberi makan orang baru. Kita setiap hari harus menempuh kehidupan bernafas, minum, dan mendapat makanan dari Kristus, mengambil Kristus setiap hari sebagai unsur dan esens kita. Kita seharusnya tidak hanya menerima Dia, tetapi juga mencerna Dia, mengasimilasi Dia, dan membiarkan Dia menjadi isi diri kita. Kemudian kita akan menjadi satu dengan Dia. Kemudian kita pergi keluar untuk Injil, kita akan pergi keluar dalam keesaan dengan Dia dan dengan kuasa-Nya (The Divine Dispensing for the Divine Economy, p. 51)

Bacaan Lain: The Lord’s Recovery of Eating, ch.1; The Fulfillment of the Tabernacle and the Offerings in the Writings of John, chs. 18-19

No comments: