Hitstat

05 August 2010

PP SPIA Minggu 1 - Jumat

Ibr. 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Ef. 3:17
Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Rm. 3:22
Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Rm. 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Rawatan Pagi:
Inspirasi saja tidak bisa diandalkan. Ini seperti angin. Anda mungkin merasakannya untuk sejangka waktu, tetapi tidak berlangsung lama. Bila kita memiliki satu waktu bersama dengan Tuhan di pagi hari di dalam firman-Nya, maka kita tidak seharusnya berharap untuk memiliki satu perasaan yang spektakuler. Pada waktu yang sama, saya tidak bisa mengatakan bahwa ketika membaca Firman Allah, tidak akan ada perasaan. Kita mungkin memiliki beberapa perasaan dan kita mungkin menyebutnya sebagai inspirasi, tetapi kita tidak seharusnya mengharapkan satu perasaan yang spektakuler atau luar biasa. Kita harus hati-hati karena pengalaman yang luar biasa itu mungkin sangat menipu. Kita tidak boleh menaruh sandaran kita kepada sesuatu yang luar biasa atau spektakuler. Sebaliknya, kita harus belajar untuk memiliki iman kepada apa saja yang Alkitab katakan. (Message to the Trainees in Fall 1990, hal. 27)

Bacaan Hari Ini:
Pengalaman kita akan Kristus adalah oleh iman. Kadang-kadang, kita mengira bahwa karena Kristus hidup di dalam kita, kita seharusnya kuat. Ketika kita merasa bahwa kita lemah, kita mempertanyakan apakah Kristus benar-benar hidup di dalam kita atau tidak. Kristus itu agung, besar dan luas. Tetapi penghidupan-Nya di dalam kita itu tidak kelihatan dan begitu abstrak hingga kita mungkin sering ragu apakah Dia itu ada di dalam kita atau tidak. Di dalam pengalaman saya sendiri, saya menemukan bahwa semakin Tuhan beserta dengan saya, semakin saya tidak memiliki perasaan bahwa Dia beserta dengan saya. Perasaan kita sangat tidak bisa diandalkan. Karena alasan ini, maka kehidupan Kristiani kita di dalam Perjanjian Baru itu mutlak merupakan perkara iman. Iman adalah substansiasi dari hal-hal yang tidak kelihatan (Ibr. 11:1).
Pengalaman yang riil akan Kristus itu tidak kelihatan. Ini mutlak merupakan perkara iman. Di dalam Efesus 3:17, Paulus mengatakan, “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu.” Frase oleh/melalui iman ini sangat penting karena kita seringkali tidak memiliki perasaan apa pun bahwa Kristus sedang membuat rumah-Nya di dalam hati kita. Ketika Kristus masuk ke dalam kita, kesukaan dan ketidaksukaan kita akan berubah sampai satu tingkatan tertentu. Tetapi kelihatannya bahwa di dalam banyak hal kita tetap sama saja. Seringkali kita tidak merasakan sesuatu di dalam kita. Puji Tuhan, bahwa Paulus menambahkan melalui iman kepada firmannya mengenai Kristus membuat rumah-Nya di dalam hati kita.
Berdasarkan pengalaman saya, saya menemukan bahwa iman Yesus Kristus [di dalam Roma 3:22] itu adalah Yesus Kristus itu sendiri. Kita percaya kepada Yesus Kristus oleh iman Yesus Kristus. Kita diselamatkan oleh iman Kristus. Iman Kristus adalah Kristus itu sendiri. Semua hal yang positif di dalam alam rohani adalah Allah itu sendiri. Meskipun kita tidak bisa merasakan atau melihatnya, tetapi hal-hal itu sungguh riil. Yang diperlukan di pihak kita adalah mengatakan “ya” kepada setiap firman dari Alkitab. Bila kita mengatakan “ya” kepada firman-firman dari Alkitab, maka kita percaya. …Bila Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah Allah (Yoh. 1:1, 14) atau bahwa Yesus telah mati bagi kita (Rm. 5:8), kita harus mengatakan “ya.” Maka Yesus adalah Allah bagi kita, dan kematian-Nya adalah bagi kita. Bila Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah Adam yang akhir menjadi Roh pemberi hayat (1 Kor. 15:45b) dan bahwa Dia menghuni kita (Rm. 8:9-11), maka kita harus mengatakan “ya.” Kita tidak seharusnya melangkah lebih jauh dengan meminta Tuhan menunjukkan kepada kita sesuatu secara fisik dan kelihatan. Jalan iman adalah membaca Firman dan percaya kepadanya tanpa melihat sesuatu.
Memperhidupkan Kristus itu selalu oleh iman. Kristus…hidup di dalam kita, dan kita harus hidup oleh Dia. …Di dalam Yohanes 14:19, Tuhan Yesus mengatakan, “Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku; sebab Aku hidup, kamu pun akan hidup. Tuhan hidup di dalam kita agar kita bisa memperhidupkan Dia. Penghidupan-Nya di dalam kita itu tidak kelihatan, tetapi ini adalah satu fakta. Kita memandang Tuhan Yesus dan melihat Dia hari ini, bukan dengan mata fisik kita, melainkan oleh iman di dalam fakta bahwa Dia hidup di dalam kita dan kita memperhidupkan Dia. Kita harus mengambil fakta yang diwahyukan di dalam Firman Tuhan yang patut diandalkan dan menolak perasaan-perasaan kita yang tidak bisa diandalkan. (Messages to the Trainees in Fall 1990, hal. 25-26, 27-28)

No comments: