Hitstat

08 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Senin

Ef. 1:9-11
Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.

Rawatan Pagi:
Untuk memakai kitab Amsal dengan tepat, kita harus mengenal ekonomi Allah. Ekonomi Allah adalah bahwa Allah menjadi manusia supaya manusia bisa menjadi Allah di dalam hayat dan sifat tetapi tidak di dalam Keallahan untuk menghasilkan organisme dari Allah Tritunggal, yaitu Tubuh Kristus, yang merampungkan Yerusalem Baru.
Menurut ekonomi-Nya…amsal bukanlah agar kita bisa membangun manusia lama kita, mengembangkan ego kita dan manusia alamiah kita. Sebaliknya, amsal-amsal itu adalah agar kita membangun manusia baru kita. Untuk tujuan inilah bahwa amsal-amsal itu berguna. Ketika kita masih hidup di dalam tubuh ini, kita memerlukan Amsal untuk memberikan instruksi-instruksi kepada kita tentang bagaimana hidup dengan tepat di dalam begitu banyak aspek, untuk membangun manusia baru kita. (Life-study of Proverbs, hal. 54, 59)

Bacaan Hari Ini:
Kita perlu mempertimbangkan apa yang Allah lakukan di dalam kekekalan yang lampau. Efesus pasal 1 dan 3 memberikan satu pandangan sekilas kepada kita tentang apa yang Dia lakukan sebelum waktu di mulai. …[Lihat Efesus 1:9-11 di atas]. Efesus 3:9-11 mengatakan, “Dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang sudah berabad-abad tersembunyi di dalam Allah yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh gereja diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Ada banyak istilah penting yang dipakai oleh Paulus di dalam ayat-ayat ini—kehendak Allah, tujuan Allah, kerelaan kehendak Allah, rencana Allah, dan ekonomi Allah.
Kita telah melihat bahwa garis sentral dari wahyu ilahi dimulai dari Allah. Kemudian wahyu ilahi ini menunjukkan kepada kita tentang ekonomi ilahi dan penyaluran ilahi. Allah sendiri, ekonomi Allah, dan penyaluran Allah bisa terlihat di seluruh Alkitab. Ketiga butir ini adalah garis sentral dari wahyu ilahi:…Allah sendiri, ekonomi Allah, dan penyaluran Allah.
Ekonomi ilahi adalah hasil dari kehendak, tujuan, kerelaan, dan rencana Allah. …Kehendak Allah adalah apa yang Dia lakukan dan yang ingin Dia lakukan. Kerelaan kehendak Allah terwujud di dalam kehendak-Nya, karena itu, kehendak-Nya muncul terlebih dahulu. Kehendak Allah ini tersembunyi di dalam Allah sebagai satu misteri, karena itu, Efesus 1:9 membicarakan tentang “misteri/rahasia kehendak-Nya.” Di dalam kekekalan, Allah merencanakan satu kehendak. Kehendak ini tersembunyi di dalam Dia; karena itu, ini adalah satu misteri. Kehendak Allah sebagai misteri yang tersembunyi di dalam Allah ini menghasilkan ekonomi Allah, dispensasi Allah (3:9). Dari kehendak Allah ini menghasilkan ekonomi Allah melalui tujuan, kerelaan kehendak, dan rencana-Nya.
Tujuan Allah adalah maksud Allah yang dibuat sebelumnya. Kerelaan kehendak Allah dibuat di dalam Allah sendiri (Ef. 1:9b). Ini menunjukkan bahwa kerelaan kehendak Allah bukan hanya terwujud di dalam kehendak Allah melainkan juga di dalam tujuan Allah. Kita telah ditakdirkan menurut tujuan Allah sepanjang zaman, yang adalah tujuan kekal-Nya (1:11a; 3:11). Tujuan Allah itu kekal. Ini adalah rencana kekal Allah yang dibuat di dalam kekekalan yang lampau sebelum permulaan waktu.
Kerelaan kehendak Allah adalah yang membuat Allah gembira. Ini adalah yang Allah suka, yaitu yang menyukakan Allah. …Allah telah menakdirkan kita kepada keputraan menurut kerelaan kehendak-Nya (Ef. 1:5). Ini berarti bahwa Allah suka memiliki putra-putra. Penakdiran-Nya adalah kepada keputraan. Kepada berarti bagi atau di dalam pandangan. Penakdiran Allah terhadap kita adalah bagi keputraan-Nya atau di dalam pandangan akan keputraan-Nya. Allah gembira dan senang akan mendapatkan putra-putra. Ini adalah kerelaan kehendak-Nya untuk memiliki kita sebagai putra-putra-Nya.
Allah telah membuat kita mengenal misteri kehendak-Nya menurut kerelaan kehendak-Nya, yang Dia maksudkan di dalam diri-Nya sendiri (Ef. 1:9). Pertama, ada kehendak Allah, kedua, tujuan Allah, dan ketiga, kerelaan kehendak-Nya. (The Central Line of the Divine Revelation, hal. 32-34)

Bacaan lainnya: The Central Line of the Divine Revelation, berita 3-4; Life-study of Proverbs, berita 8

No comments: