Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:1-4; 3:4
Alasan dapatnya kita mengasihi mereka yang tidak dapat kita
kasihi secara alamiah ialah karena bagi kita telah tersedia (tersimpan) pengharapan
di surga. Kalau saya yang menulis Kitab Kolose, saya akan berkata, “karena
pengharapan di dalam surga.” Tetapi Paulus menyisipkan kata-kata “pengharapan
yang disimpan bagi kamu”. Jadi masalah pengharapan yang telah tersimpan bagi kita
di dalam surga ini sesungguhnya sangat subyektif. Hal ini erat sekali sangkut-pautnya
dengan kehidupan kita sehari-hari. Menurut konteksnya, tersimpannya pengharapan
di surga erat sekali hubungannya dengan bagaimana kehidupan kita hari ini. Semakin
kita mengasihi kaum saleh, semakin banyak pula pengharapan yang tersimpan bagi kita
di surga. Akan tetapi, jika kita tidak mengasihi kaum saleh, pengharapan yang tersimpan
bagi kita pun akan menjadi sedikit sekali.
Semakin kita memperhidupkan Kristus pada hari ini, semakin
banyaklah pengharapan yang akan tersedia (tersimpan) bagi kita di surga bagi kemuliaan
kita. Akan tetapi, jika kita dari hari ke hari tidak memperhidupkan Kristus,
Kristus akan ada di surga, namun Dia tidak tersimpan sebagai kemuliaan kita.
Sebagai contoh, jika Anda menyimpan sejumlah uang di bank, maka ada sejumlah
deposito yang tersimpan bagi Anda dalam rekening bank Anda. Tetapi jika Anda tidak
ada uang dan tidak ada yang Anda simpan di dalam bank, tidak ada pula deposito
yang tersimpan bagi Anda. Seprinsip dengan ini, jumlah pengharapan yang tersimpan
bagi kita di surga tergantung pada berapa banyaknya kita memperhidupkan
Kristus. Kita perlu menjadi orang-orang yang mengasihi kaum saleh tanpa pilih kasih
dikarenakan Dia adalah pengharapan kita. Kehidupan yang sedemikian adalah
menyimpan pengharapan di surga bagi diri kita sendiri.
Memang, dalam 3:4 Paulus berkata bahwa Kristus adalah hayat
kita, dan ketika Kristus dinyatakan, kita akan dinyatakan bersama Dia dalam
kemuliaan. Tetapi boleh jadi kita tidak hidup oleh Dia, malahan kita hidup oleh
diri sendiri dan oleh pilihan-pilihan kita, hanya mengasihi kaum saleh yang cocok
dengan selera kita. Mengasihi kaum saleh secara pilih kasih berarti hidup oleh diri
sendiri, bukan oleh Kristus. Jika kita memiliki kehidupan semacam ini, kita
tidak akan gembira ketika Tuhan Yesus tampil dalam kemuliaan. Sekali lagi saya
katakan bahwa berapa banyak Kristus yang akan kita nikmati sebagai pengharapan
kemuliaan kita tergantung pada berapa banyak kita memperhidupkan Dia pada hari
ini. Sebab itu, tersimpannya pengharapan di surga tergantung pada kehidupan
kita.
Jika kita memperhidupkan Kristus dan bersatu dengan-Nya, kita
tentu dapat berkata, “Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu, dan aku menerima-Mu
sebagai hayat dan personaku. Tuhan, aku mau beserta-Mu dalam kemuliaanMu dan melihat
Engkau berhadapan muka. Aku mau menikmati kehadiran-Mu, bahkan kehadiran-Mu
secara jasmaniah, secara riil. Tuhan, aku menantikan hal ini dan aku
mengharapkan hal ini.” Jika Anda dari hari ke hari berkontak dengan Tuhan
secara demikian, Anda akan sangat gembira pada waktu Dia datang.
Menyimpan pengharapan di surga berarti memperhidupkan Kristus
dan menerima-Nya sebagai persona kita. Kolose 3:4 adalah satu-satunya ayat
dalam Alkitab yang mengatakan Kristus adalah hayat kita. Dalam Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata,
“Akulah hayat.” Tetapi dalam 3:4 Paulus berkata bahwa
Kristus adalah hayat kita, suatu ungkapan yang subyektif. Karena Kristus adalah
hayat kita, maka kita harus hidup oleh-Nya dan karenanya tersimpanlah
pengharapan bagi kita di surga. Inilah yang dimaksud mengasihi semua orang
beriman karena pengharapan yang tersimpan bagi kita di surga.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment