Hitstat

04 April 2014

Kolose - Minggu 1 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:1-4; 3:4


Alasan dapatnya kita mengasihi mereka yang tidak dapat kita kasihi secara alamiah ialah karena bagi kita telah tersedia (tersimpan) pengharapan di surga. Kalau saya yang menulis Kitab Kolose, saya akan berkata, “karena pengharapan di dalam surga.” Tetapi Paulus menyisipkan kata-kata “pengharapan yang disimpan bagi kamu”. Jadi masalah pengharapan yang telah tersimpan bagi kita di dalam surga ini sesungguhnya sangat subyektif. Hal ini erat sekali sangkut-pautnya dengan kehidupan kita sehari-hari. Menurut konteksnya, tersimpannya pengharapan di surga erat sekali hubungannya dengan bagaimana kehidupan kita hari ini. Semakin kita mengasihi kaum saleh, semakin banyak pula pengharapan yang tersimpan bagi kita di surga. Akan tetapi, jika kita tidak mengasihi kaum saleh, pengharapan yang tersimpan bagi kita pun akan menjadi sedikit sekali.

Semakin kita memperhidupkan Kristus pada hari ini, semakin banyaklah pengharapan yang akan tersedia (tersimpan) bagi kita di surga bagi kemuliaan kita. Akan tetapi, jika kita dari hari ke hari tidak memperhidupkan Kristus, Kristus akan ada di surga, namun Dia tidak tersimpan sebagai kemuliaan kita. Sebagai contoh, jika Anda menyimpan sejumlah uang di bank, maka ada sejumlah deposito yang tersimpan bagi Anda dalam rekening bank Anda. Tetapi jika Anda tidak ada uang dan tidak ada yang Anda simpan di dalam bank, tidak ada pula deposito yang tersimpan bagi Anda. Seprinsip dengan ini, jumlah pengharapan yang tersimpan bagi kita di surga tergantung pada berapa banyaknya kita memperhidupkan Kristus. Kita perlu menjadi orang-orang yang mengasihi kaum saleh tanpa pilih kasih dikarenakan Dia adalah pengharapan kita. Kehidupan yang sedemikian adalah menyimpan pengharapan di surga bagi diri kita sendiri.

Memang, dalam 3:4 Paulus berkata bahwa Kristus adalah hayat kita, dan ketika Kristus dinyatakan, kita akan dinyatakan bersama Dia dalam kemuliaan. Tetapi boleh jadi kita tidak hidup oleh Dia, malahan kita hidup oleh diri sendiri dan oleh pilihan-pilihan kita, hanya mengasihi kaum saleh yang cocok dengan selera kita. Mengasihi kaum saleh secara pilih kasih berarti hidup oleh diri sendiri, bukan oleh Kristus. Jika kita memiliki kehidupan semacam ini, kita tidak akan gembira ketika Tuhan Yesus tampil dalam kemuliaan. Sekali lagi saya katakan bahwa berapa banyak Kristus yang akan kita nikmati sebagai pengharapan kemuliaan kita tergantung pada berapa banyak kita memperhidupkan Dia pada hari ini. Sebab itu, tersimpannya pengharapan di surga tergantung pada kehidupan kita.

Jika kita memperhidupkan Kristus dan bersatu dengan-Nya, kita tentu dapat berkata, “Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu, dan aku menerima-Mu sebagai hayat dan personaku. Tuhan, aku mau beserta-Mu dalam kemuliaanMu dan melihat Engkau berhadapan muka. Aku mau menikmati kehadiran-Mu, bahkan kehadiran-Mu secara jasmaniah, secara riil. Tuhan, aku menantikan hal ini dan aku mengharapkan hal ini.” Jika Anda dari hari ke hari berkontak dengan Tuhan secara demikian, Anda akan sangat gembira pada waktu Dia datang.

Menyimpan pengharapan di surga berarti memperhidupkan Kristus dan menerima-Nya sebagai persona kita. Kolose 3:4 adalah satu-satunya ayat dalam Alkitab yang mengatakan Kristus adalah hayat kita. Dalam Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata, “Akulah hayat.” Tetapi dalam 3:4 Paulus berkata bahwa Kristus adalah hayat kita, suatu ungkapan yang subyektif. Karena Kristus adalah hayat kita, maka kita harus hidup oleh-Nya dan karenanya tersimpanlah pengharapan bagi kita di surga. Inilah yang dimaksud mengasihi semua orang beriman karena pengharapan yang tersimpan bagi kita di surga.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 2

No comments: