Hitstat

24 April 2014

Kolose - Minggu 4 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:15-17; 2:9-10


Dalam berita ini kita akan membahas apakah artinya Kristus menjadi yang sulung dari segala yang diciptakan (1:15-17). Tujuan utama Kitab Kolose adalah menunjukkan bahwa Kristus adalah segala sesuatu, Dialah segala-galanya. Setiap hal yang ada dalam alam semesta tercakup di bawah satu dari dua topik dasar: Pencipta dan ciptaan. Untuk memperlihatkan kepada kita bahwa Kristus adalah segala-galanya, Alkitab memberi tahu kita bahwa Kristus adalah Pencipta juga yang sulung dari segala yang diciptakan. Jika Ia hanya sebagai Pencipta tetapi bukan yang sulung dari segala yang diciptakan, Ia tidak dapat menjadi segala-galanya.

Dalam Kitab Kolose Paulus menanggulangi hal-hal seperti tata cara Yahudi, peraturan kafir, ajaran mistik (kebatinan), ajaran Gnostik, dan ajaran pertapaan. Dari semua hal negatif yang ditanggulanginya ada satu hal yang sangat serius — yakni penyembahan terhadap malaikat, suatu bentuk dari penyembahan berhala. Menyembah apa pun yang bukan Allah, termasuk makhluk-makhluk seperti malaikat, berarti menyembah berhala. Namun, karena mereka menganggap diri mereka dan orang lain tidak layak berkontak dengan Allah secara langsung, guru-guru bidah tertentu di Kolose menganjurkan orang menyembah malaikat. Mereka mengajarkan bahwa Allah sangat tinggi dan kita sangat rendah, Allah mulia dan manusia nista. Sebab itu, menurut ajaran bidah mereka, kita tidak layak berkontak dengan Allah secara langsung. Menurut mereka, kita harus memiliki semacam pengantara. Guru-guru ini mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pengantara kita dengan Allah. Inilah konsepsi di balik penyembahan terhadap malaikat yang menduduki gereja di Kolose.

Penyembahan terhadap malaikat yang ditanggulangi Paulus dalam Surat Kiriman ini berkaitan dengan perasaan kerendahan hati. Beberapa orang mengira bahwa percaya akan ketidaklayakan menyembah Allah secara langsung adalah satu tanda kerendahan hati. Kelihatannya mereka mempunyai beberapa dasar dalam Alkitab bagi kedudukan mereka. Alkitab mencatat bahwa hukum Taurat tidak diberikan Allah secara langsung kepada Musa, melainkan melalui perantaraan malaikat-malaikat (Gal. 3:19). Jadi, dalam pemberian hukum Taurat malaikat-malaikat itu berfungsi sebagai perantara. Guru-guru bidah itu mengatakan bahwa malaikat harus menjadi perantara di antara Allah dengan manusia yang telah jatuh. Mereka menganjuri kaum saleh untuk menunjukkan kerendahan hati melalui mengikuti cara penyembahan yang sedemikian. Seolah-olah guru-guru itu mengatakan kepada orang-orang di Kolose, “Kalian tidak boleh sombong dan mengira kalian dapat langsung menghampiri Allah. Kalian harus merendahkan diri dan mengaku bahwa kalian memerlukan malaikat-malaikat sebagai perantara di antara kalian dengan Allah.” Paulus melawan konsepsi demikian dan berkata, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah (menyembah) kepada malaikat . . .” (Kol. 2:18). Kita tidak boleh terbawa oleh kerendahan hati seseorang atau oleh ajaran tentang penyembahan terhadap malaikat.

Dalam 2:9-10 Paulus berkata, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa” (Tl.). Kata pemerintah dan penguasa mengacu kepada malaikat-malaikat. Kristus adalah Kepala semua malaikat, tidak saja malaikat-malaikat rendahan, tetapi juga yang berkuasa dan memerintah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 8

No comments: