Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:15-17; 2:9-10
Dalam berita ini kita akan membahas apakah artinya Kristus
menjadi yang sulung dari segala yang diciptakan (1:15-17). Tujuan utama Kitab
Kolose adalah menunjukkan bahwa Kristus adalah segala sesuatu, Dialah
segala-galanya. Setiap hal yang ada dalam alam semesta tercakup di bawah satu
dari dua topik dasar: Pencipta dan ciptaan. Untuk memperlihatkan kepada kita
bahwa Kristus adalah segala-galanya, Alkitab memberi tahu kita bahwa Kristus
adalah Pencipta juga yang sulung dari segala yang diciptakan. Jika Ia hanya
sebagai Pencipta tetapi bukan yang sulung dari segala yang diciptakan, Ia tidak
dapat menjadi segala-galanya.
Dalam Kitab Kolose Paulus menanggulangi hal-hal seperti tata cara
Yahudi, peraturan kafir, ajaran mistik (kebatinan), ajaran Gnostik, dan ajaran pertapaan. Dari semua
hal negatif yang ditanggulanginya ada satu hal yang sangat serius — yakni
penyembahan terhadap malaikat, suatu bentuk dari penyembahan berhala. Menyembah
apa pun yang bukan Allah, termasuk makhluk-makhluk seperti malaikat, berarti
menyembah berhala. Namun, karena mereka menganggap diri mereka dan orang lain tidak
layak berkontak dengan Allah secara langsung, guru-guru bidah tertentu di
Kolose menganjurkan orang menyembah malaikat. Mereka mengajarkan bahwa Allah sangat
tinggi dan kita sangat rendah, Allah mulia dan manusia nista. Sebab itu, menurut
ajaran bidah mereka, kita tidak layak berkontak dengan Allah secara langsung.
Menurut mereka, kita harus memiliki semacam pengantara. Guru-guru ini mengatakan
bahwa malaikat-malaikat adalah pengantara kita dengan Allah. Inilah konsepsi di
balik penyembahan terhadap malaikat yang menduduki gereja di Kolose.
Penyembahan terhadap malaikat yang ditanggulangi Paulus dalam
Surat Kiriman ini berkaitan dengan perasaan kerendahan hati. Beberapa orang
mengira bahwa percaya akan ketidaklayakan menyembah Allah secara langsung
adalah satu tanda kerendahan hati. Kelihatannya mereka mempunyai beberapa dasar
dalam Alkitab bagi kedudukan mereka. Alkitab mencatat bahwa hukum Taurat tidak
diberikan Allah secara langsung kepada Musa, melainkan melalui perantaraan
malaikat-malaikat (Gal. 3:19). Jadi, dalam pemberian hukum Taurat
malaikat-malaikat itu berfungsi sebagai perantara. Guru-guru bidah itu mengatakan
bahwa malaikat harus menjadi perantara di antara Allah dengan manusia yang telah
jatuh. Mereka menganjuri kaum saleh untuk menunjukkan kerendahan hati melalui mengikuti cara
penyembahan yang sedemikian. Seolah-olah guru-guru itu mengatakan kepada
orang-orang di Kolose, “Kalian tidak boleh sombong dan mengira kalian dapat
langsung menghampiri Allah. Kalian harus merendahkan diri dan mengaku bahwa
kalian memerlukan malaikat-malaikat sebagai perantara di antara kalian dengan
Allah.” Paulus melawan konsepsi demikian dan berkata, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura
merendahkan diri dan beribadah (menyembah) kepada malaikat . . .” (Kol.
2:18). Kita tidak boleh terbawa oleh kerendahan hati seseorang atau oleh ajaran
tentang penyembahan terhadap malaikat.
Dalam 2:9-10 Paulus berkata, “Sebab
dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu
telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa” (Tl.).
Kata pemerintah dan penguasa mengacu kepada malaikat-malaikat. Kristus adalah Kepala
semua malaikat, tidak saja malaikat-malaikat rendahan, tetapi juga yang berkuasa
dan memerintah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment