Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:18-21
Sebagaimana dalam tubuh jasmani kita terdapat satu jantung,
begitu pula dalam Alkitab. Jantung Alkitab bukan Kitab Kejadian atau Kitab
Wahyu, bahkan bukan kitab-kitab Injil, melainkan keempat kitab ini: Galatia,
Efesus, Filipi, dan Kolose. Sudah tentu, kitab-kitab ini ditulis menurut ilham
Roh Kudus. Tambahan pula, urutan kitab-kitab ini di antara kitab-kitab
Perjanjian Baru sangatlah bermakna. Jika Anda dengan saksama membaca Perjanjian
Baru, Anda akan nampak bahwa keempat kitab ini sangat menonjol. Sebelum Kitab
Galatia ada Kitab 2 Korintus. Kelihatannya Kitab 2 Korintus tidak ada hubungannya
dengan Kitab Galatia. Tetapi, bila kita membaca seluruh Perjanjian Baru, kita
merasa Kitab Galatia merupakan permulaan sesuatu yang baru dan kitab ini berkaitan
dengan Kitab Efesus, Filipi, dan Kolose. Kitab Efesus dan Kitab Kolose
khususnya merupakan kitab sejenis. Ketika kita beralih dari Kitab Kolose ke Kitab
1 Tesalonika, kita pun merasa antara kedua kitab tersebut tidak ada sangkut-pautnya.
Jadi, Kitab Galatia, Efesus, Filipi, dan Kolose merupakan sekelompok kitab yang
menjadi jantung Alkitab.
Pokok yang mendasar dari keempat kitab ini adalah Kristus dan gereja.
Kita telah nampak bahwa gereja tersusun dari umat manusia yang hidup dalam
masyarakat. Karena itu, gereja sulit terhindar dari pengaruh kebudayaan. Maka,
dalam kitab-kitab yang membahas Kristus dan gereja ini, dua kitab di
antaranya, Galatia dan Kolose, memperlihatkan kerusakan yang disebabkan oleh hukum
Taurat, agama Yahudi, dan pengganti-pengganti Kristus lainnya, seperti ajaran
pertapaan, ajaran mistik, dan ajaran Gnostik.
Menurut Kitab Galatia, agama Yahudi adalah agama yang khas,
dibentuk menurut firman Allah. Tapi agama fundamental ini berikut hukum
Tauratnya telah menjadi pengganti Kristus. Karena itu, dalam Kitab Galatia
terdapat suatu penekanan yang kuat tentang bahaya hukum Taurat yang menggantikan
Kristus. Sejauh menyangkut diri Paulus, seluruh dunia agama telah berada di atas salib. Tidak
hanya demikian, terhadap orang-orang Yahudi, Paulus juga telah berada di atas
salib. Selaku orang yang di dalam Kristus, pada dirinya ia mengenakan
tanda-tanda kematian Kristus. Dia tidak lagi berada di dalam agama Yahudi,
tetapi mutlak di dalam Kristus dan bagi Kristus. Karena itu, Kitab Galatia
mewahyukan Kristus berlawanan dengan agama, hukum Taurat, dan sunat.
Kita telah menunjukkan bahwa Kristus dalam Kitab Kolose telah
diwahyukan sepenuhnya, jauh lebih banyak daripada dalam Kitab Galatia. Dalam Kitab Kolose Paulus memakai sejumlah kosa kata
yang istimewa bagi Kristus: bagian kaum saleh, gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung dari segala yang diciptakan. Dalam kitab yang pendek
ini, aspek-aspek Kristus diungkapkan satu demi satu. Sebab itu, Kitab Kolose
mewahyukan bahwa Kristus itu dalam dan almuhit. Kristus yang almuhit melampaui
pengertian kita. Yang kita perlukan ialah diinfus, dijenuhi, dan dipenuhi
oleh-Nya hingga Kristus menjadi segala sesuatu dalam pengalaman kita: makanan
kita, minuman kita, hari raya kita, hari-hari suci kita, Sabat kita, manusia
baru kita, segala sesuatu kita. Jangan mengizinkan apa pun menggantikan Kristus
atau menjadi pengganti Kristus. Inilah butir utama dari Kitab Kolose. Kitab Kolose
mewahyukan Kristus berlawanan dengan segala hal, sebab Ia sendiri adalah
realitas setiap hal yang positif.
Kitab Filipi menitikberatkan masalah memperhidupkan Kristus.
Dalam Filipi 1:21 Paulus mengumumkan, “Karena
bagiku hidup adalah Kristus.” Bagi Paulus, hidup bukan budi pekerti
manusia, seperti lemah lembut atau rendah hati, melainkan Kristus.
Kitab Efesus khusus membahas masalah gereja. Hasil, akibat dari
kita memperhidupkan Kristus adalah gereja dihasilkan dan terbangun secara riil.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 1
No comments:
Post a Comment