Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:15, 18-19; 3:11
Kesalahan orang-orang Kolose ialah menerima dan mengikuti
sesuatu yang bukan Kristus. Menerima sesuatu sebagai pengganti Kristus bukan
saja berada dalam kegelapan, juga berada di bawah kuasa yang mengendalikan
kegelapan. Apa saja yang menggantikan Kristus — filsafat, agama, karakter, budi
pekerti, konsepsi, opini — akan menjadi kuasa kegelapan yang mengendalikan
kita. Di Kolose, kuasa kegelapannya adalah tata cara agama Yahudi,
peraturan-peraturan kafir, filsafat, ajaran kebatinan, dan ajaran pertapaan.
Meskipun hal-hal itu kelihatannya baik, sebenarnya hal-hal itu adalah kuasa
kegelapan, karena semua hal itu telah menggantikan Kristus. Semua itu menyebabkan
Kristus, terang itu, dikesampingkan. Sebab itu, kegelapan berkuasa lagi dan mengendalikan
kaum saleh dalam gereja. Itulah situasi di Kolose, dan mungkin merupakan
situasi hari ini.
Dengan latar belakang ini, kita perlu melihat bahwa Kristus
adalah Sang utama dan Sang almuhit, sentralitas dan universalitas Allah. Kitab
Kolose mewahyukan bahwa Kristus adalah yang utama, Ia memiliki tempat pertama
dalam segala sesuatu, baik dalam ciptaan lama maupun dalam ciptaan baru. Dalam
1:15 dikatakan bahwa Kristus adalah “yang
sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan”, dan dalam 1:18, Dia adalah
“yang sulung, yang pertama
bangkit dari antara orang mati”. Ciptaan baru Allah terjadi melalui kebangkitan. Bagi Kristus,
menjadi yang utama dalam ciptaan baru berarti Ia adalah yang pertama dalam
kebangkitan. Dia adalah yang pertama dalam ciptaan dan dalam kebangkitan. Ini berarti
Dia adalah yang pertama dalam ciptaan lama, alam semesta, dan dalam ciptaan
baru, gereja. Alam semesta adalah lingkungan yang di dalamnya gereja ada sebagai
Tubuh Kristus untuk mengekspresikan Kristus secara penuh. Kristus bukan hanya
yang pertama dalam gereja, Tubuh, tetapi juga yang pertama dalam lingkungan,
alam semesta. Ini berarti Dia adalah yang pertama dalam segala sesuatu.
Kolose 1:19 menerangkan, “Karena
seluruh kepenuhan berkenan tinggal di dalam Dia” (Tl.). Apakah kepenuhan
yang dikatakan dalam ayat ini? Banyak orang akan menjawab bahwa itu adalah
kepenuhan ke-Allahan. Walau ini benar, tetapi di sini Paulus tidak menjelaskan
kata kepenuhan dengan satu frase seperti “dari ke-Allahan” atau “dari Allah”. Ia
hanya mengatakan bahwa segala kepenuhan berkenan, senang, tinggal di dalam
Kristus. Dalam alam semesta ini ada sesuatu yang dikenal sebagai kepenuhan, dan
kepenuhan ini berkenan tinggal dalam Kristus yang utama dan yang almuhit.
Kepenuhan di dalam ayat ini berarti ekspresi. Jika suatu benda
tidak memiliki kepenuhan, benda itu tidak dapat diekspresikan. Tetapi jika suatu
benda memiliki kepenuhan, ia dapat diekspresikan. Sebagai contoh, jika kasih
saya sangat sedikit, maka kasih saya tidak dapat diekspresikan. Tetapi jika kasih
saya penuh, maka kepenuhan kasih saya akan menjadi ekspresinya. Seprinsip
dengan itu, kepenuhan adalah ekspresi segala apa adanya Allah.
Kepenuhan itu, ekspresi Allah, adalah satu persona. Banyak kata
ganti orang dalam ayat-ayat setelah 1:19 mengacu kepada kepenuhan sebagai satu
persona. Ini menunjukkan bahwa kepenuhan adalah ekspresi Allah, bahkan Allah itu
sendiri. Dalam kepenuhan ini Sang Anak adalah yang utama, sebab segala
kepenuhan berkenan tinggal di dalam Dia. Sebab itu, Ia harus memiliki tempat
pertama dalam lingkungan dan dalam gereja. Dia adalah Sang utama.
Dia juga adalah yang almuhit. Kristus adalah realitas segala hal
positif dalam alam semesta. Jika kita mengenal Alkitab dan ekonomi
Allah, kita akan menyadari bahwa Kristus adalah langit, bumi, matahari, hayat,
terang, bintang, pohon-pohon, bunga-bunga, air, udara, dan makanan. Benda-benda
materi merupakan lukisan dari apa adanya Dia bagi kita. Lagi pula, Kristus adalah
segala atribut ilahi, seperti kekuatan, kekudusan, keadilan, murah hati, dan kasih.
Dia juga kebajikan insani, seperti rendah hati, sabar. Selain itu, Dia adalah
gereja dan setiap anggota gereja, bangunan Allah dan setiap batu dalam bangunan
itu. Ini berarti Kristus adalah Anda dan saya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 5
No comments:
Post a Comment