Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:1-5
Kolose 1:1-8 merupakan pendahuluan Surat Kiriman ini. Sebagai
pendahuluan, ayat-ayat ini mengungkapkan tujuan dan pokok kitab ini. Tujuan dan
pokok kitab ini tidak Paulus nyatakan secara tegas, melainkan secara tidak
langsung, yaitu melalui berbagai petunjuk yang tercantum dalam ayat-ayat ini.
Yang pertama dari petunjuk-petunjuk itu ialah frase “pengharapan yang disediakan bagi kamu di surga” (ayat 5). Petunjuk lainnya
tercantum dalam perkataan “firman
kebenaran Injil” (ayat 5 Tl.). Petunjuk ketiga terlihat dalam perkataan “mengenal anugerah Allah dalam kebenaran” (ayat
6 Tl.). Frase “dalam kebenaran” di sini menjelaskan apa? Menurut banyak
terjemahan, frase ini menjelaskan kata “anugerah”. Lainnya menganggapnya
sebagai satu kata keterangan yang menjelaskan predikat “mengenal”. Kalau kita
memahami kebenaran di sini sebagai realitas, tidak sekadar “kesungguhan”, maka benarlah kalau kita
menganggap frase “dalam kebenaran” ini menjelaskan predikat “mengenal”. Menurut
pemahaman ini, Paulus berkata bahwa kita harus mengenal anugerah Allah dalam
realitas.
Baiklah sekarang kita membahas pengharapan yang disebut dalam
ayat 5. Pengharapan, iman, dan kasih, yang disebutkan dalam ayat 4 dan 5 adalah
tiga hal yang ditekankan rasul dalam 1 Korintus 13:13. Yang ditekankan di 1 Korintus adalah kasih,
itu karena situasi orang-orang Korintus. Yang ditekankan di sini adalah
pengharapan, yang sebenarnya adalah Kristus sendiri (ayat 27), supaya Kristus
dapat diwahyukan sebagai segala sesuatu bagi kita.
Ada beberapa orang mengira bahwa pengharapan yang disediakan
atau disimpan bagi kita di surga ditujukan kepada berkat khusus atau beberapa
jenis kenikmatan yang mulia. Sewaktu saya muda, saya diberi tahu bahwa menurut
Yohanes 14, Tuhan Yesus telah menyediakan sebuah rumah besar yang indah bagi kita
di surga dan itulah pengharapan yang disediakan untuk kita. Ini benar-benar
keliru! Pengharapan kita adalah Kristus sendiri. Menurut ayat 27, Kristus di dalam
kita adalah pengharapan kemuliaan. Di satu pihak, Ia berada di surga, tetapi di
pihak lain, Ia berada di dalam kita menjadi pengharapan kita.
Jika kita ingin memahami hal ini sepenuhnya, kita harus membahas
iman dan kasih yang tercantum dalam ayat 4. Paulus berkata, “Karena
kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu
terhadap semua orang kudus.” Beriman adalah mensubstansiasi (mewujudkan)
dan menerima apa yang ada di dalam Kristus, mengasihi adalah mengalami dan menikmati
apa yang telah kita terima dari Kristus, dan berharap berarti mengharapkan dan menantikan
pemuliaan di dalam Kristus. Setiap orang Kristen yang sejati memiliki iman
dalam Tuhan Yesus dan kasih terhadap semua orang kudus. Kedua hal ini membuktikan
bahwa kita adalah orang Kristen yang sejati. Misalkan, saya berkontak dengan
seseorang dan mengatakan kepadanya bahwa saya adalah orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus. Jika ia tidak menjawab saya dalam kasih, mungkin ia sendiri bukan
orang beriman sejati dalam Tuhan. Kasih terhadap kaum saleh harus selalu
mengikuti iman dalam Tuhan Yesus. Keduanya tidak dapat diceraikan.
Dalam pemulihan Tuhan terdapat banyak bangsa. Ditinjau dari
sudut manusia, kita tidak mungkin menjadi satu. Namun, kita memuji Tuhan, tidak
peduli kita bangsa apa, kita mengasihi satu sama lain, sebab kita semua beriman
di dalam Tuhan Yesus. Ketika saya berkontak dengan saudara-saudara dari Jepang
itu, saya tidak mempunyai perasaan bahwa mereka adalah saudara-saudara warga
Jepang dan saya adalah warga China. Sebaliknya, saya merasa kita semua adalah
saudara-saudara yang kudus di dalam Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment