Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:8, 16, 18
Ada tiga ayat yang semuanya merupakan peringatan yang memungkinkan
kita mengetahui situasi yang menyebabkan Surat Kolose ini ditulis — Kolose 2:8, 16,
dan 18. Kolose 2:8 mengatakan, “Hati-hatilah,
supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafat dan penipuan yang kosong,
menurut tradisi dan unsur-unsur dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” Ayat ini
menyebut empat hal negatif yang dapat menyebabkan kita tertawan: filsafat,
penipuan yang kosong (yang kosong dan palsu, LAI), tradisi (ajaran
turun-temurun, LAI), dan unsur-unsur (roh-roh, LAI) dunia. Dalam pandangan umat
manusia yang telah jatuh, filsafat itu sangat baik, sebab filsafat merupakan hasil perkembangan
kebudayaan yang paling tinggi. Unsur-unsur dunia, asas-asas dasar dari
ajaran-ajaran tertentu, mungkin juga dianggap tinggi oleh masyarakat. Namun
filsafat, penipuan yang kosong, tradisi, dan unsur-unsur dunia dapat
menyebabkan kita tertawan.
Dalam 2:16 Paulus berkata, “Karena
itu, jangan biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat.” Di sini Paulus
menyebutkan sejumlah hal yang positif: makanan, minuman, hari raya, bulan baru,
dan hari Sabat. Dia memperingatkan orang-orang Kolose agar jangan membiarkan
siapa pun menghukum mereka mengenai halhal ini.
Dalam ayat 18 Paulus mengatakan selanjutnya, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu
(pahalamu) digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah
kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatanpenglihatan dan tanpa
alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi.” Pahala yang dikatakan
di sini adalah Kristus sebagai kenikmatan kita. Memang mungkin pahala ini digagalkan
oleh suatu budi pekerti manusia yang positif — kerendahan hati (pura-pura
merendahkan diri).
Alasan Paulus memberikan peringatan-peringatan ini ialah karena
gereja di Kolose telah diresapi dengan ajaran pertapaan. Ajaran pertapaan
ini berkaitan dengan legalitas peraturan-peraturan (2:20-21) dan tata cara
agama Yahudi (2:16). Selain itu, ajaran mistik (kebatinan) telah menyerbu gereja di Kolose.
Ajaran mistik ini berkaitan dengan ajaran Gnostik, yang tersusun dari
filsafat-filsafat orang Mesir, Babilon, Yahudi, dan Yunani (2:8) dan pemujaan
(ibadah) terhadap malaikat-malaikat (2:18).
Butir utama tentang latar belakang Kitab Kolose ialah telah
dimasukkannya kebudayaan ke dalam hidup gereja (church life). Orang-orang Kolose merupakan campuran dari orang
kafir dan orang Yahudi. Orang kafir memiliki kebudayaan yang berbeda dengan
orang Yahudi; orang kafir sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani
serta filsafatnya. Tetapi, pada waktu itu, filsafat Yunani tidak lagi murni,
melainkan merupakan perbauran dari berbagai macam filsafat. Lagi pula,
kebudayaan kafir setidak-tidaknya telah tercampur dengan konsepsi-konsepsi
agama orang Yahudi.
Dengan licik musuh membanjiri gereja dengan unsur-unsur
kebudayaan. Inilah yang ia lakukan ketika Kitab Kolose ditulis. Memasukkan
suatu campuran agama Yahudi dengan filsafat kafir ke dalam gereja dan memenuhi
gereja dengan campuran kebudayaan adalah siasat musuh. Menurut pandangan
manusia, kebudayaan ini, khususnya ajaran pertapaannya, sangat baik. Ajaran
pertapaan mempunyai satu tujuan dan sasaran yang baik, yakni mencoba
memberdayakan orang menanggulangi hawa nafsu mereka. Tetapi kita harus nampak
bahwa siasat Iblis dalam membanjiri gereja dengan kebudayaan ialah memakai
aspek-aspek kebudayaan yang dikembangkan sangat tinggi ini untuk menggantikan
Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 1
No comments:
Post a Comment