Pembacaan Alkitab: Rm. 8:11; Flp. 4:6-7;
Why. 20:6
Dari pengalaman Paulus tahu bahwa untuk menempuh hidup yang sama
sekali bebas dari ciptaan lama dan berada dalam Allah tidaklah mudah. Dalam
1:21 ia menyatakan: “Bagiku hidup adalah
Kristus.” Tetapi dalam pasal 1 kita hanya nampak satu penyataan, tanpa
penjelasan atau definisi. Dalam pasal 3, baru kita nampak bahwa memperhidupkan
Kristus berarti memperhidupkan kebangkitan yang unggul, dan ini seharusnya
menjadi tujuan kita. Perilaku dan tutur kata kita seharusnya berada dalam
kebangkitan. Jika ada perilaku tertentu tidak berada dalam kebangkitan,
janganlah kita lakukan. Jika ada perkataan tertentu tidak berada dalam
kebangkitan, janganlah kita ucapkan. Persoalannya bukan perkara itu benar atau
salah, melainkan ia berada dalam kebangkitan atau bukan. Bahkan kasih kita pun
harus berada dalam kebangkitan.
Dalam kebangkitan yang unggul tidak ada unsur ciptaan lama.
Sebaliknya, setiap perkara penuh dengan unsur ilahi. Inilah alasannya orang
dapat merasakan Allah ketika mereka hadir bersama orang yang hidup dalam
kebangkitan yang unggul. Kehidupan orang yang demikian, yakni perilaku dan
tutur katanya berada dalam kebangkitan. Inilah kebangkitan yang unggul dalam
kehidupan kita seharihari. Dalam Filipi 3 Paulus menuntut kehidupan semacam ini. Inilah pikiran yang
tersirat dalam benaknya ketika ia menyatakan bahwa keinginannya ialah mengenal
Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, dan akhirnya ia dapat memperoleh kebangkitan
yang unggul. Ia tidak menganggap dirinya sendiri telah memperolehnya, tetapi ia
berlari-lari kepada tujuan kebangkitan yang unggul tersebut.
Dalam Roma 8:11 Paulus berkata, “Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,
tinggal di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya
yang tinggal di dalam kamu.” Ayat ini menunjukkan bahwa kita dapat mencapai
kebangkitan yang unggul pada zaman sekarang ini. Di sini Paulus berkata bahwa
Roh Dia yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan memberikan hayat
kepada bagian diri kita yang fana, yakni tubuh kita yang fana. Kita telah
nampak bahwa Roh itu adalah realitas kebangkitan Kristus, realitas kebangkitan
yang unggul. Roh itu diam di dalam kita dan menggarapkan kebangkitan yang unggul
ke dalam diri kita secara riil dan praktis. Karena itu, Roma 8:11 menunjukkan
bahwa kita harus mencapai kebangkitan yang unggul pada zaman ini.
Wahyu 20:6 mengacu kepada pahala pada zaman yang akan datang,
yaitu pahala kebangkitan yang pertama: “Berbahagia
dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian
yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imamimam
Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan
Dia selama seribu tahun.” Istilah “pertama” di sini sama dengan istilah
yang dipakai untuk jubah yang “terbaik” yang diberikan kepada anak hilang yang
kembali dalam Lukas 15. Kebangkitan pertama adalah kebangkitan yang terbaik,
kebangkitan yang unggul. Jika kita pada zaman ini tidak menuntut suatu
kehidupan yang sama sekali bebas dari ciptaan lama dan berada di dalam Allah,
kita tidak akan memiliki pahala bagi kenikmatan kita pada zaman yang akan
datang. Tetapi, jika kita hari ini beroleh kebangkitan yang unggul, kebangkitan
itu akan menjadi suatu pahala bagi kita pada zaman yang akan datang. Kemudian,
apa yang sekarang menjadi tujuan kita akan menjadi pahala kita kelak selama seribu
tahun; kita akan memerintah sebagai raja bersama Kristus. Hal itu akan menjadi
kenikmatan atas kebangkitan yang unggul sebagai pahala kita. Di dalam Kristus,
Allah telah memanggil kita dengan panggilan surgawi untuk pahala ini. Pahala
ini seharusnya menjadi tujuan yang kita kejar dan peroleh pada zaman ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 54
No comments:
Post a Comment