Pembacaan Alkitab: Flp. 4:1-7
Dalam 4:1 ia berkata, “Karena
itu, Saudara-saudara yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku,
berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai Saudara-saudaraku yang terkasih!”
Dari pasal 3 kita tahu Paulus damba ditemukan di dalam Kristus. Dalam 4:1
ia menyuruh kita berdiri dengan teguh dalam Tuhan. Berdiri dengan teguh dalam
Tuhan merupakan kunci untuk memperlihatkan kebaikan hati kita kepada semua
orang. Jika kita tidak berdiri dengan teguh dalam Tuhan, tidak mungkin kita
memperlihatkan kebaikan hati kita kepada orang. Untuk melakukan segala hal
perlu ada pendirian yang tepat. Demikian pula dalam hal menyatakan kebaikan
hati kita kepada semua orang. Untuk ini wajiblah kita berdiri dengan teguh
dalam Tuhan, yakni kita wajib tinggal di dalam Dia. Karena itu, perkataan Paulus
tentang berdiri teguh dalam Tuhan sama dengan perkataan Tuhan tentang tinggal
di dalam Dia (Yoh. 15:4).
Dalam ayat 2 Paulus melanjutkan, “Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir
(memikirkan hal yang sama) dalam Tuhan.” Sebagai orang-orang yang berdiri
dengan teguh di dalam Tuhan, kita pun harus “memikirkan hal yang sama di dalam
Tuhan”. Di luar Tuhan kita mustahil memikirkan hal yang sama. Jika kita ingin
memikirkan hal yang sama di dalam Tuhan, pertama-tama kita harus berdiri
dengan teguh di dalam Dia.
Ayat 3 meneruskan, “Bahkan,
kuminta kepadamu juga, yang benar-benar memikul satu kuk: Tolonglah mereka.
Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama
dengan Klemens dan kawan-kawan sekerjaku yang lain, yang nama-namanya tercantum
dalam kitab kehidupan.” (Tl.). Di sini Paulus minta mereka yang benar-benar
memikul satu kuk supaya menolong Euodia dan Sintikhe untuk memikirkan hal yang
sama. Paulus seolah-olah berkata, “Kedua saudari ini adalah kawan sekerjaku,
tetapi untuk sementara ini mereka tidak berada di dalam Tuhan. Aku menganjuri
kamu, teman satu kuk yang sejati, agar berusaha sekuat tenagamu untuk membawa
mereka kembali kepada Tuhan, dan membantu mereka supaya memikirkan hal yang
sama di dalam Tuhan.” Mereka adalah kawan sekerja yang telah bekerja keras
dengan Paulus dan berjuang dengannya dalam pekabaran Injil, dan yang
nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Namun demikian, untuk sementara
waktu itu mereka tidak berada di dalam Tuhan.
Dalam ayat 4 Paulus berkata, “Bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Bila dalam
pengalaman kita, kita tidak berada di dalam Tuhan, maka kita tidak akan
memiliki sukacita apa pun, dan kita tidak dapat bersukacita. Dulu Euodia dan
Sintikhe bisa bersukacita, tetapi sekarang, karena mereka tidak di dalam Tuhan,
mereka tidak dapat bersukacita lagi di dalam Dia.
Tidak bersatu dengan seorang saudara atau saudari saja sudah
merupakan satu hal yang sangat serius. Kebanyakan kaum saleh setidak-tidaknya
memiliki satu orang lain yang tidak bersatu dengannya. Misalkan, ada beberapa
saudari sedang bersama-sama melayani perjamuan kasih. Mungkin ada seorang
saudari yang tidak senang dengan cara pelayanan saudari lain, dan ia mungkin enggan
melayani bersamanya, bahkan mungkin ia meninggalkan saudari itu. Dengan
meninggalkan saudari itu, ia sebenarnya meninggalkan Tuhan. Ia tidak seharusnya
enggan melayani bersama-sama dengannya, tetapi ia harus memperlihatkan kebaikan
hatinya kepada orang lain dalam situasi yang demikian.
Kadang-kadang kita bertindak kurang tepat, karena kita
kekurangan kebaikan hati. Sikap yang negatif dan tutur kata yang kurang ramah
juga berasal dari kurangnya kebaikan hati. Bila kita tidak bisa mengasihi,
penyebabnya adalah kurang kebaikan hati. Demikian pula, kita mungkin tidak
memiliki tenggang rasa karena kita kekurangan kebaikan hati. Bahkan banyak
bicara atau cerewet mungkin disebabkan karena tidak adanya kebaikan hati. Jika
tidak ada kebaikan hati, kita akan kehilangan damai sejahtera. Kalau kita tidak
menunjukkan kebaikan hati terhadap anggota keluarga kita, tidak akan ada damai
sejahtera dalam kehidupan keluarga kita. Damai sejahtera berasal dari kebaikan
hati.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 56
No comments:
Post a Comment