Pembacaan Alkitab: Luk. 24:15-31; Flp. 4:5
Kehidupan Tuhan Yesus adalah penjelasan terbaik dari kebaikan
hati. Renungkanlah bagaimana Ia berbicara kepada kedua murid dalam perjalanan
menuju Emaus. Lukas 24:15 mengatakan, ketika kedua murid tersebut “sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran,
datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan
mereka.” Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” (ayat 17). Salah seorang murid
itu menjawab dengan nada menegur, “Apakah
Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi
di situ pada hari-hari ini?” (ayat 18). Bagaikan tidak mengetahui apa-apa,
Tuhan bertanya, “Apakah itu?” (ayat
19). Lalu mereka mulai memberitahukan tentang Yesus orang Nazaret, “Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa
dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan seluruh bangsa kami. Tetapi
imamimam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum
mati dan mereka telah menyalibkan-Nya” (ayat 19-20). Alangkah sabarnya
Tuhan mendengarkan kedua murid itu menuturkan perkara-perkara yang sebenarnya
Ia ketahui jauh lebih banyak dan jelas daripada mereka! Setelah berjalan sejangka perjalanan, “mereka mendekati desa yang mereka tuju,
lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalan-Nya” (ayat 28). “Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya,
‘Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan
matahari hampir terbenam. Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan
mereka” (ayat 29). Tuhan bahkan duduk makan dengan mereka. Ketika Tuhan
mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada mereka. “Ketika itu terbukalah
mata mereka dan mereka pun mengenal Dia” (ayat 31). Dalam seluruh peristiwa
ini kita nampak kebaikan hati Tuhan.
Selain Tuhan Yesus, tidak ada umat manusia yang pernah menempuh
kebaikan hati yang sedemikian ini. Kalau Anda membaca riwayat hidup orang-orang
yang terkenal, Anda akan nampak tidak ada seorang pun di antara mereka yang
benar-benar sebagai orang yang baik hati. Akan tetapi, jika Anda membaca
keempat kitab Injil, Anda akan nampak kehidupan insani Tuhan Yesus penuh dengan
kebaikan hati. Tuhan Yesus menyatakan kebaikan hatiNya terhadap
murid-murid-Nya. Dapatkah Anda menemukan satu kasus di mana Tuhan Yesus memecat
seorang di antara mereka? Tuhan Yesus bahkan menyatakan kebaikan hati-Nya
terhadap Yudas!
Kebajikan kebaikan hati ini bersifat almuhit, mencakup kasih,
murah hati, belas kasih, kelayakan, kemampuan menyesuaikan diri, dan
kebajikan-kebajikan lainnya. Mudah-mudahan sekarang kita dapat mengerti mengapa
Paulus membicarakan kebaikan hati pada akhir sebuah kitab yang dalam tentang
pengalaman atas Kristus ini. Ketika Paulus menasihati kita agar kebaikan hati
kita diketahui oleh semua orang, ia mengatakan sesuatu yang sangat bermakna.
Tidak ada seorang manusia yang mampu dengan hayat alamiah memenuhi tuntutan
yang sedemikian. Banyak tokoh agama boleh jadi sangat baik, tetapi mereka tetap adalah
orang-orang yang berdosa dan telah jatuh. Hanya Tuhan Yesus yang menempuh
kehidupan yang penuh kebaikan hati, dan hanya Kristus yang dapat menjadi
kebaikan hati kita yang sempurna hari ini. Kata yang terbaik untuk meringkas
keseluruhan kebajikan insani Kristus ialah kebaikan hati. Orang mengetahui
kebaikan hati kita berarti kita menempuh kehidupan yang mengekspresikan
Kristus; kehidupan ini mengekspresikan Kristus yang kita perhidupkan. Kehidupan
yang demikian adalah Kristus sendiri sebagai totalitas seluruh kebajikan
insani. Inilah Kristus sebagai kebaikan hati kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 57
No comments:
Post a Comment