Pembacaan Alkitab: Ayb. 1:14-15; 2 Kor.
4:16-17; 12:7
Sumber kekhawatiran adalah Iblis. Kekhawatiran berasal dari
Iblis untuk menggagalkan terwujudnya kehendak Allah. Jangan mengira bahwa
Allahlah yang memberikan kekhawatiran kepada kita. Dalam berita terdahulu saya
pernah mengatakan bahwa kekhawatiran muncul dari lingkungan yang diatur dan
ditetapkan Allah. Mengatakan bahwa kekhawatiran muncul dari pengaturan dan
penetapan Allah sangat berbeda dengan mengatakan kekhawatiran adalah pemberian
Allah. Karena kejatuhan, Allah mengatur kesengsaraan bagi kita. Sebagai contoh,
Allah menentukan seorang perempuan harus mengalami penderitaan dalam melahirkan
anak. Ia juga menentukan laki-laki harus menanggulangi semak duri dan rumput
duri. Kejadian 3:17-19 mengatakan, “Maka
terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah
seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, . .
. dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu.” Walaupun Allah telah mengatur
dan menetapkan penderitaan sedemikian, tetapi Ia tidak memberikan kekhawatiran.
Setelah Allah membuat pengaturan dan penetapan-Nya itu, Iblis datang
menimbulkan kekhawatiran melalui penderitaan yang diatur Allah itu.
Kekhawatiran bukan berasal dari Allah, melainkan berasal dari seteru Allah,
Iblis yang menggunakan penderitaan yang ditentukan Allah untuk menimbulkan
kekhawatiran dalam kehidupan manusia. Karena itu, kekhawatiran berasal dari
Iblis dan mewakili Iblis, sedangkan kesabaran berasal dari Allah dan mewakili
Allah.
Alkitab mewahyukan bahwa Allah memakai Iblis. Kita nampak hal
ini khususnya dalam Kitab Ayub. Kali pertama saya membaca Kitab Ayub, saya
dibingungkan oleh fakta bahwa Iblis dapat naik ke surga untuk menghadap Allah.
Ayub 1:6 mengatakan, “Pada suatu hari
datanglah anakanak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga
Iblis.” Ayat-ayat berikutnya mencatat percakapan antara Allah dengan Iblis.
Saya heran bagaimana percakapan itu bisa terjadi. Mengapa Allah membiarkan si
jahat itu berbicara dengan-Nya? Mengapa Dia tidak memusnahkan Iblis, atau
setidak-tidaknya mengusirnya? Allah memakai Iblis untuk menanggulangi Ayub.
Ayub adalah seorang yang lurus dan sempurna di dalam dirinya sendiri, namun ia tidak
benar-benar mengenal Allah. Jadi Ayub perlu diremukkan, ditanggulangi dengan tuntas
oleh Allah. Allah memakai Iblis untuk merampungkan pekerjaan ini, Ia
mengizinkan Iblis, dalam batas-batas tertentu, untuk melakukan hal-hal tertentu
di atas diri Ayub.
Allah mempunyai satu tujuan dalam mengizinkan Iblis menginiaya
Ayub. Tujuan Allah ialah meremukkan Ayub, seorang yang sempurna dan selalu
membenarkan diri sendiri. Allah memakai Iblis untuk melakukan apa yang tidak
mampu dilakukan manusia. Karena teman-teman Ayub tidak berdaya
menanggulanginya, maka Allah menggunakan Iblis untuk tugas ini. Iblis sering
merampungkan tugastugas yang sulit bagi Allah. Kadangkala jika Allah tidak
dapat menyelesaikan melalui orang lain, Ia mengizinkan Iblis untuk
menanggulangi Anda. Mengenai Ayub, kehendak Allah ialah meremukkan Ayub, dan
mengenai Paulus, kehendak Allah dalam mengizinkan Iblis mengirimkan utusan
untuk menganiaya tubuhnya ialah supaya dia tidak meninggikan diri karena visi
dan wahyu yang dia terima. Sudah tentu Iblis selalu bertujuan untuk menyerang
umat Allah. Tujuannya bersifat negatif. Tetapi, dalam mengizinkan Iblis
menyerang kita, Allah mempunyai tujuan lain yang sangat positif. Semua
penderitaan yang kita alami adalah pengaturan dan penetapan Allah demi tujuan
yang positif.
Paulus menyinggung tujuan ini dalam 2 Korintus 4:16-17: “Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
diperbarui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, akan
menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar
daripada penderitaan kami.” Meskipun penderitaan adalah pengaturan dan penetapan Allah,
tetapi semua itu tidak langsung datang dari Allah. Sebaliknya, setiap
kepahitan, musibah, malapetaka, atau bencana datang dari Iblis, hanya saja
hal-hal ini datang dengan seizin Allah dan bagi kehendak-Nya untuk
menyempurnakan kita. Karena itu, Paulus dapat menyatakan bahwa penderitaan
ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kita kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kita. Allah mempunyai
satu tujuan untuk diwujudkan atas diri kita, dan tujuan dan atas kehendak ini
adakalanya memerlukan “bantuan” Iblis.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 61
No comments:
Post a Comment