Pembacaan Alkitab: Flp. 4:1-7, 12
Dalam Filipi 4:12 Paulus berkata, “Dalam
setiap keadaan dan dalam segala hal aku telah belajar rahasia” (tidak ada
sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, LAI). Untuk melakukan hal-hal yang
disebut dalam pasal 4 kita memerlukan hayat ilahi. Paulus telah belajar rahasia
untuk mampu melakukan segala hal di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadanya.
Dalam pasal 4 ia menasihati kita untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan.
Mungkin kita mengira bersukacita senantiasa di dalam Tuhan adalah suatu hal
yang mudah. Sebenarnya bersukacita di dalam Dia memerlukan kebangkitan yang
unggul. Untuk dapat bersukacita di dalam Tuhan, kita perlu berada di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepada kita. Karena itu, perkara yang nampaknya sederhana seperti
bersukacita di dalam Tuhan pun menuntut kita belajar rahasianya. Kalau kita
tidak tahu rahasianya, kita tidak dapat bersukacita di dalam Tuhan.
Dalam pasal 4:5 Paulus berkata, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.” Dalam 2 Korintus
10:1 ia berkata, “Aku memperingatkan kamu
dengan kelemahlembutan dan kebaikan hati Kristus” (demi Kristus yang lemah
lembut dan ramah, LAI). Kebaikan hati
yang disebut dalam 4:5 bukanlah kebaikan hati yang biasa atau yang etis. Kebaikan
hati ini adalah kebaikan hati Kristus, suatu sifat rohani atau pekerti Kristus.
Kebaikan hati ini haruslah menjadi kebaikan hati kita, dan kemudian, kita harus
menyatakan kebaikan hati kita, yakni kebaikan hati Kristus ini, kepada semua
orang.
Apakah arti kebaikan hati di sini, dan mengapa Paulus menyebut
kebaikan hati dalam 4:5, tidak menyebut pekertipekerti yang lain? Jika Paulus
berkata kepada kita, “Hendaklah kasih atau keramahanmu diketahui semua orang”,
maka ayat ini tidak sulit dimengerti. Tetapi, di sini Paulus tidak menyebut
kasih, keramahan, kerendahan hati, atau pekerti-pekerti insani lainnya.
Sebaliknya, ia hanya menampilkan kebaikan hati. Kita memahami apakah kasih,
ramah, dan rendah hati, tetapi siapakah yang dapat memberi definisi yang tepat atas
kebaikan hati? Jika beberapa tahun yang lalu saya diminta untuk mengartikan
kebaikan hati, saya akan berkata bahwa kebaikan hati berarti menanggung suatu
beban berat dalam jangka waktu yang panjang. Namun, definisi yang demikian
sangat alamiah dan tidak dapat membantu kita mengerti mengapa Paulus membicarakan
kebaikan hati dalam 4:5, tidak mengatakan pekertipekerti yang lainnya.
Setelah Paulus mengatakan hendaklah kebaikan hati kita diketahui
semua orang, ia menyambung dalam ayat 5 pula, “Tuhan itu dekat” (Tl.). Kebanyakan penafsir Alkitab mengira ini
berarti kedatangan Tuhan sudah dekat. Saya tidak berani mengatakan bahwa arti
demikian tidak tercakup, tetapi di sini Paulus tidak berkata bahwa Tuhan segera
akan datang, melainkan Dia itu sudah dekat. Kemudian dalam ayat berikutnya,
Paulus memberi tahu kita untuk tidak khawatir tentang apa pun juga, tetapi “nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Dalam hal
menyatakan kebaikan hati kita agar diketahui semua orang, dalam hal jangan
khawatir tentang segala hal, dan dalam hal menyatakan keinginan kita kepada
Allah, Paulus mengumumkan bahwa Tuhan itu dekat.
Dalam diri kita sendiri, kita tidak mampu memperlihatkan
kebaikan hati kita kepada semua orang, bebas dari kekhawatiran, dan menyatakan
keinginan kita kepada Allah. Ada beberapa orang mungkin mengira berdoa sangat
mudah, padahal berdoa adalah satu hal yang sukar. Untuk melakukan semua hal
ini, kita harus seperti Paulus, yakni belajar rahasianya. Kita juga harus
berada di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 56
No comments:
Post a Comment