Pembacaan Alkitab: Flp. 4:4-7
Alkitab mewahyukan bahwa dalam ekonomi-Nya Allah telah
menyatakan kebaikan hati yang besar. Segera setelah manusia jatuh Allah mulai memperlihatkan
kebaikan hati dalam menanggulangi manusia. Jika Anda membaca Kejadian 3 dari titik pandang
kebaikan hati, Anda akan nampak alangkah baik hatinya Allah terhadap manusia
yang telah jatuh. Allah memperlihatkan pengertian-Nya, memahami sepenuhnya
situasi dan keperluan manusia. Ia juga menggunakan hikmat-Nya dalam
menanggulangi manusia yang telah jatuh itu.
Untuk menggenapkan kehendak kekal-Nya dan melaksanakan
ekonomi-Nya, Allah senantiasa menyatakan kebaikan hati. Kebaikan hati-Nya
mencakup pengertian, hikmat, belas kasih, murah hati, kasih, dan anugerah.
Bahkan suplai hayat yang kaya pun tercakup dalam kebaikan hati Allah. Allah
tidak pernah memerintahkan kita melakukan sesuatu tanpa memikirkan keperluan
kita dan tanpa mengaruniakan suplai-Nya kepada kita. Kalau orang tua menyuruh
anak-anaknya melakukan suatu pekerjaan tanpa menyuplai mereka dengan apa yang
mereka perlukan, itu berarti orang tua itu tidak memiliki kebaikan hati.
Kebaikan hati selalu mengandung suplai yang memadai untuk memenuhi keperluan.
Alkitab mewahyukan bahwa Allah melaksanakan ekonomi-Nya dengan
kebaikan hati. Jika Allah memperlakukan manusia yang telah jatuh dengan cara
seperti kita memperlakukan orang lain, Ia tidak bisa menggenapkan tujuanNya.
Tetapi Ia telah memperlihatkan kebaikan hati-Nya kepada semua orang. Jadi,
Allah sendiri memberi suatu contoh, satu teladan kebaikan hati untuk
memperlihatkan kebaikan hati-Nya kepada manusia pada segala zaman. Allah
memperlihatkan kebaikan hati-Nya melalui memperlakukan kita dengan cara yang
layak, pantas, dan simpati. Allah tidak pernah mendisiplin siapa pun tanpa
pertimbangan yang matang. Ia sering menunggu cukup lama sebelum menghajar
seseorang. Allah jelas berbaik hati dan penuh pengertian, hikmat, kesabaran,
pertimbangan, simpati, rahmat, belas kasih, murah hati, kasih, dan suplai
hayat. Bayangkan, betapa baik hatinya Ia dalam memperlakukan bangsa Israel.
Jika Anda membaca perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Anda akan nampak
Allah benar-benar penuh kebaikan hati terhadap mereka. Allah juga penuh
kebaikan hati terhadap kita, Ia memperlakukan kita bagaikan seorang bapa yang
penuh hikmat dan penuh kasih, penuh kebaikan hati.
Seluruh Alkitab mewahyukan kebaikan hati Allah. Kita bahkan
boleh mengatakan bahwa Alkitab merupakan sejilid kitab kebaikan hati, dan
seperti yang diwahyukan Alkitab, Allah itu sendiri adalah kebaikan hati. Karena
itu, jika Anda meminta saya mendefinisikan kebaikan hati, pertama-tama saya
akan mengatakan bahwa kebaikan hati ialah Allah itu sendiri.
Seperti telah kita tunjukkan dalam berita-berita terdahulu,
Kristus sendiri adalah kebaikan hati kita. Keempat kitab Injil mewahyukan bahwa
Tuhan Yesus menempuh suatu hidup yang baik hati. Ia baik hati terhadap Yudas,
demikian pula terhadap Petrus. Ketika Ia berusia dua belas tahun Ia sudah
menyatakan kebaikan hati terhadap orang tua-Nya, Maria dan Yusuf. Dari kasus
demi kasus kita nampak Tuhan memperlihatkan pengertian, hikmat, kesabaran,
belas kasih, murah hati, dan kasih. Ia murah hati terhadap Yudas, dan penuh
anugerah terhadap Petrus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 58
No comments:
Post a Comment