Pembacaan Alkitab: Gal. 2:19-20; Flp. 4:4-7
Paulus menyinggung kekhawatiran dalam 4:6 karena ia menyadari
bahwa kekhawatiran adalah totalitas kehidupan manusia. Paulus juga memahami
bahwa kebaikan hati adalah totalitas kehidupan kristiani yang tepat. Paulus
tahu bahwa kehidupan manusia tersusun dari kekhawatiran dan kehidupan kristiani
yang tepat tersusun dari kebaikan hati. Jadi, memperhidupkan Kristus berarti
memiliki kebaikan hati tanpa kekhawatiran.
Kita tidak mungkin mengerti Filipi 4 dengan memadai dengan hanya
mempelajari pasal ini secara harfiah. Kita perlu pengalaman terhadap Tuhan
untuk mengerti maksud Paulus tersebut. Lima puluh tahun yang silam saya tidak
memiliki pengertian yang tepat atas pasal ini. Tetapi melalui pelajaran dan
pengalaman bertahun-tahun, baik dalam kehidupan manusia maupun kehidupan
kristiani, Tuhan telah mencelikkan mata saya sehingga saya nampak bahwa
kehidupan kristiani yang sejati adalah kehidupan kebaikan hati. Saya
berangsur-angsur memahami bahwa sebagaimana kekhawatiran merupakan totalitas
kehidupan manusia, demikian juga kebaikan hati adalah totalitas kehidupan kristiani. Itulah alasan
Paulus menggunakan kata kebaikan hati dan kekhawatiran bersama-sama dalam
menganjuri kaum saleh. Di segi positifnya, kita harus membuat orang lain tahu
akan kebaikan hati kita. Semua orang yang berkontak dengan kita seharusnya
mengetahui kebaikan hati kita. Di segi negatif, kita perlu memiliki suatu
kehidupan yang tanpa kekhawatiran.
Kekhawatiran sekecil apa pun akan mengurangi kadar Kristus dalam pengalaman
kita. Bahkan sekelumit kekhawatiran saja akan membuat kadar Kristus berkurang.
Tingkat kehadiran Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita tergantung pada
jumlah kebaikan hati dan kekhawatiran kita. Jika kita memiliki kebaikan hati,
kita memiliki Kristus. Namun, jika kita memiliki kekhawatiran, kita akan
kekurangan Kristus. Dalam kehidupan Anda dari hari ke hari, berapa banyak
kebaikan hati dan kekhawatiran yang Anda miliki? Manakah yang lebih banyak,
kebaikan hati atau kekhawatiran? Mungkin kebanyakan dari kita akan mengaku
bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih sering khawatir daripada baik
hati.
Filipi 4:4 mengatakan, “Bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Paulus
memulai ayat 10 dengan berkata, “Aku
sangat bersukacita dalam Tuhan.” Selain itu, dalam 1:18 Paulus berkata tentang
kesengsaraannya: “Tetapi tidak mengapa,
sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun
dengan jujur. Dalam hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap
bersukacita.” Perkataan
Paulus tentang sukacita menjadi luar biasa maknanya ketika kita merenungkan
lingkungannya pada saat itu. Ia menjadi tawanan di Roma, dan beberapa
penentangnya sedang melakukan setiap hal sebisanya untuk menghancurkan
ministrinya. Namun demikian, Paulus mengatakan, “Karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh
doamu dan suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus” (ayat 19 Tl.).
Seperti telah kita tunjukkan sebelumnya, keselamatan di sini berarti
memperbesar Kristus melalui memperhidupkan Dia. Jadi, Paulus berkata, “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan
ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti
sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam
tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku” (ayat 20). Paulus tidak
ingin beroleh malu dalam perkara apa pun.
Paulus dapat memperbesar Kristus karena ia memiliki kebaikan
hati. Bahkan selama ia berada dalam penjara, Paulus memiliki banyak kebaikan
hati. Dia memperhatikan gereja-gereja, ia memiliki pengertian yang tepat
terhadap kaum saleh, dan ia memiliki kemampuan untuk menyuplai kaum saleh serta
orang-orang yang di sekitarnya dengan kasih, belas kasih, murah hati, dan
simpati. Karena ia penuh kebaikan hati, maka tidak ada sedikit pun kekhawatiran
pada dirinya. Paulus bahkan dapat berkata bahwa ia mengharapkan Kristus
diperbesar dalam tubuhnya baik oleh hidupnya maupun oleh matinya. Hal ini
menunjukkan bahwa Paulus tidak takut mati. Pikiran akan kematian tidak
membuatnya khawatir.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 60
No comments:
Post a Comment