Pembacaan Alkitab: Flp. 3:15-16
Kita tidak dapat menyangkal bahwa kita telah menerima wahyu dari
Tuhan tentang Kristus yang almuhit. Hanya wahyu Allahlah yang dapat membuat
kita “berpikir demikian”, pikiran yang unik (satu-satunya), yaitu pikiran yang ada dalam diri
Paulus dan yang ada dalam kebanyakan orang yang mengasihi serta menuntut Tuhan
Yesus. Pikiran ini bukan pikiran yang menuntut suatu pekerjaan atau pergerakan,
melainkan menuntut suatu kehidupan yang mutlak di luar ciptaan lama, dan mutlak
di dalam Allah. Inilah pikiran yang unik dalam Filipi 3.
“Berpikir demikian” mencakup suatu pemahaman dan ketetapan,
untuk berlari-lari kepada tujuan. Praktek agama dan etika sama sekali berbeda
dengan pemahaman akan tujuan Allah dan ketetapan untuk menuntutnya. Berpikir
demikian berarti memiliki satu pikiran untuk menuntut Kristus dalam
kebangkitan-Nya, agar kita boleh memperhidupkan Dia sebagai kebangkitan yang
unggul. Kita semua perlu memiliki pikiran demikian, pemahaman demikian, dan
ketetapan demikian, supaya kita dapat berlari-lari kepada tujuan ini.
Jika kita memiliki pikiran yang unik, kita juga akan memiliki
tindak tanduk yang unik. Sebagai umat manusia, kita berada di bawah kontrol
pikiran kita. Pikiranlah yang mengendalikan tindak tanduk, bukan tindak tanduk
yang mengendalikan pikiran. Apa yang kita pikirkan itulah yang mengatur tutur
kata dan tindakan kita. Karena itu, pikiran kita mengatur dan mengontrol
seluruh kehidupan kita. Inilah sebabnya kita perlu diubah melalui pembaruan
pikiran.
Dalam ayat 15 Paulus mengatakan “yang sempurna” (dewasa). Ini menyiratkan adanya orang-orang
beriman yang lebih matang daripada yang lain. Tetapi dalam ayat 16 ia
menyambung, “Tetapi, tingkat mana yang
telah kita capai, baiklah kita berjalan menurut aturan yang sama” (Tl.).
Ungkapan “tingkat mana yang telah kita capai” menunjukkan bahwa kaum saleh,
tidak peduli apa tingkat kematangan mereka, semuanya tercakup di dalamnya. Kita
semua harus berjalan dengan aturan yang sama. Kaum saleh yang termuda pun harus
menempuh jalan yang sama dengan yang ditempuh mereka yang sudah matang. Dalam
hal ini pikiran Allah lebih tinggi daripada pikiran kita. Kita semua harus
“berpikir demikian” dan menempuh jalan yang sama.
Galatia 6:15-16 menunjukkan bahwa kehidupan yang unik ini ialah
suatu kehidupan yang menurut kaidah atau peraturan ciptaan baru, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak
ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” “Bagi semua
orang yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan (kaidah) ini, turunlah kiranya
damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.” Berjalan
menurut kaidah ciptaan baru berarti berjalan menurut kaidah kebangkitan yang
unggul. Jika kita berjalan menurut kaidah ini, kita akan menjadi Israel milik
Allah yang sejati.
Nama Israel berarti “Pangeran Allah”. Kita menjadi pangeran
Allah melalui memiliki pikiran yang unik yang memimpin kita memiliki tindak
tanduk yang unik, yakni berlari-lari kepada tujuan kebangkitan yang unggul.
Hari ini Tuhan damba memiliki sekelompok orang yang mengejar tujuan ini. Semoga
kita semua nampak pentingnya pikiran yang unik yang mengendalikan tindak tanduk
yang unik ini, dan semoga kita semua berlari-lari kepada tujuan yang unik —
Kristus sebagai kebangkitan yang unggul.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment