Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:16-17
Jika kita ingin dibebaskan dari kekhawatiran, kita perlu
mengerti dan mempraktekkan keenam butir yang telah kita bahas dalam berita
terdahulu dan berita ini. Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa sebagaimana
kekhawatiran merupakan keseluruhan kehidupan manusia, maka kebaikan hati adalah
totalitas kehidupan kristiani. Kedua, kita perlu nampak bahwa sumber kebaikan
hati adalah Allah dan sumber kekhawatiran adalah Iblis.
Hal ketiga ialah paham bahwa kebaikan hati dan kekhawatiran
tidak dapat hidup berdampingan. Alasannya ialah karena kebaikan hati sebenarnya
adalah satu persona, yakni Kristus itu sendiri. Bila Kristus diperhidupkan dari
diri kita, barulah kita memiliki kebaikan hati. Hal ini ditunjukkan oleh fakta
bahwa Paulus berulang-ulang membicarakan tentang Kristus dalam Filipi 1, 2, dan
3. Ia menekankan memperbesar Kristus, menerima Kristus sebagai teladan, dan
menuntut Kristus sebagai sasaran. Tetapi, dalam Filipi 4 ia menggunakan istilah
kebaikan hati dan menyuruh kita agar kebaikan hati kita diketahui semua orang.
Sebenarnya, kebaikan hati ini adalah Kristus yang diwahyukan dalam pasal-pasal
sebelumnya. Karena itu, kebaikan hati kita diketahui semua orang berarti
memperhidupkan Kristus. Kita telah nampak bahwa Allah mungkin mengatur dan
menetapkan penderitaan tertentu untuk kita. Tetapi walaupun penderitaan itu
pengaturan dan penetapan Allah, datangnya bukan dari Allah, melainkan dari
Iblis. Pengalaman Ayub maupun Paulus membuktikan hal ini. Musibah yang Allah
atur dan tetapkan untuk kita sebenarnya datang dari Iblis. Iblislah utusan yang
mendatangkan semuanya itu kepada kita. Allah mengatur dan menetapkan suatu duri
untuk Paulus dan Ia mengizinkan Iblis untuk membawa duri itu kepada Paulus.
Setelah mengirimkan kesulitan atau kesusahan tertentu kepada kita, Iblis segera
datang untuk menimbulkan kekhawatiran. Kekhawatiran bukan pemberian Allah dan
bukan datang dari Allah. Sebaliknya, kekhawatiran selalu ditimbulkan oleh Iblis
untuk menggagalkan kehendak Allah. Jika kita benar-benar mengerti hal ini, kita
akan nampak perlunya Kristus sebagai kebaikan hati kita. Jika kita memiliki kebaikan hati ini, kita
tidak akan khawatir. Tetapi jika kita merasa khawatir, kita tidak akan memiliki
kebaikan hati.
Hal keempat yang perlu kita pahami dan praktekkan ialah menempuh
satu kehidupan yang penuh kebaikan hati namun tanpa kekhawatiran, kita perlu
bersatu dengan Tuhan secara riil. Ditinjau dari segi pengalaman, bersatu dengan
Tuhan berarti berada di dalam Dia.
Kelima, kita perlu berdoa. Ini berarti kita perlu memiliki suatu
waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dan menyembah Dia. Doa tidak semata-mata
berarti memohon sesuatu kepada Tuhan. Doa merangkum bercakap-cakap dengan
Tuhan, berkomunikasi dengan Dia dalam persekutuan, dan menyembah Dia. Ketika
kita menggunakan waktu untuk berkontak dengan Tuhan sedemikian, kita perlu
menyatakan permohonan kita dengan ucapan syukur.
Keenam, setelah berdoa, bersekutu dengan Tuhan, menyembah Dia,
dan menyatakan permohonan kita kepadaNya, kita akan mengetahui apakah kehendak
Tuhan. Sebagai contoh, jika kita sakit, kita akan tahu apakah Tuhan ingin
menyembuhkan kita atau membiarkan penyakit itu tetap tinggal. Begitu kita
mengetahui kehendak Allah, kita harus menerimanya, mengalami anugerah-Nya yang
cukup, bersandar kepada-Nya, dan bersyukur kepada-Nya. Maka kita akan memiliki
satu kehidupan yang penuh kebaikan hati namun tanpa kekhawatiran.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 62
No comments:
Post a Comment