Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10-12
Dalam berita terdahulu kita menunjukkan bahwa sukacita dan
kecukupan merupakan dua unsur yang menghasilkan kebaikan hati. Hanya orang yang
gembira dan merasa cukup baru dapat baik hati. Sebaliknya, orang yang resah dan
tidak merasa cukup, mudah jengkel dan tersinggung. Karena Paulus penuh dengan kegembiraan dan
kecukupan, maka ia tidak ada kekhawatiran, melainkan kaya dengan kebaikan hati.
Kita tahu dari perkataan Paulus dalam 4:10-12, setidak-tidaknya
ada sejangka waktu ia kekurangan suplai. Namun ia dapat bersaksi, “Sebab aku telah belajar mencukupkan diri
dalam segala keadaan.” Ia dapat berkata, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam
setiap keadaan dan dalam segala hal aku telah belajar rahasianya; baik dalam
keadaan kenyang, maupun dalam keadaan lapar, baik dalam keadaan berkelimpahan,
maupun dalam keadaan berkekurangan” (Tl.). Karena Paulus telah mempelajari
rahasianya, maka ia dapat mencukupkan diri, dan sebagai akibatnya, ia memiliki
kebaikan hati yang berlimpah.
Jika kita ingin memiliki suatu kehidupan yang bebas dari
kekhawatiran, perlulah kita menyadari bahwa segala keadaan lingkungan kita,
baik atau buruk, telah diatur dan ditetapkan oleh Allah. Kita perlu memiliki
pemahaman ini dengan keyakinan penuh. Misalkan, seorang saudara adalah seorang
saudagar. Mungkin perdagangannya maju sehingga ia memperoleh banyak uang.
Kemudian usahanya mungkin jatuh dan ia mungkin menderita kerugian lebih banyak
daripada yang dia dapatkan. Baik memperoleh keuntungan atau rugi semuanya
adalah pengaturan dan penetapan Allah baginya. Jika saudara ini berkeyakinan
penuh bahwa keadaan lingkungannya berasal dari pengaturan dan penetapan Allah,
ia akan dapat menyembah Allah atas pengaturan dan penetapan-Nya. Boleh jadi
kerugiannya lebih berfaedah baginya daripada keuntungannya, sebab melalui
kerugian itu ia akan disempurnakan dan dibangunkan.
Syarat pertama untuk tidak khawatir ialah berkeyakinan penuh
bahwa segala penderitaan yang kita alami adalah pengaturan dan penetapan Allah.
Untuk apa kita khawatir terhadap hal-hal itu? Allah telah mengatur dan
menetapkan semuanya itu bagi kita. Dia tahu kita memerlukan apa.
Ketika saya masih sangat muda, saya membaca sebuah cerita
tentang percakapan antara dua ekor burung gereja yang membicarakan soal
kesedihan dan kekhawatiran yang biasa terjadi di antara manusia. Salah satu
burung gereja itu bertanya kepada temannya mengapa manusia begitu sering
khawatir. Temannya itu menjawab, “Aku kira mereka tidak mempunyai seorang Bapa
yang memperhatikan mereka seperti yang kita miliki. Kita tidak perlu khawatir
tentang apa pun sebab Bapa kita memperhatikan kita.” Ya, Bapa kita memang
memperhatikan kita. Tetapi kadangkala Ia mengirimkan kesukaran dan penderitaan
kepada kita supaya kita memenuhi takdir kita untuk memperbesar Kristus. Kita
dapat bebas dari kekhawatiran bukan karena Allah menjanjikan suatu kehidupan
yang tanpa penderitaan, melainkan karena kita tahu bahwa semua keadaan
lingkungan kita adalah diatur dan ditetapkan oleh Allah. Paulus tidak
memperhatikan hidup atau mati, ia hanya memperhatikan diperbesarnya Kristus di
dalam dirinya. Ia memahami bahwa setiap keadaan berfaedah baginya. Inilah cara
untuk tidak khawatir.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 60
No comments:
Post a Comment