Pembacaan Alkitab: Flp. 3:11-15
Dalam Filipi 3:15 Paulus berkata sebagai penutup 3:1-14, “Karena itu, marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan
jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah
juga kepadamu.” Apakah maksud Paulus mengatakan “berpikir demikian”? Untuk
menjawab pertanyaan ini kita perlu merenungkan perkataan Paulus dalam ayat
13-14, “Saudara-saudara, aku sendiri
tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah
yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri
kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Kata “berpikir demikian”
yang diucapkan Paulus berarti memiliki pikiran yang melupakan apa yang telah di
belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan untuk berlari-lari
kepada tujuan demi memperoleh hadiah (pahala).
Kita telah menunjukkan bahwa tujuan itu adalah kehidupan, tindak
tanduk, dan diri kita dengan mutlak terlepas dari ciptaan lama dan masuk ke
dalam Allah. Inilah tujuan kebangkitan yang unggul (ayat 11). Berlari-lari
kepada tujuan kebangkitan yang unggul berarti menuntut kehidupan yang terlepas
dari ciptaan lama dan sepenuhnya berada di dalam Allah. Kebangkitan yang unggul
ini sebenarnya adalah Kristus itu sendiri dalam kebangkitan. Kita dapat juga
mengatakan bahwa diri Kristus sendiri justru melukiskan kebangkitan yang
unggul. Sebelum inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan Kristus, lukisan ini
belum ada, sebab belum ada perihal kebangkitan yang unggul. Sebelum inkarnasi
Kristus, Allah belum bersatu dengan ciptaan-Nya. Tetapi pada suatu hari Anak
Allah datang ke dalam ciptaan lama. Ketika Ia disalibkan, Ia membawa segenap
ciptaan lama ke atas salib dan memakunya di sana. Karena itu, melalui
penyaliban, Kristus telah mengakhiri ciptaan lama. Tidak hanya demikian, ketika
Ia dikubur, Ia membawa ciptaan lama (yang dilambangkan oleh kain kafan) masuk
ke liang kubur bersama-Nya. Ketika Ia dibangkitkan, Ia menanggalkan kain kafan
itu (Yoh. 20:6-7). Ini menunjukkan bahwa ciptaan lama telah ditinggalkan di makam.
Ketika Kristus muncul kembali dalam kebangkitan, Ia menjadi persona yang mutlak
di luar ciptaan lama dan sepenuhnya berada di dalam Allah. Inilah makna
ungkapan “kebangkitan yang unggul”. Kristus mencapai kebangkitan unggul ini
melalui penyaliban dan kebangkitan.
“Berpikir demikian” berkaitan dengan menuntut kebangkitan yang
unggul. Berpikir demikian berarti mempunyai pengertian dan pemahaman bahwa
sebagai orang yang telah dipilih, ditebus, dan dilahirkan kembali oleh Allah,
kita wajib menuntut satu hal, yaitu agar kehidupan kita terlepas dari luar
ciptaan lama dan sebaliknya berada di dalam Allah. Ini berarti seluruh
kehidupan kita harus berada di dalam kebangkitan yang unggul. Kita telah nampak
bahwa kebangkitan yang unggul ini sebenarnya adalah persona Kristus yang
terkasih, mustika, dan unggul, yakni persona yang melalui penyaliban dan
kebangkitan, telah melalui ciptaan lama dan telah masuk ke dalam Allah. Persona
yang ajaib ini jauh lebih unggul daripada para malaikat. Para malaikat masih
menjadi milik ciptaan lama. Mereka tidak mengalami penyaliban atau kebangkitan. Tetapi setelah
Kristus disalibkan dan dikubur, Ia dibangkitkan ke luar dari ciptaan lama dan
masuk ke dalam Allah. Pernahkah Anda mendengar lukisan yang sedemikian tentang
Tuhan Yesus? Haleluya, Kristus itu sendiri adalah realitas kebangkitan yang
unggul ini! Sekarang kita harus menuntut suatu kehidupan yang adalah persona
Kristus yang ajaib ini. Kita harus berkata bersama Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21). Paulus juga dapat
bersaksi bahwa ia telah disalibkan bersama Kristus dan Kristus hidup di
dalamnya (Gal. 2:20). Kristus yang hidup di dalam Paulus adalah persona yang
dalam diri-Nya sendiri adalah kebangkitan yang unggul.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment