Pembacaan Alkitab: Kej. 3:17; Rm. 8:28
Kita telah berulang-ulang menekankan bahwa Kitab Filipi adalah
kitab tentang pengalaman akan Kristus. Untuk mengalami Kristus kita perlu
memperhidupkan Dia agar kita dapat memperbesar Dia (1:20-21). Kemudian kita
perlu mengambil Dia sebagai teladan kita dan menuntut Dia sebagai tujuan kita.
Dalam kehidupan kristiani kita, kita harus memiliki pikiran yang unik — pikiran
untuk menuntut Kristus dan mendapatkan Dia. Setelah membahas aspek-aspek dari
pengalaman atas Kristus ini, dalam pasal 4 Paulus mengetengahkan tentang
kebaikan hati dan kekhawatiran, dan hal ini menakjubkan kita. Di aspek positif,
kita perlu kebaikan hati; di aspek negatif, kita tidak boleh khawatir tentang
apa pun.
Dalam Efesus 1:3 dan 2:6 Paulus membicarakan tentang surga.
Dalam pengalaman Anda dari hari ke hari, Anda berada di surga atau dalam
kekhawatiran? Kita lebih sering berada dalam kekhawatiran, bukan di surga.
Setelah kejatuhan manusia, kehidupan manusia tersusun dari kekhawatiran dan
kecemasan. Jika Anda membaca Kejadian 3 dengan teliti, Anda akan nampak bahwa
kekhawatiran muncul dari lingkungan yang diatur dan ditetapkan Allah bagi kita.
Sebagai contoh, ada kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul dari anak-anak kita.
Sejak seorang anak dilahirkan, orang tuanya terus menaruh rasa khawatir
terhadapnya. Mereka yang tidak mempunyai anak mungkin bermimpi pada suatu hari
mereka akan mendapatkan anak. Tetapi mereka tidak tahu kecemasan dan
kekhawatiran yang berkaitan dengan melahirkan anak dan membesarkannya. Semua
hal yang mempengaruhi kehidupan anakanak kita, bisa menimbulkan kekhawatiran
kita. Kita khawatir terhadap kehidupan, makanan, dan pakaian mereka. Kebanyakan orang tua
dapat bersaksi, begitu memikirkan anak-anak mereka, hari-hari mereka lebih
banyak dipenuhi kekhawatiran daripada kegembiraan.
Kejadian 3 menunjukkan bahwa manusia yang telah jatuh juga
khawatir tentang nafkah. Dalam Kejadian 3:17 Tuhan berkata kepada
manusia, “Maka terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur
hidupmu.” Dalam ayat 19 Tuhan berkata, “Dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu.” Karena manusia harus bersusah
payah untuk mempertahankan eksistensinya, maka ia penuh dengan kekhawatiran.
Setiap petani khawatir akan hasil panennya; ia khawatir akan cuaca dan
kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit dan hama. Sebenarnya tidak ada
pekerjaan yang tidak membuat kita khawatir. Bahkan orang-orang yang sukses
dalam profesinya juga khawatir akan usahanya. Kekhawatiran tidak dapat
dihindari.
Apakah tujuan Allah dalam mengatur dan menetapkan lingkungan yang
menimbulkan kekhawatiran kepada kita? Berdasarkan Roma 8, selain penebusan dan
Roh yang berhuni di batin, kita pun memerlukan “segala sesuatu”. Ayat 28 mengatakan, “Kita tahu
sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Sudah tentu “segala sesuatu” di sini juga meliputi
penderitaan, kekhawatiran, dan ketakutan. Untuk menyempurnakan kita, perlu ada
penderitaan. Dari pengalaman kita tahu bahwa pada hakikatnya setiap hal yang
tercakup dalam “segala sesuatu” meliputi kekhawatiran.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 60
No comments:
Post a Comment