Pembacaan Alkitab: Flp. 3:15-16
Kita semua perlu “berpikir demikian”, suatu pikiran yang
menuntut Kristus sebagai kebangkitan yang unggul. Bagi orang muda,
menuntut sasaran ini tidak semata-mata memperbaiki perilaku atau karakter, atau
menjadi seorang pelajar yang lebih baik, melainkan menempuh satu kehidupan yang
sebenarnya adalah Kristus itu sendiri dalam kebangkitan. Ini adalah kehidupan
yang sepenuhnya di luar ciptaan lama dan berada di dalam Allah. Semoga kita
semua mempunyai pikiran yang unik ini.
Dalam ayat 15 Paulus berkata, “Jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan
Allah juga kepadamu.” Berpikir lain adalah hal yang umum di antara orang
Kristen hari ini. Orang Kristen mempunyai ratusan macam cara berpikir,
pemahaman, dan pengertian yang berbeda. Oh, betapa banyaknya pikiran yang
terdapat di kalangan kaum beriman! Tetapi Paulus menganjuri kita untuk memiliki
satu pikiran, yaitu “berpikir demikian”.
Menurut Alkitab, kita hanya memiliki satu Allah, satu Tuhan,
satu Roh, dan satu gereja. Penekanan dalam Alkitab ialah kesatuan. Hanya ada
satu Pencipta dan satu Penyelamat. Dari fakta Paulus mengatakan jika lain
pikiran kita, maka “hal itu akan dinyatakan Allah juga”. Kata “dinyatakan” di
sini dalam bahasa aslinya adalah “diwahyukan”; ini menunjukkan bahwa kalau kita
menaruh pikiran lain, berarti kita kekurangan wahyu. Jika kita mempunyai
pikiran lain, kita perlu wahyu. Karena alasan inilah, maka dalam ayat 15 Paulus
tidak mengatakan Allah akan mengajar kita, melainkan Allah akan menyatakan
(mewahyukan) hal itu kepada kita.
Kaum beriman tidak bisa memiliki satu pikiran hanya dengan
membaca Alkitab secara harfiah. Sewaktu Tuhan Yesus datang ke bumi ini, ketiga
puluh sembilan jilid kitab Perjanjian Lama telah ditulis. Namun, sekalipun para
ahli agama menyelidiki Alkitab, mereka tidak mau datang kepada Kristus supaya
mereka beroleh hayat. Dalam Yohanes 5:39-40 Tuhan Yesus berkata, “Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa di dalamnya kamu
temukan hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.” Jika kita menyelidiki Alkitab tanpa datang kepada Tuhan, kita
akan memiliki banyak pikiran yang berbeda-beda. Ada orang yang lebih menyukai
Musa, lainnya lebih menyukai Elia atau Yeremia. Hanya bila kita datang kepada
Kristus, persona yang unik ini, barulah kita dapat memiliki satu pikiran yang
sama.
Meskipun ada ratusan pikiran yang berbeda-beda di kalangan orang
Kristen hari ini, tujuan kita bukanlah menyeragamkan orang beriman. Namun, bila
Kristus, persona yang unik ini, diwahyukan kepada kita, kita akan disatukan di
dalam Dia dan oleh Dia. Pada hakikatnya, Dia sendiri adalah kesatuan kita.
Kita bukan hanya tidak bertujuan mempersatukan seluruh orang
beriman, sebenarnya, kita tidak bisa mengharapkan sejumlah besar orang beriman
mau menempuh jalan pemulihan Tuhan ini. Pada akhir ministri-Nya di bumi, Tuhan
Yesus tidak mempunyai banyak pengikut. Menurut Kisah Para Rasul 1, hanya
seratus dua puluh orang yang berhimpun bersama di sebuah loteng di Yerusalem.
Sasaran kita bukan ingin disambut dengan hangat atau memiliki anggota yang
banyak. Dalam hal ini, kita perlu diingatkan, yakni Paulus tidak menulis Kitab
Filipi ketika ia disambut khalayak ramai. Sebaliknya, Surat Kiriman ini ditulis
ketika Paulus ditolak, dianiaya, dan ditawan dalam penjara.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment