Pembacaan Alkitab: Ef. 3:8; Kol. 2:9; 1
Kor. 12:3
Bagi kita, perkataan tentang kepenuhan Allah adalah kekayaan
Kristus, dan kekayaan Kristus menduduki manusia batiniah kita boleh jadi hanya
satu doktrin saja. Kita harus maju selangkah untuk bertanya, bagaimanakah
kekayaan Kristus dapat memenuhi kita secara riil. Kepenuhan ke-Allahan dan kekayaan
Kristus yang tidak terduga ini direalisasikan melalui Roh itu, dan di dalam Roh
itu. Lagi pula, Roh itu terwujud di dalam firman. Di satu pihak, dalam Efesus
3:8 dan 17, Paulus mengatakan tentang kekayaan Kristus dan Ia berumah di dalam
hati kita; di pihak lain, dalam Kolose 3:16, ia menyuruh kita membiarkan
perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Kata “dengan
limpahnya” berhubungan dengan kata “kekayaan”, dan kata “tinggal” berhubungan
dengan kata “berumah”. Kristus yang membawa kekayaan yang tidak terduga ini damba
berumah dalam hati kita. Kolose 3:16 mengacu kepada kekayaan dan tinggalnya
(berhuninya) perkataan Kristus di dalam kita.
Selain itu, menurut Efesus 3:19, bila Kristus berumah di dalam
hati kita, kita akan dipenuhi hingga menjadi seluruh kepenuhan Allah. Kita
berawal dari kepenuhan keAllahan, dan kini kembali lagi kepada kepenuhan ini. Kepenuhan
Allah yang berasal dari kekekalan telah menjadi kekayaan Kristus yang tidak
terduga. Sekarang, Kristus yang membawa kekayaan yang tidak terduga ini sedang
berumah di dalam hati kita, agar kita boleh dipenuhi hingga menjadi seluruh
kepenuhan ke-Allahan. Karena itu, di sini kita mempunyai suatu siklus yang lengkap:
berawal dari kepenuhan ke-Allahan, dan kembali lagi kepada
kepenuhan ini. Kita
memuji Tuhan, karena melalui Roh dan firman, kita dapat mengalami kekayaan Kristus
yang tidak terduga dan dipenuhi hingga menjadi seluruh kepenuhan Allah!
Dalam ekonomi Allah, Roh adalah pencapaian perampungan sempurna
dari Allah Tritunggal kepada manusia. Seperti telah kita ketahui,
ketika Roh itu datang kepada kita, Allah Tritunggal datang. Seiring dengan Roh itu
Allah mengaruniakan firman kepada kita. Di satu aspek, kita mempunyai Roh
sebagai pencapaian perampungan sempurna dari Allah Tritunggal; di aspek lain,
kita mempunyai firman sebagai wujud dari Roh. Kita tidak boleh memisahkan
firman dari Roh. Bagaimana hayat dan tubuh jasmani kita merupakan satu
kesatuan, satu organisme yang lengkap dan hidup, maka Roh dan firman juga satu
adanya. Sebagai manusia, kita harus memiliki tubuh yang terlihat dan terjamah,
dan hayat yang tidak terlihat dan tidak terjamah. Demikian pula, sebagai kaum
beriman, kita perlu firman dan Roh itu. Tambahan pula, sebagaimana tubuh kita
beroleh semangat dan kekuatan dari hayat yang tidak terlihat dalam tubuh kita,
demikian pula, Roh itulah yang membuat firman itu menjadi hidup dan berkhasiat.
Sebagai Roh almuhit, Allah Tritunggal beserta dengan kita. Kita
tidak perlu berpuasa dan berdoa untuk dapat menerima Roh itu, tetapi cukup
hanya dengan menyeru nama Tuhan Yesus. Dari pengalaman kita mengetahui, bila kita
berseru, “O, Tuhan Yesus,” kita sudah menerima Roh itu (1 Kor. 12:3). Kemudian,
Roh itu akan memalingkan kita kepada firman. Banyak di antara kita yang dapat
bersaksi, setiap kali kita menyeru nama Tuhan Yesus dengan iman dan kasih, kita
akan segera menerima Roh itu, dan dengan otomatis kita akan tertarik kepada
Alkitab. Ini menunjukkan bahwa Roh dan firman itu satu adanya. Ekonomi Allah tergantung
pada firman dan Roh. Kita harus memiliki kedua-duanya, dan tidak memisahkan
Mereka. Kita perlu firman sebagai tubuh dan Roh sebagai hayat.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 41
No comments:
Post a Comment