Pembacaan Alkitab: Ef. 2:6; 2 Ptr. 1:4
Dalam Kolose 3:18—4:1 Paulus memberikan pesan atau petunjuk
kepada para istri, para suami, anak-anak, bapak-bapak, hamba-hamba, dan tuan-tuan. Para istri harus tunduk kepada
suami mereka, para suami harus mengasihi istri mereka, anak-anak harus menaati
orang tua mereka, bapak-bapak tidak boleh menyakiti anak-anak mereka, para
hamba harus patuh kepada tuan mereka, dan para tuan harus adil dan jujur
terhadap hamba mereka. Namun, bagaimanakah seorang istri tunduk kepada
suaminya, atau seorang suami mengasihi istrinya? Cara satu-satunya untuk tunduk
dan mengasihi ialah berada di dalam nama Tuhan, menjadi satu dengan Tuhan.
Perhatikan bahwa Kolose 3:18—4:1 adalah kelanjutan langsung dari
perkataan Paulus dalam ayat 16 dan 17. Ini berarti, jika kita tidak di dalam
nama Tuhan Yesus, dan menjadi satu dengan Dia melalui dihuninya kita dengan perkataan
Kristus secara limpah, kita tidak mungkin tunduk dan mengasihi. Semua petunjuk yang
diberikan Paulus dalam bagian Surat Kolose ini tergenap “di dalam nama Tuhan
Yesus”. Jika seorang saudari berbaur dengan Tuhan dan bersatu dengan Dia, dengan
spontan ia akan tunduk kepada suaminya. Demikian pula, kalau seorang suami
berbaur dengan Tuhan, dengan otomatis ia akan mengasihi istrinya. Begitu juga, seorang
anak akan menghormati orang tuanya, seorang bapak akan tidak menyakiti
anak-anaknya, seorang hamba akan patuh kepada tuannnya, dan seorang tuan akan
adil dan jujur terhadap hambanya. Ini berarti seorang istri harus tunduk kepada
suaminya dalam nama Tuhan, dan seorang suami harus mengasihi istrinya juga di
dalam nama Tuhan. Selain itu, anak-anak harus menaati orang tua mereka, orang
tua harus memperhatikan anakanak mereka, hamba harus patuh kepada tuannya dan
tuan harus adil terhadap hambanya; semuanya di dalam nama Tuhan.
Sebagian besar orang Kristen hari ini telah diajarkan untuk hidup
menurut etika. Mereka mengabaikan Allah Tritunggal yang menyalurkan diri-Nya
sendiri ke dalam kaum beriman, dan membaurkan diri-Nya dengan mereka agar
mereka dapat memperhidupkan Dia. Bahkan ada beberapa yang malah menentang wahyu
ini. Mereka menuduh kita merendahkan Allah dan meninggikan manusia, memfitnah
kita mengajarkan panteisme dan evolusi menjadi Allah. Alangkah buta dan bebalnya
orang-orang itu! Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah berinkarnasi, bahkan Ia
merendahkan diri sedemikian rupa sehingga dilahirkan di palungan. Akhirnya,
setelah Kristus dipaku di atas salib, Ia dikuburkan dalam makam, bahkan turun
ke dalam alam maut untuk mempersiapkan jalan masuk ke dalam kita. Bukan kita
yang meninggikan manusia, tetapi Kristuslah yang meninggikan kita. Berdasarkan
Perjanjian Baru, ketika Ia dinaikkan, kita pun dinaikkan. Jika tidak, mana
mungkin kita duduk bersama-sama dengan Dia di surga (Ef. 2:6)? Banyak
sekali kebenaran ilahi yang diabaikan oleh orangorang Kristen hari ini, hal ini
sungguh menyedihkan. Namun, dalam rahmat-Nya, Tuhan telah memperlihatkan
kebenaran-kebenaran itu kepada kita. Kita telah nampak dalam Alkitab bahwa
Allah Tritunggal ingin masuk ke dalam kita, membaurkan diri-Nya dengan kita,
dan meninggikan kita ke surga, agar kita boleh hidup bersama-sama dengan Dia, dan
menjadi satu dengan Dia. Jika ini menjadi pengalaman kita, segala hal yang kita
lakukan pasti berada di dalam nama Tuhan Yesus. Alangkah bahagianya bila kita
nampak kebenaran yang ajaib ini! Kita perlu waktu sepanjang kekekalan untuk
mengetahui betapa kita telah diberkati oleh Tuhan dalam memahami hal ini. Oh, alangkah
bahagianya kita dapat melakukan segala hal dalam nama Allah Tritunggal! Kalau
seorang saudari tunduk kepada suaminya dalam nama Allah Tritunggal, maka
ketundukannya ini adalah ketundukan yang ajaib, ilahi, dan sama sekali berbeda
dengan ketundukan yang berasal dari ajaran etika. Ketundukannya bukan berasal
dari hayat insan alamiah, melainkan dari hayat ilahi yang telah tergarap ke
dalamnya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 42
No comments:
Post a Comment