Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:63; Why. 19:13
Kita akan merasa lebih sulit lagi untuk mendefinisikan Firman
daripada mendefinisikan Roh itu. Dalam Perjanjian Baru, Anak Allah disebut
Firman. Wahyu 19:13 mengatakan, “. . .
dan nama-Nya ialah: Firman Allah.” Dahulu kita pernah menunjukkan bahwa
Kristus sebagai Firman Allah berarti Dia adalah definisi, keterangan, dan
ekspresi Allah. Namun pengertian demikian kurang memadai. Kita harus maju
selangkah lagi, yaitu bahwa Perjanjian Baru juga menunjukkan Firman sebagai Roh
itu. Tuhan Yesus telah mengatakan, “Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Selain itu,
dalam Efesus 6:17, bahkan mengatakan bahwa Roh itu adalah firman. Jadi, Bapa, Anak,
Roh Kudus, Roh itu, dan firman bersatu dengan sangat misterius.
Dalam berita terdahulu telah kita tunjukkan Roh itu adalah
perampungan sempurna dari proses yang dialami Allah Tritunggal. Kita juga
menunjukkan bahwa firman adalah perwujudan dari pembicaraan Allah. Tetapi
mengapa firman itu adalah Roh itu dan Roh itu adalah firman? Saya akui bahwa
masalah ini sangat sukar dimengerti dan sangat sulit dijelaskan.
Untuk membantu pengertian kita, kita boleh memakai ilustrasi
menggores atau menyalakan korek api. Korek api terbuat dari fosfor, maka
sebatang korek api adalah perwujudan fosfor. Karena itu, korek api pada
hakikatnya adalah satu dengan fosfor. Ini berarti korek api ialah fosfor dan
fosfor ialah korek api. Jika ilustrasi ini kita terapkan pada Alkitab dan Roh
itu, kita dapat mengibaratkan Alkitab sebagai korek api dan Roh sebagai fosfor.
Tidak hanya demikian, karena korek api terbuat dari fosfor dan perwujudan
fosfor, maka kita dapat memanfaatkan fosfor dengan mudah dan praktis. Hari ini
Allah Tritunggal adalah Roh itu, dan Roh itu terwujud di dalam firman. Walau
kita sukar memegang Roh itu, tetapi kita dapat membawa Alkitab dengan mudah.
Bagaimana kita memiliki fosfor melalui korek api, demikian pula kita memiliki
Roh itu melalui Alkitab.
Namun, sekalipun firman adalah perwujudan Roh itu, banyak orang
Kristen yang tidak berkontak dengan firman melalui Roh itu. Walau mereka sangat
menyukai Alkitab, ketika mereka “menggores” firman, korek api ini tidak menyala. Jika kita ingin
menyalakan sebuah korek api, tidak cukup hanya mengasihi korek api itu. Kita
perlu menggores korek api itu dengan tepat. Seprinsip dengan itu, bila kita
ingin berkontak dengan Roh yang terwujud dalam firman, kita perlu “menggores”
“korek api” firman itu melalui melatih roh kita.
Kalau kita ingin “menggores” “korek api” firman, kita harus
melatih roh kita. Janganlah menggunakan pikiran atau emosi Anda untuk menggores
firman. Firman hanya akan menyala dalam pengalaman kita jika kita menggoresnya
di dalam roh kita. Inilah alasan perlunya kita melatih roh kita untuk berdoa
ketika kita membaca firman Allah, yakni mendoabacakan firman.
Meskipun saya telah melaksanakan berdoa sambil membaca firman,
tetapi saya belum lagi mengetahui bagaimana melatih roh. Dalam masalah ini saya
menerima bantuan dari Saudara Watchman Nee. Saudara Watchman Nee menekankan
pentingnya kita melatih roh. Ia mengatakan, ketika kita berbicara kepada
seseorang, terutama ketika kita menyampaikan berita, kita harus mendorong
keluar roh kita dengan memakainya. Ia menunjukkan, jika kita berbicara kepada
orang dengan bagian-bagian lain dari diri kita, kita akan menjamah bagian yang
sama dari orang tersebut. Sebagai contoh, jika kita memakai pikiran kita, kita
akan menjamah pikiran orang lain. Jika kita berbicara dari emosi, kita akan
menjamah emosi orang lain. Saudara Watchman Nee berkata, jika kita ingin
menjamah roh orang, kata Saudara Nee, kita harus menggunakan roh kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment