Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:16; Yoh. 6:63
Meskipun memperhidupkan Kristus merupakan hal yang rahasia,
tetapi hal itu tidak rahasia sedemikian rupa sehingga kita tidak dapat
memahaminya sama sekali. Kelak kita akan tahu bahwa memperhidupkan Kristus erat
sekali hubungannya dengan kekayaan Kristus yang terwujud dalam suplai yang limpah
lengkap dari Roh itu, dan suplai yang limpah lengkap dari Roh yang terwujud
dalam firman Allah yang kaya. Alkitab bukan hanya firman Allah, tetapi juga pembicaraan
dan nafas Allah. Dalam 2 Timotius 3:16 Paulus berkata bahwa Alkitab adalah hembusan Allah (Tl.). Melalui
pembicaraan dan nafas Allah inilah banyak hal yang ajaib diwahyukan.
Puji Tuhan, di tangan kita, orang-orang Kristen, ada Alkitab; di
dalam roh dan hati kita ada Roh Kudus. Sekarang kita perlu melihat apakah Roh Kudus
dan apakah Alkitab.
Bila orang Kristen ditanya tentang Roh Kudus, mereka selalu
menjawab: Roh Kudus adalah persona yang ketiga dari ke-Allahan. Mereka
menunjukkan bahwa ke-Allahan terdiri atas tiga persona: Bapa, Anak, dan Roh
Kudus. Meskipun tidak salah mengatakan bahwa Roh Kudus adalah persona ketiga
dari ke-Allahan, tetapi pengertian demikian tidaklah cukup. Kita wajib nampak,
Bapa dan Anak sepenuhnya terwujud dalam persona ketiga dari ke-Allahan, yakni
Roh Kudus. Ini berarti kita tidak dapat memisahkan Roh Kudus dari Anak atau
Bapa.
Ketiga persona dari ke-Allahan ini bukan hanya serentak ada,
juga saling huni. Karenanya, hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh tidak saja
serentak ada bahkan saling huni. Allah adalah tritunggal, Dialah tiga juga satu.
Serentak ada berarti ada secara bersamaan. Saling huni jauh lebih sulit
didefinisikan atau dipahami. Dipakai untuk Allah Tritunggal, istilah ini berarti
Bapa, Anak, dan Roh Kudus berada dan hidup di dalam satu sama lain. Alkitab
menunjukkan dengan jelas, ketika Anak datang, Bapa datang bersama Anak; demikian
pula ketika Roh datang, Anak dan Bapa datang bersama-Nya. Selain itu, ketika
Anak datang, Bapa bukan datang bersama-sama di luar Anak, melainkan datang
bersama-sama di dalam Anak secara subyektif.
Dalam Perjanjian Baru kita nampak bahwa Roh dan firman adalah
satu. Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Kita tidak boleh
memisahkan Roh Kudus yang ada dalam batin kita dengan Alkitab yang ada dalam
tangan kita. Keduanya adalah satu realitas ilahi. Di luar Roh Kudus, Alkitab
akan menjadi hampa, dan tidak memiliki realitas sama sekali. Realitas Alkitab
adalah Roh Kudus. Namun, kalau kita tidak mempunyai Alkitab, kita tidak akan memiliki
perwujudan Roh Kudus. Di luar firman, tidak ada perwujudan Roh. Di satu aspek,
Alkitab adalah perwujudan Roh itu; di aspek lain, Roh itu adalah realitas
Alkitab. Kita selamanya tidak boleh memisahkan keduanya.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena kedua pemberian yang indah
ini: Roh Kudus yang di dalam dan Alkitab yang di luar. Kita telah nampak bahwa
Roh Kudus adalah Allah Tritunggal yang mencapai kita secara penuh. Ketika Roh
Kudus mencapai kita, Allah Tritunggal beserta dengan kita. Namun, karena Roh itu
abstrak lagi rahasia, maka kita perlu mengetahui bahwa Roh itu terwujud di
dalam firman. Jika kita sekarang ingin memperhidupkan Kristus, kita perlu
mengalami Roh yang di dalam, dan menikmati firman yang di luar. Dalam
pengalaman kita, Roh dan firman harus bersatu. Tiap kali kita membaca Alkitab,
kita juga harus berdoa, itulah mendoabacakan firman Tuhan. Dengan mendoabacakan
firman Tuhan, kita melatih roh kita untuk berkontak dengan Roh Kudus. Dengan
demikian, kita menggabungkan Roh Kudus dengan Alkitab. Hasilnya, dalam
pengalaman kita, Roh dan firman akan menjadi semacam kenikmatan, dan kenikmatan
ini tidak lain ialah Allah Tritunggal.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 38
No comments:
Post a Comment