Pembacaan Alkitab: Yoh. 15:4; Gal. 2:19-20;
4:19
Menurut ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru,
sasaran kehidupan orang Kristen ialah memperhidupkan Kristus. Semasih muda,
saya diajarkan bahwa pemikiran utama Alkitab berkaitan dengan Kristus. Hanya
mengatakan Kristus adalah pemikiran utama Alkitab itu sangat obyektif. Dalam
pengalaman kita Kristus seharusnya sangat subyektif bagi kita. Misalnya, Tuhan Yesus berkata,
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu” (Yoh. 15:4). Ungkapan ini sederhana tetapi maknanya dalam. Ditinjau
dari segi manusia, mustahil ada orang yang tinggal di dalam orang lain. Namun,
tidaklah mustahil bagi hayat insani tinggal di dalam hayat ilahi, dan hayat
ilahi tinggal di dalam hayat insani. Ini berarti Allah dapat tinggal atau
berhuni di dalam kita, dan kita dapat berhuni di dalam Allah.
Dalam Galatia 2:19b-20 Paulus berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Mengatakan
Kristus hidup di dalam kita itu lebih hebat daripada mengatakan Dia tinggal di
dalam kita. Ketika saya mengunjungi suatu tempat, saya mungkin tinggal di rumah
seorang saudara, tetapi saya tidak dapat mengatakan saya hidup di situ. Saya
hanya untuk sementara waktu tinggal di sana dengan batasan tertentu. Tetapi,
bila saya pulang ke rumah sendiri, saya dapat hidup di sana. Hidup di suatu
tempat berarti menikmati kebebasan yang penuh. Apakah Anda tinggal di rumah
Anda, atau hidup di sana? Sudah tentu Anda akan menjawab bahwa Anda hidup di rumah
Anda. Tetapi Anda tidak dapat berkata bahwa Anda hidup di sebuah motel.
Mengatakan Kristus hidup di dalam kita berarti Dia mempunyai kebebasan
berbicara, bertindak, dan bergerak di dalam kita, Dia dapat melakukan apa saja
yang Dia kehendaki di dalam kita; sebab Dia telah menebus kita, dan menjadikan
kita tempat kediaman-Nya.
Berdasarkan Efesus 3, Paulus berdoa supaya Bapa menguatkan kita
dengan Roh dalam manusia batiniah kita, agar Kristus dapat berumah di dalam
hati kita. Pertama-tama
Kristus tinggal di dalam kita, kemudian Dia hidup
di dalam kita, dan selanjutnya Dia menetap, berumah di dalam seluruh manusia
batiniah kita. Di satu aspek, Kristus hidup di dalam roh kita, tetapi di aspek
lain, mungkin kita tidak memberi-Nya banyak ruang untuk hidup dalam pikiran,
tekad, atau emosi kita. Dari pengalaman kita tahu, kadangkala kita mengekang
atau membatasi Kristus di dalam roh kita. Ketika Dia mencoba menyebar dari roh kita
ke dalam emosi kita, mungkin kita tidak mengizinkan Dia berbuat demikian.
Sebagai contoh, seorang saudara mungkin berdoa pada pagi hari, menikmati Tuhan,
dan mengatakan, “Haleluya, Tuhan Yesus hidup di dalam rohku!” Tetapi tidak lama
berselang, ia tergoda untuk melakukan suatu hal. Sekalipun Tuhan yang hidup
dalam rohnya tidak setuju, saudara yang hidup menurut emosi itu tetap melakukan
hal itu. Dia beralasan dengan Tuhan, mencoba untuk membujuk Tuhan tetap tinggal
dalam rohnya sambil memberinya kebebasan untuk hidup menurut emosinya. Bahkan
ia berjanji, besok ia akan memberi Tuhan kebebasan untuk menyebar ke dalam
emosinya. Tetapi, esoknya ia memungkiri janjinya. Jadi, Tuhan tidak diberi
kebebasan untuk berumah dalam emosi saudara tersebut.
Karena kita tidak mudah memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk
berumah di dalam hati kita, maka Paulus merasa perlu berdoa supaya Bapa
menguatkan kita dalam manusia batiniah kita oleh Roh itu, supaya Kristus dapat
berumah di dalam hati kita. Menurut Alkitab, hati terdiri atas pikiran, tekad,
emosi, dan hati nurani. Hati mengelilingi roh dan mencakup lebih besar daripada
roh. Ketika kita menerima Tuhan Yesus, Dia masuk ke dalam roh kita, dan kini Dia
hidup di dalam roh ini. Pada mulanya, kita bahkan tidak memberikan kebebasan
kepada Tuhan untuk hidup di dalam roh kita. Kita hanya mengizinkan Dia tinggal di
situ. Tetapi lambat laun kita memberi-Nya kesempatan untuk hidup dalam roh kita.
Namun, kita tetap tidak mau memberi-Nya jalan masuk yang leluasa ke dalam
manusia batiniah kita. Itulah sebabnya manusia batiniah kita, roh kita yang dilahirkan
kembali perlu dikuatkan. Kemudian, Kristus dapat berumah dalam hati kita. Dia tidak
hanya tinggal di dalam kita dan hidup di dalam kita, melainkan menyebar ke
dalam setiap bagian dari manusia batiniah kita dan menetap di situ.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 39
No comments:
Post a Comment