Pembacaan Alkitab: Flp. 4:13; Yoh. 14:13-14
Dalam Kolose 3:17 Paulus menyuruh kita melakukan segala sesuatu
dalam nama Tuhan Yesus. Dalam Filipi 4:13 ia bersaksi, “Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.” Untuk mengerti arti “dapat menanggung segala hal di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku” agak mudah, tetapi untuk mengerti arti “melakukan
segala sesuatu di dalam nama Tuhan” agak sukar. Nama tentu menunjukkan persona.
Ketika kita menyebut atau memanggil nama seseorang, orang itu akan menjawab.
Jadi, nama menunjukkan personanya. Tanpa personanya, nama akan hampa dan tidak
berarti. Karena nama menunjukkan personanya, maka melakukan segala hal di dalam
nama Tuhan pasti berarti melakukan segala hal di dalam persona-Nya.
Kebanyakan orang Kristen pasti menambahkan perkataan “dalam nama
Tuhan Yesus, amin” pada akhir doa mereka. Mereka memakai nama Tuhan seperti
meterai, stempel, atau tanda tangan untuk mengabsahkan doa mereka. Akan tetapi,
menurut Alkitab, makna berdoa dalam nama Tuhan bukanlah demikian. Dalam Yohanes
15:16 Tuhan berkata, “Apa yang kamu minta
kepada Bapa dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu.” Di sini Tuhan berbicara
tentang meminta kepada Bapa dalam nama Tuhan. Yohanes 14:13-14 mengatakan, “Dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya, supaya Bapa dimuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta
sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Kalau kita meminta
sesuatu kepada Bapa dalam nama Anak, boleh jadi permintaan kita memakai nama
Anak sebagai tanda tangan pengabsahan. Tetapi, bila kita meminta sesuatu
langsung kepada Anak, tentu kita tidak dapat memakai nama Tuhan secara demikian.
Berdasarkan kebenaran dasar yang diwahyukan dalam Yohanes 14 dan 15, dalam nama
Tuhan berarti bersatu dengan Tuhan, hidup oleh Tuhan, dan membiarkan Tuhan
hidup dalam kita. Tuhan datang dalam nama Bapa dan melakukan segala hal dalam
nama Bapa (Yoh. 5:43; 10:25). Ini berarti Dia bersatu dengan Bapa (Yoh. 10:30) dan
hidup oleh Bapa (Yoh. 6:57), dan Bapa bekerja di dalam Dia (Yoh. 14:10). Dalam
keempat kitab Injil, selaku ekspresi Bapa, Tuhan melakukan segala hal dalam
nama Bapa. Dalam Kitab Kisah Para Rasul, para murid sebagai ekspresi Tuhan
bahkan melakukan hal yang lebih besar (Yoh. 14:12) dalam nama-Nya. Karena itu, dalam
nama Tuhan berarti bersatu dengan Dia secara hakiki.
Kebanyakan orang Kristen tidak mengetahui bahwa sebagai kaum
beriman kita harus mengalami Kristus secara subyektif. Alkitab mewahyukan bahwa
kehendak dan keinginan Allah ialah menggarapkan Kristus ke dalam kita.
Apakah yang bisa lebih subyektif daripada digarapkannya Kristus ke dalam kita?
Ketika Paulus mengatakan Kristus berumah di dalam kita, perkara inilah yang ia
maksudkan (Ef. 3:17). Sebagai persona yang alwasi, almuhit, dan yang diurapi
Allah, Kristus tidak saja ingin tinggal di dalam kita, tetapi juga berumah di
dalam kita. Ini benarbenar merupakan perkara yang subyektif. Kata dasar Yunani
yang diterjemahkan “tinggal” dalam Efesus 3:17 sama dengan “rumah”. Mengatakan
Kristus tinggal di dalam kita saja tidak cukup, karena itu tidak dapat
mengungkapkan arti sepenuhnya dari istilah Yunani tersebut. Kita harus berkata bahwa
Kristus ingin “berumah”, “bersemayam” di dalam kita. Pengalaman atas Kristus
berumah di dalam kita sungguh sangat subyektif. Namun demikian, pada umumnya,
pengalaman ini telah diabaikan oleh orang-orang Kristen dewasa ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 42
No comments:
Post a Comment