Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-21; Rm. 12:2
Sebagai orang Kristen, ukuran Kristus yang ada dalam batin kita masing-masing
tidak sama. Ada orang yang memberi Kristus kedudukan yang lebih banyak, ada juga
yang memberi-Nya ruang yang sempit untuk Dia bertumbuh di dalamnya. Tidak diragukan,
ukuran Kristus dalam Paulus memang penuh. Ini berarti Kristus telah terbentuk
sepenuhnya di dalam dirinya. Dalam Filipi 1:21 Paulus bahkan dapat mengumumkan,
“Bagiku hidup adalah Kristus.” Kristus
telah tergarap ke dalam Paulus dan telah benar-benar menjadi susunannya. Karena
itu, Paulus adalah orang yang seluruhnya tersusun dari Kristus. Itulah sebabnya
ia dapat berkata bahwa baginya hidup adalah Kristus.
Dalam Roma 12:2 Paulus menasihati kita jangan menjadi serupa
dengan zaman ini, sebaliknya perlu berubah oleh pembaruan pikiran. Diserupakan
dengan zaman ini berarti lahiriah kita serupa dengan gaya, model, atau arus
zaman ini. Berubah (transformasi) berarti diperbarui secara organik dan batiniah.
Ada sementara orang memfitnah kita, menuduh kita membengkokkan pikiran orang.
Kita sama sekali menyangkal tuduhan yang palsu itu. Dengan anugerah Tuhan kita
berusaha melayankan sesuatu yang ilahi dan rohani, yang dapat mengubah pikiran
seseorang. Membengkokkan pikiran adalah akibat dari pengaruh luar atas pikiran
seseorang, tetapi pembaruan pikiran mengandung transformasi dalam hayat yang batiniah,
organik, dan metabolis. Dengan otomatis pikiran kita akan diperbarui dan
ditransformasi. Hal ini terjadi karena adanya unsur baru yang ditambahkan ke dalam
diri kita untuk mengikis unsur usang dan menggantikannya. Inilah transformasi.
Dari hari ke hari dan dari sidang ke sidang, ada sesuatu yang ilahi, rohani,
kudus, dan surgawi terinfus ke dalam kita. Unsur ini adalah Kristus dengan
kekayaan-Nya yang tidak terduga. Ketika kekayaan Kristus terinfus ke dalam
kita, kekayaan itu akan menjadi unsur baru di batin kita, yang mengikis
keusangan dan menghasilkan perubahan metabolis yang hakiki dan batiniah.
Semakin diubah, kita semakin memberi ruang kepada Kristus
untuk menetap di dalam kita. Pada hakikatnya proses transformasi adalah proses
diduduki dan dimilikinya kita oleh Kristus. Transformasi pikiran kita berarti
Kristus telah memilikinya dan menjenuhinya dengan diri-Nya sendiri. Demikian
pula, bila emosi dan tekad kita dijenuhi dengan Kristus, Dia akan menjadi
susunan dari bagian-bagian batiniah kita tersebut. Dengan jalan demikianlah
Kristus menjadi subyektif bagi kita.
Jika kita ingin memperhidupkan Kristus, kita harus memahami
bahwa Dia tidak saja obyektif, tetapi juga subyektif. Sebagai Allah yang Mahakuasa,
Tuhan atas segalagalanya, persona yang telah naik ke surga, dan yang telah
bertakhta serta dimahkotai dengan kemuliaan, Kristus bersifat obyektif. Kita
tidak boleh meragukan hal ini. Tetapi Kristus juga subyektif. Dia tinggal di
dalam kita, Dia hidup di dalam kita, Dia berusaha menetap dalam kita, dan Dia
juga sedang bekerja untuk menjenuhi seluruh diri kita dengan diri-Nya sendiri.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 39
No comments:
Post a Comment