Hitstat

20 January 2014

Filipi - Minggu 22 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:5-16


Kitab Filipi adalah sejilid kitab mengenai pengalaman atas Kristus. Jika kita ingin mengalami dan memperhidupkan Kristus, haruslah kita mengenal Dia sebagai teladan kita. Dalam Filipi 2:5-11 Paulus menampilkan Kristus sebagai teladan kita. Kita harus mempunyai kesan yang dalam akan teladan ini, bahkan membiarkan teladan ini terinfus ke dalam kita.

Kristus itu ajaib sekali, Dia benar-benar almuhit. Dalam Kitab Kolose kita nampak bahwa Kristus itu almuhit juga alwasi. Kristus yang almuhit ini tidak lain ialah Allah sendiri. Tetapi, sekalipun Ia setara dengan Allah, Ia “mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Flp. 2:7). Ia tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Sebaliknya, Ia mengesampingkan kesetaraan ini dan mengosongkan diri-Nya sendiri. Namun, ini tidak berarti Kristus bukan Allah lagi, ini hanya berarti Ia meninggalkan ekspresi lahiriah Allah. Walau Ia hidup dalam bentuk Allah, tetapi ia mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, memiliki corak manusia. Akibatnya, Ia memiliki penampilan manusia yang menggantikan ekspresi Allah. Di satu pihak, Kristus asalnya memiliki rupa Allah, namun Ia mengosongkan diriNya sendiri. Di pihak lain, Ia didapati dalam corak manusia, lalu merendahkan diri-Nya sendiri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Selaku Juruselamat, Kristus memiliki sifat ilahi dan insani; Ia mengosongkan diri dan merendahkan diri. Jadi, berdasarkan ayat 6 hingga 8, kita boleh menyebut Dia sebagai Kristus yang mengosongkan diri dan merendahkan diri.

Filipi 2:9 mengatakan, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah datang meninggikan Kristus. Peninggian Kristus tidak hanya berarti Dia diangkat dari bagian bumi yang terendah ke langit tingkat ketiga, juga berarti Ia dengan cara yang mulia dibawa kembali bersama sifat insani-Nya ke rupa Allah. Sebelum inkarnasi-Nya, Kristus tidak mempunyai sifat insani. Tetapi melalui inkarnasi, Ia mengenakan sifat insani. Kemudian, Ia membawa sifat insani ini ke atas salib, dan menumpahkan darah-Nya bagi penebusan kita. Setelah kebangkitan-Nya, Ia diangkat ke surga, dan dengan sifat insani-Nya Ia dibawa kembali ke rupa Allah dalam kemuliaan. Sekarang Ia adalah teladan kita. Teladan kehidupan orang Kristen ialah Juruselamat, manusia-Allah yang mengosongkan dan merendahkan diri-Nya sendiri, dan yang telah ditinggikan serta dimuliakan oleh Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 43

No comments: