Pembacaan Alkitab: Flp. 2:5-16
Kitab Filipi adalah sejilid kitab mengenai pengalaman atas
Kristus. Jika kita ingin mengalami dan memperhidupkan Kristus, haruslah kita
mengenal Dia sebagai teladan kita. Dalam Filipi 2:5-11 Paulus menampilkan
Kristus sebagai teladan kita. Kita harus mempunyai kesan yang dalam akan
teladan ini, bahkan membiarkan teladan ini terinfus ke dalam kita.
Kristus itu ajaib sekali, Dia benar-benar almuhit. Dalam Kitab
Kolose kita nampak bahwa Kristus itu almuhit juga alwasi. Kristus yang almuhit
ini tidak lain ialah Allah sendiri. Tetapi, sekalipun Ia setara dengan Allah,
Ia “mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Flp. 2:7).
Ia tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai sesuatu yang harus
dipertahankan. Sebaliknya, Ia mengesampingkan kesetaraan ini dan mengosongkan
diri-Nya sendiri. Namun, ini tidak berarti Kristus bukan Allah lagi, ini hanya
berarti Ia meninggalkan ekspresi lahiriah Allah. Walau Ia hidup dalam bentuk
Allah, tetapi ia mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia,
memiliki corak manusia. Akibatnya, Ia memiliki penampilan manusia yang
menggantikan ekspresi Allah. Di satu pihak, Kristus asalnya memiliki rupa
Allah, namun Ia mengosongkan diriNya sendiri. Di pihak lain, Ia didapati dalam
corak manusia, lalu merendahkan diri-Nya sendiri dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. Selaku Juruselamat, Kristus memiliki sifat ilahi dan
insani; Ia mengosongkan diri dan merendahkan diri. Jadi, berdasarkan ayat 6
hingga 8, kita boleh menyebut Dia sebagai Kristus yang mengosongkan diri dan
merendahkan diri.
Filipi 2:9 mengatakan, “Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah datang meninggikan Kristus.
Peninggian Kristus tidak hanya berarti Dia diangkat dari bagian bumi yang
terendah ke langit tingkat ketiga, juga berarti Ia dengan cara yang mulia
dibawa kembali bersama sifat insani-Nya ke rupa Allah. Sebelum inkarnasi-Nya,
Kristus tidak mempunyai sifat insani. Tetapi melalui inkarnasi, Ia mengenakan
sifat insani. Kemudian, Ia membawa sifat insani ini ke atas salib, dan menumpahkan
darah-Nya bagi penebusan kita. Setelah kebangkitan-Nya, Ia diangkat ke surga,
dan dengan sifat insani-Nya Ia dibawa kembali ke rupa Allah dalam kemuliaan.
Sekarang Ia adalah teladan kita. Teladan kehidupan orang Kristen ialah
Juruselamat, manusia-Allah yang mengosongkan dan merendahkan diri-Nya sendiri,
dan yang telah ditinggikan serta dimuliakan oleh Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 43
No comments:
Post a Comment