Hitstat

13 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Rabu

Kesaksian Petrus
Kisah Para Rasul 15:7, 11
“Hai Saudara-saudara, kamu tahu bahwa sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraanku bangsa-bangsa lain mendengarkan berita Injil dan menjadi percaya…. Sebaliknya kita percaya bahwa melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan diselamatkan sama seperti mereka juga.”

Ayat Bacaan: Kis. 15:7-11; Mrk. 7:1-23; Gal. 5:1; Rm. 3:24; Ef. 2:8

Ketika terjadi pembicaraan yang cukup lama dalam persidangan antara para rasul dengan para penatua gereja di Yerusalem, Petrus berdiri dan memberikan kesaksian. Ia menyinggung tentang Allah yang menyucikan hati manusia oleh iman. Kesaksian ini menyatakan bahwa Allah tidak mempedulikan ketetapan-ketetapan hukum lahiriah yang tidak dapat membersihkan batin manusia. Allah memperhatikan pembasuhan hati manusia yang di dalam. Ini sesuai dengan penekanan Tuhan dalam Markus 7:1-23. Penyucian hati manusia ini hanya dapat dirampungkan oleh Roh Kudus dengan hayat ilahi, bukan dengan ketetapan huruf-huruf mati yang di luar.
Kemudian Petrus melanjutkan, “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu gandar yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” (Kis. 15:10). Gandar (kuk) ini mengacu kepada kuk hukum Taurat, yang merupakan belenggu perhambaan (Gal. 5:1). Kuk perhambaan dalam Galatia 5:1 ini adalah ikatan hukum Taurat, yang membuat pemelihara hukum Taurat menjadi hamba di bawah ikatan kuk. Menuntut orang memelihara hukum perhambaan tidak hanya memperbudak orang, tetapi juga mencobai Allah.
Hari ini Allah tidak dapat dan tidak ingin menyuruh manusia memelihara hukum huruf-huruf yang mati. Allah mendambakan agar setiap orang diselamatkan melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus. Dan inilah yang menjadi kesaksian Petrus (Kis. 15:11). Anugerah (kasih karunia) ini mencakup Persona Tuhan dan pekerjaan penebusan-Nya (Rm. 3:24). Petrus dan kaum beriman Yahudi diselamatkan karena kasih karunia ini, bukan karena memelihara hukum Musa. Inilah kesaksian Petrus.
Menurut kitab Efesus, keselamatan adalah transmisi Allah ke dalam kita sebagai anugerah (Ef. 2:8). Ia perlu melalui proses inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Dengan melalui proses-proses itu, sekarang Ia dapat mentransmisikan diri-Nya ke dalam kita, menjadi anugerah yang menyelamatkan bagi kita dalam pengalaman kita. Anugerah ini bukan hanya anugerah yang menakjubkan; anugerah ini adalah anugerah yang berlimpah-limpah.

No comments: